Anak Agung Gde Arjana
Laboratorium Farmasi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman, Denpasar, Bali

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Studi Histopatologi Hepar Tikus Putih yang Diinduksi Aspirin Pasca Pemberian Madu Per Oral Helena Sibarani, Nesia Masniari; Berata, I Ketut; Arjana, Anak Agung Gede
Indonesia Medicus Veterinus Vol 2 (5) 2013
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.174 KB)

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui histopatologi hepar tikus putih (Rattus novergicus) yang diinduksi aspirin pasca diberi madu secara oral. Penelitian menggunakan tikus putih Wistar jantan, umur 2 bulan, berat badan rerata 200 gram. Sebanyak 24 ekor tikus dibagi dalam 4 kelompok, dengan perlakuan control: diberi aquadest peroral l ml/200gram BB, perlakuan 1, 2 dan 3 diberi madu masing- masing l ml/200gram BB. 2 m1/200gram, 3 ml/200gram BB tikus. Pemberian madu per oral selama 7 hari dan pada hari ke-7 seluruh tikus diberi aspirin masing-masing dosis 150 mg/ekor, Pada hari ke-8, seluruh tikus dinekropsi dan organ hepar diambil untuk selanjutnya dibuat preparat histologi dengan metode blok parafin dan pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE). Pengamatan preparat dilakukan dalam 5 lapang pandang mikroskopik meliputi adanya kongesti, peradangan, hemoragi dan nekrosis. Data hasil pemeriksaan dianalisis dengan uji statistik non parametric Kruskal Wallis. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan lesi kongesti dan peradangan antara kontrol dengan perlakuan 1, 2 dan 3. Tidak ada perbedaan lesi yang signifikan antara perlakuan 1, 2 dan 3. Kesimpulannya adalah ada peran madu sebagai barier pada mukosa lambung dan usus terhadap efek samping aspirin sebagai zat hepatotoksik.
Madu Berefek Protektif Terhadap Infiltrasi Sel Radang dan Perdarahan Ginjal Akibat Induksi Aspirin Ndagu, Lusiana Flora; Berata, I Ketut; Gde Arjana, Anak Agung
Indonesia Medicus Veterinus Vol 2 (1) 2013
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.294 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian madu terhadap histopatologi ginjal tikus putih yang diinduksi aspirin. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Penelitian bersifat eksperimental laboratorik dengan sampel yang digunakan berupa 24 ekor tikus putih jantan dengan berat rata- rata 180- 200 gram, yang dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan dan 6 kali ulangan. Semua tikus putih diberi perlakuan dimana Kelompok Kontrol (KK) diberi aquades, Kelompok Perlakuan 1 (KP 1) diberi madu dosis 1 cc, Kelompok Perlakuan 2 (KP 2) diberi madu 2 cc, Kelompok Perlakuan 3 (KP 3) diberi madu 3 cc secara peroral selama tujuh hari, pada hari ke enam dan tujuh diberi aspirin pada semua kelompok perlakuan dengan dosis 150 mg/kg BB tikus putih. Pada hari ke delapan tikus putih dikorbankan dengan cara euthanasia dengan menggunakan ether, kemudian organ ginjal diambil untuk selanjutnya dibuat preparat histologi dengan metode perwarnaan Harris Hematoksilin dan Eosin (HE). Gambaran histopatologi ginjal yang diamati dan dinilai berdasarkan kerusakan histologi berupa kongesti, infiltrasi sel radang pendarahan, dan nekrosis. Hasil ditentukan dengan skoring kemudian dilanjutkan dengan analisis statistik non parametrik Kruskall Wallis dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Hasil dari uji Kruskall Wallis menunjukkan pemberian berbagai dosis madu berpengaruh nyata (P 0,05) terhadap infiltrasi sel radang dan perdarahan. Hasil uji Mann-Whitney perbedaan pemberian dosis madu antara KK dengan KP 2, KK dengan KP 3, KP 1 dengan KP 3 berpengaruh sangat nyata ( 0,01) terhadap infiltrasi sel radang dan perdarahan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa madu terbukti memiliki efek protektif dalam mencegah infiltrasi sel radang dan pendarahan sel ginjal yang diinduksi aspirin.
Pemberian Efective Microorganism (Em4®) terhadap Gambaran Histopatologi Hati Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Betina ENDRA KUSUMA, I GEDE; BERATA, I KETUT; GDE ARJANA, ANAK AGUNG
Indonesia Medicus Veterinus Vol 1 (5) 2012
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.814 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang “Pengaruh Pemberian Effective Microorganism 4 (EM4®) Terhadap Gambaran Histopatologis Hati Tikus Putih (Rattus norvegicus) Betina” yang bertujuan untuk mengetahui efek farmakodinamik dari probiotik EM4® dengan dosis dan interval pemberian waktu tertentu serta dengan melihat pengaruhnya pada gambaran histopatologi hati tikus putih (Rattus norvegicus).Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL), dengan menggunakan sampel berupa 25 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) betina yang betumur tiga bulan dengan berat badan rata-rata 200 gram yang dibagi kedalam lima kelompok perlakuan (K1, K2, K3, K4, K5) dengan lima kali pengulangan dan interval waktu pemberian selama 21 hari. Sebelum diberikan perlakuan tikus putih (Rattus norvegicus) diadaptasikan selama 7 hari. Kelompok K1 tanpa perlakuan Effective Microorganism (EM4®), kelompok K2 diberikan perlakuan Effective Microorganism (EM4®) dengan dosis 0,25 ml/ekor/hari, kelompok K3 diberikan perlakuan Effective Microorganism (EM4®) dengan dosis 0,5 ml/ekor/hari, kelompok K4 diberikan perlakuan Effective Microorganism (EM4®) dengan dosis 1/ekor/hari, kelompok K5 diberikan perlakuan Effective Microorganism (EM4®) dengan dosis 2 ml/ekor/hari. Pemberian probiotik EM4® dilakukan peroral dengan sonde khusus yang dilakukan pada hari ke 8, setelah diberikan perlakuan selama 21 hari hewan dieuthanasia menggunakan dietil eter kemudain di nekropsi untuk diambil organ hati untuk pembuatan preparat histopatologi dengan pewarnaan Harri Hematoxylin-Eosin, kemudian diperiksa dibawah mikroskop dnegan pembesaran 100x.Hasil pemeriksaan histopatologi hati dianalisis secara deskriptif. Hasil analisis berasarkan data pengamatan didapat bahwa tidak ditemukannya degenerasi hidrofik, degenerasi melemak dan nekrosis pada kelompok ytang diberikan perlakuan probiotik
Prevalensi Nematoda Gastrointestinal pada Gajah Sumatera di Bakas Elephant Tour dan Taro Elephant Safari Park Suandhika, Putu; Dwinata, I Made; Arjana, Anak Agung Gde
Indonesia Medicus Veterinus Vol 6 (3) 2017
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.024 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang infeksi cacing nematoda gastrointestinal pada gajah sumatera.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensidan intensitas infeksinematoda gastrointestinal padagajah sumatera di Bakas Elephant Tour dan Taro Elephant Safari Park, Bali. Sampel feses yang digunakan sebanyak 39 yang terdiri dari 8 sampel dari Bakas Elephant Tour dan 31 sampel dari Taro Elephant Safari Park. Pemeriksaan telur cacing dilakukan menggunakan metode konsentrasi apung dengan NaCl jenuh sebagai larutan pengapungnya. Parameter yang diamati adalah morfologi telur cacing. Intensitas infeksi dihitung dengan metode Mc.Master. Hasil penelitian disajikan secara deskriptif dan menunjukkan bahwa prevalensi infeksi nematoda gastrointestinal pada gajah sumatera di Bakas Elephant Tour dan Taro Elephant Safari Park adalah 12,82%. Berdasarkan lokasinya, prevalensi di Bakas adalah 0% dan di Taro Elephant Safari Park adalah 16,13% dengan intensitas infeksi 100 – 200 telur/gram feses.
Dampak Minyak Rajas yang Diberikan Secara Oral Terhadap Histopatologi Hati dan Aktivitas Aminotransferase Ayam Kampung Jantan Teja, Putu Tessa Hariys Septianda; Arjana, Anak Agung Gde; Setiasih, Ni Luh Eka; Merdana, I Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 10 (2) 2021
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2021.10.2.233

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran histopatologi hati dan aktivitas aminotransferase ayam kampung yang diberikan minyak rajas secara oral. Penelitian ini menggunakan sampel ayam kampung jantan fase grower umur 8 minggu dengan berat 500 – 800 g sebanyak 24 ekor. Hewan coba dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan yaitu P0, P1, P2 dan P3 dengan tiap perlakuan terdiri dari 6 ekor hewan coba. Aklimatisasi terhadap semua hewan coba dilakukan selama 1 minggu dengan pemberian pakan ayam komersial dan air minum secara adlibitum terhadap semua kelompok. Selanjutnya minggu ke-2 sampai minggu ke-8, hewan coba dalam kelompok P1, P2 dan P3 diberikan minyak rajas sesuai dosis yang dicampur dengan pakan ayam komersial secara oral, sedangkan kelompok P0 diberikan placebo. Pemeriksaan kadar AST ALT dan pembuatan preparat histopatologi hati dilakukan pada minggu ke-5. Organ hati diambil secukupnya dan dimasukan ke dalam pot yang telah diisi dengan Neutral Buffer Formalin 10% untuk dibuat preparat histopatologi dengan pewarnaan Hematoxyilin-Eosin (HE). Variabel yang diamati dari sediaan histopatologi berupa nekrosis dan infiltrasi sel radang, kongesti dan degenerasi melemak. Data pemeriksaan sediaan histopatologi di analisis dengan uji statistik non parametrik Kruskal-Wallis dan uji Mann-Whitney, sedangkan data kadar AST dan ALT dianalisis dengan uji sidik ragam dan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukan ditemukan adanya perubahan histapotologi hati serta kadar AST dan ALT ayam kampung jantan.
Kadar Logam Berat Timbal dan Zat Besi Serta Hubungannya Dalam Darah Kambing yang Dipotong di Kota Denpasar Pangesti, Thiara A.; Berata, I Ketut; Arjana, Anak Agung Gde
Indonesia Medicus Veterinus Vol 9 (6) 2020
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2020.9.6.879

Abstract

Daging kambing merupakan sumber protein hewani yang penting untuk diperhatikan guna menjamin keamanan konsumen. Peternakan kambing yang tercemar logam berat Pb dapat menurunkan kadar Fe dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya cemaran logam berat timbal (plumbum/Pb) dan unsur zat besi (Ferrum/Fe) dalam darah kambing yang dipotong di Kota Denpasar. Dalam penelitian ini digunakan 20 sampel darah kambing yang diambil di rumah pemotongan kambing di Kota Denpasar. Darah kambing yang diambil pada proses penyembelihan dimasukkan ke dalam vacuum tube dengan Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA) yang kemudian diperiksa kadar logam berat Pb dan unsur Fe di Laboratorium Analitik Universitas Udayana. Pemeriksaan kadar logam berat Pb dan unsur Fe digunakan metode Atomic Absorption Spectrophotometric (AAS). Hasil uji menunjukkan bahwa 12 dari 20 sampel positif mengandung logam berat Pb dengan rerata 0,098 dan rerata kadar Fe 34,389±8,447 ppm . Kadar Fe pada sampel yang negatif Pb adalah 37.622 ± 3.697 ppm. Uji sidik ragam menunjukkan bahwa kadar Fe tidak ada perbedaan signifikan antara sampel positif dan negatif mengandung logam berat Pb. Hasil analisis korelasi juga menunjukkan tidak ada korelasi antara kadar logam berat Pb terhadap kadar Fe. Simpulannya adalah masih terdapat darah kambing yang tercemar logam berat Pb yaitu 12 dari 20 kambing yang diperiksa. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara kadar Fe darah sampel yang negatif dan positif mengandung logam berat Pb.
Minyak Rajas Efektif Dipakai untuk Menyembuhkan Luka Kebiri pada Anak Babi Ningsih, Adriati; Sudira, I Wayan; Arjana, Anak Agung Gde; Merdana, I Made; Samsuri, Samsuri
Indonesia Medicus Veterinus Vol 11 (2) 2022
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2022.11.2.255

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemakaian minyak rajas terhadap kesembuhan luka kebiri pada anak babi. Anak babi yang digunakan adalah anak babi jantan berumur 10-14 hari sebanyak 32 ekor. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua perlakuan yaitu perlakuan P0 (kontrol) yang diberikan olesan alkohol 70% sebanyak empat tetes dan perlakuan P1 (perlakuan) yang diberikan olesan minyak rajas sebanyak empat tetes, pengobatan dilakukan sekali pada awal kebiri. Kesembuhan luka kebiri diamati secara makroskopik selama 10 hari yaitu pada hari ke-1, ke-4, ke-7 dan ke-10. Parameter yang diamati meliputi kemerahan, bengkak, dan keropeng. Untuk mengetahui minyak rajas efektif dalam mencegah infeksi luka kebiri pada anak babi, maka data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji nonparametrik (Wilcoxon). Untuk mengetahui apakah ada perbedaan waktu kesembuhan luka kebiri pada anak babi yang diberikan alkohol 70% dan minyak rajas maka data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Data hasil pengamatan terhadap kelompok P0 menunjukkan bahwa, terdapat empat sampel yang masih mengalami kemerahan, bengkak dan keropeng pada pengamatan hari ke-10, sedangkan data hasil pengamatan pada kelompok P1, menunjukkan bahwa keseluruhan sampel mengalami kesembuhan pada hari ke-7.
Potensi Ekstrak Sarang Semut sebagai Anthelmintik terhadap Ascaris suum secara In Vitro Cok Krishna Pemayun; Anak Agung Gde Arjana; I Made Dwinata
Buletin Veteriner Udayana Vol. 13 No. 2 Agustus 2021
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.561 KB) | DOI: 10.24843/bulvet.2021.v13.i02.p10

Abstract

Control of worm parasites can be done by administering worm medicine, one of them by using traditional medicine. One of them is an ant nest which has an anthelmintic potential in the A. suum worm. This study used A. suum worms obtained from Pesanggaran slaughterhouse, Denpasar and then grown in vitro. A total of 90 worms were divided into 6 treatment groups where each dose used 5 worms. Worm group P0 was soaked with 20ml Physiological NaCl as a negative control, P1 worm group soaked with 20ml Physiological NaCl and added 1% albendazole as positive control, P2 worm group soaked with 5% ant nest extract solution, P3 soaked group of worms with a solution of 10% ant nest extract, the P4 group of worms was soaked with a solution of 15% ant nest extract, P5 of the worm group was soaked with 20% ant nest extract solution. The results obtained showed that there was an increase in anthelmintic power of ant nest extract against A. suum worms. At the dose of 20% ant nest extract has the same anthelmintic power with positive control (93.33%). The ant nest extract is effective as an A. suum worm drug proven to have an anthelmintic effect so that its use can be developed to control ascariasis in pigs.
Perubahan Histopatologi Hati Tikus Putih yang diberikan Ekstrak Etanol Sarang Semut dan Gentamisin Gde Jasmara Muda; Anak Agung Gde Arjana; I Ketut Berata; I Made Merdana
Buletin Veteriner Udayana Vol. 12 No. 1 Pebruari 2020
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.515 KB) | DOI: 10.24843/bulvet.2020.v12.i01.p02

Abstract

This study aims to evaluate that the administration of ant nest reduces the side effects of toxic doses of gentamicin seen from the histopathological changes in hepar of white rats (Rattus norvegicus). This study used 24 male white rats, divided into four treatment groups, namely negative controls (P0) there were only given food and drink, positive controls (P1) administered gentamicin at a dose of 100mg/kgBB intraperitoneally for 10 days. The group (P2) was given gentamicin 100mg/kgBB intraperitoneally and ant nest extract with a dose of 250mg/kgBB orally for 10 days. The group (P3) was given 250mg/kgBB of ant nest extract for 7 days, after which ant nest extract was given at a dose of 250mg/kgBB and gentamicin with a dose of 100mg/kgBB intraperitoneally for 10 days.White rat hepar was taken and processed for making histopathological preparations, with hematoxylin eosin (HE) staining. The results showed that there was a significant difference between negative control and positive control groups. The mean score of improvement in hepar damage of white rats was significantly different between treatment P1, P2 and P3. The P2 and P3 groups that showed the most change near the mean score of the negative control group. Giving ant nest extracts to white rats for 17 days at a dose of 250mg/kgBB can improve the side effects of the administration of gentamicin 100mg/kgBB in the hepar of white rats.
Aktivitas Aktivitas Enzim Alanine-Aminotransferase dan Aspartate Aminotransferase pada Tikus Putih Jantan yang Diberi Ekstrak Buah Pinang Anak Agung Sagung Kendran; Anak Agung Gde Arjana; Anak Agung Sagung Istri Pradnyantari
Buletin Veteriner Udayana Vol. 9 No. 2 Agustus 2017
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.67 KB)

Abstract

Areca nut is a plant of Arecaceae family, known as herbal medicine and useful as an anthelmetic treatment. The aim of this research was to determine hepar toxicity of the Areca nut extracts given to male white rats by measuring ALT and AST. The doses of extracts were 100 mg/kg, 200 mg/kg, and 400 mg/kg body weight respectively. Data were analyzed by analysis of variance. The results showed that no significant effect of ALT and AST enzymes found in the treatment groups. Betel nut extract in those concentration was not toxic in the male white rats.