Kepatuhan terhadap terapi tetap menjadi tantangan seorang apoteker, dimana memiliki implikasi penting untuk keberhasilan pengobatan, tujuan terakhir adalah tercapainya peningkatan kualitas hidup pasien. Lama pasien menginap dan jumlah obat yang diresepkan merupakan faktor penting yang mempengaruhi kepatuhan seseorang dalam minum obat. Metode pada penelitian ini menggunakan metode cross-sectional yang dilakukan di Rumah Sakit Swasta Semarang. Populasi pada penelitian ini yaitu semua pasien rawat inap yang mengalami sindrom metabolik dan mendapatkan obat di Rumah Sakit, sampel pada penelitian ini berjumlah 58 dan alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang terdiri dari 2 bagian, bagian pertama adalah kuesioner karakteristik responden, bagian kedua kuesioner Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8) untuk megetahui kepatuhan minum obat, dan kuesioner WHOQOL-OLD untuk mengetahui kuaitas hidup pasien. Semua data yang terkumpul dianalisis dengan uji univariat, bivariat dan multivariat. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara karakteristik pasien (usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan dan pekerjaan) terhadap kepatuhan pengobatan pasien geriatri (p>0,05). Terdapat hubungan yang bermakna antara lama tinggal pasien di Rumah Sakit terhadap kualitas hidup (domain psikologis), p<0,05. Dan terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah obat terhadap kepatuhan (domain konsekuensi), p<0,05.