Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pelatihan Dan Penyuluhan Pengelolaan Sdm Di Era Digital Pada UMKM Tunas Muda Yusnaena, Yusnaena; Haryeni, Haryeni; Julianto, Dedi; Trisukma, Trisukma; Sovita, Igra; Fauzi, Iqbal; Fitri, Lailatul
Jurnal Pengabdian Masyarakat Dharma Andalas Vol 2 No 2 (2024): Jurnal Pengabdian Masyarakat Dharma Andalas
Publisher : LPPM Universitas Dharma Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47233/jpmda.v2i2.1239

Abstract

Salah satu cara untuk menjaga kualitas SDM adalah dengan melakukan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia di era digital pada saat ini.karena pada era digital ini SDM harus memiliki kemampuan Internet of things yaitu menggunakan teknologi,menggunakan perangkat-perangkat tersebut untukt saling berkomunikasi dan bertukar data. Sehingga dapat memberikan solusi yang lebih efisien dalam berbagai bidang, Data analytics adalah proses mengeksplorasi, menganalisis, dan mengolah data untuk mencari pola-pola dan menemukan informasi yang berguna dalam bisnis, Skill dalan project management berkaitan kemampuan untuk mengelola UMKM secara efektif dan efisien. Ini termasuk mengelola sumber daya, mengelola waktu, mengelola biaya, dan mengelola risiko. Selain itu, skill dalam project management juga merupakan kemampuan untuk bekerja sama dengan tim dan mengelola komunikasi dengan pihak yang terkait dengan UMKM.Memiliki kemampuan project management yang baik sangat penting untuk mencapai tujuan proyek secara tepat waktu dan dalam budget yang telah ditentukan yang bisa dilkukan melalui Penyuluhan dan Pelatihan Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dilapangan dengan Ketua kelompok mengisyaratkan bahwa UMKM Tunas Muda sebagai Mitra ini terlihat kurang berkembang terbukti dengan pemasaran produk masih terbatas sehingga sangat minimnya pendapatan, serta menurunnya produktivitas ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan anggota dalam menggunakan teknologi dalam mendapatkan ilmu untuk mengelola usahanya sehingga, pengelolaan UMKM mereka lakukan sesuai dengan kemampuan dasar yang dimiliki saja, pernyataan ini diperkuat oleh anggota yang mengatakan bahwa mereka jarang sekali diberikan pelatihan-pelatihan disebabkan karena membutuhkan biaya yang banyak, sepengetahuan mereka hanya melalui kegiatan tatap muka saja mereka bisa mendapatkan ilmu padahal dengan menggunakan media digital dan kemampuan mereka menggunakannya mereka juga bisa mendapatkan ilmu yang mereka butuhkan. Sehubungan dengan ini kami tim pengabdian dari Universitas Dharma Andalas Padang merasa terpanggil untuk membenahi kondisi ini, dan kami berencana akan mengadakan kegiatan pelatihan dan penyuluhan yakni memberikan pelatihan dan penyuluhan dengan topik meningkatkan kualitas SDM dalam era digital diharapkan bisa berbagi ilmu untuk menambah kemampuan anggota dalam mengelola UMKM ini. Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah untuk menambah ilmu pengetahuan anggota dalam mengelola UMKM diera digital ini .Target luaran yang ingin dicapai adalah target wajib berupa publikasi dijurnal Nasional yang ber ISSN, Modul untuk peserta, Kegiatan ini tersaji dalam milestone pengabdian dengan tahapan tahapan yg jelas dalam peningkatan kemampuan anggota .
Keragaan karakter morfo-agronomi beberapa aksesi bawang merah (Allium cepa L.) lokal jawa berdasarkan analisis multivariat Azizah, Elia; Ardiyansah, Ardiyansah; Fauzi, Iqbal
Jurnal AGRO Vol 11, No 2 (2024)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/38577

Abstract

Shallot production still fluctuative in several production centers such as Brebes due to the lack of new superior varieties with a high level of adaptation in areas of Indonesia that are prone to damage from land conversion, weather, and low technology application. The study aimed to obtain the best morphological and agronomic appearance of lowland shallots accessions through clustering analysis, and to obtain the limiting characters that provide the highest variation in the population. The research was conducted at the Experimental Farm, Faculty of Agriculture, Singaperbangsa University of Karawang in Pasirjengkol Village, West Java. Field trials were conducted during one growing season using 8 accessions of shallots from different regions, including the accession of Cikijing, Pati, Nganjuk, Trisula, Bima, Berlin, Maja, and Bandung with 15 observed morpho-agro characters. The research was conducted using a single-factor randomized block design with 4 replications, further tested using cluster and principal component analysis (PCA). The results showed that the level of similarity of Trisula accession was very different from other accessions (0.2) for the widest diameter and tuber shape characters. In contrast, the accessions Berlin and Maja have the same morpho-agro appearance (0.8) in tuber diameter, root tip shape, tuber shape, tuber skin thickness, leaf color, crown curvature, and tuber color. The limiting characteristics causing the highest variation in the population are the dry weight of tubers per plant and the shape of the tip tuber stem. ABSTRAK Produksi bawang merah masih fluktuatif di beberapa sentra bawang merah seperti brebes, hal ini akibat belum adanya varietas unggul baru yang memiliki tingkat adaptasi luas pada wilayah di Indonesia yang cenderung mengalami kerusakan akibat alih fungsi lahan, cuaca, dan rendahnya penerapan teknologi. Tujuan penelitian untuk mendapatkan aksesi bawang merah yang memiliki penampilan morfologi dan agronomi terbaik di dataran rendah melalui analisis klaster serta mendapatkan karakter pembatas yang memberikan variasi tertinggi pada populasi. Penelitian dilaksanakan dikebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Singaperbangsa Karawang di Desa Pasirjengkol, Jawa Barat. Percobaan lapangan dilaksanakan selama satu musim tanam dengan 8 aksesi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) yang diambil dari berbagai wilayah diantaranya yaitu aksesi Cikijing, Pati, Nganjuk, Trisula, Bima, Berlin, Maja, dan Bandung berdasarkan 15 karakter morfo-agro yang diamati. Penelitian dilakukan dengan rancangan acak kelompok faktor tunggal dengan 4 ulangan, kemudian diuji lanjut dengan analisis kluster dan komponen utama (principle component analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kemiripan (similarity) aksesi Trisula jauh berbeda dengan aksesi lainnya (0,2) untuk karakter diameter terluas dan bentuk umbi. Berbeda dengan aksesi Berlin dan Maja yang memiliki penampilan morfo-agro yang sama (0,8) pada diameter umbi, bentuk ujung akar, bentuk umbi, ketebalan kulit umbi, warna daun, kelengkungan tajuk, dan warna umbi. Adapun karakter pembatas yang menyebabkan variasi tertinggi pada populasi adalah bobot kering umbi per tanaman dan bentuk ujung batang umbi.
Keragaan karakter morfo-agronomi beberapa aksesi bawang merah (Allium cepa L.) lokal jawa berdasarkan analisis multivariat Azizah, Elia; Ardiyansah, Ardiyansah; Fauzi, Iqbal
Jurnal AGRO Vol. 11 No. 2 (2024)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/38577

Abstract

Shallot production still fluctuative in several production centers such as Brebes due to the lack of new superior varieties with a high level of adaptation in areas of Indonesia that are prone to damage from land conversion, weather, and low technology application. The study aimed to obtain the best morphological and agronomic appearance of lowland shallots accessions through clustering analysis, and to obtain the limiting characters that provide the highest variation in the population. The research was conducted at the Experimental Farm, Faculty of Agriculture, Singaperbangsa University of Karawang in Pasirjengkol Village, West Java. Field trials were conducted during one growing season using 8 accessions of shallots from different regions, including the accession of Cikijing, Pati, Nganjuk, Trisula, Bima, Berlin, Maja, and Bandung with 15 observed morpho-agro characters. The research was conducted using a single-factor randomized block design with 4 replications, further tested using cluster and principal component analysis (PCA). The results showed that the level of similarity of Trisula accession was very different from other accessions (0.2) for the widest diameter and tuber shape characters. In contrast, the accessions Berlin and Maja have the same morpho-agro appearance (0.8) in tuber diameter, root tip shape, tuber shape, tuber skin thickness, leaf color, crown curvature, and tuber color. The limiting characteristics causing the highest variation in the population are the dry weight of tubers per plant and the shape of the tip tuber stem. ABSTRAK Produksi bawang merah masih fluktuatif di beberapa sentra bawang merah seperti brebes, hal ini akibat belum adanya varietas unggul baru yang memiliki tingkat adaptasi luas pada wilayah di Indonesia yang cenderung mengalami kerusakan akibat alih fungsi lahan, cuaca, dan rendahnya penerapan teknologi. Tujuan penelitian untuk mendapatkan aksesi bawang merah yang memiliki penampilan morfologi dan agronomi terbaik di dataran rendah melalui analisis klaster serta mendapatkan karakter pembatas yang memberikan variasi tertinggi pada populasi. Penelitian dilaksanakan dikebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Singaperbangsa Karawang di Desa Pasirjengkol, Jawa Barat. Percobaan lapangan dilaksanakan selama satu musim tanam dengan 8 aksesi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) yang diambil dari berbagai wilayah diantaranya yaitu aksesi Cikijing, Pati, Nganjuk, Trisula, Bima, Berlin, Maja, dan Bandung berdasarkan 15 karakter morfo-agro yang diamati. Penelitian dilakukan dengan rancangan acak kelompok faktor tunggal dengan 4 ulangan, kemudian diuji lanjut dengan analisis kluster dan komponen utama (principle component analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kemiripan (similarity) aksesi Trisula jauh berbeda dengan aksesi lainnya (0,2) untuk karakter diameter terluas dan bentuk umbi. Berbeda dengan aksesi Berlin dan Maja yang memiliki penampilan morfo-agro yang sama (0,8) pada diameter umbi, bentuk ujung akar, bentuk umbi, ketebalan kulit umbi, warna daun, kelengkungan tajuk, dan warna umbi. Adapun karakter pembatas yang menyebabkan variasi tertinggi pada populasi adalah bobot kering umbi per tanaman dan bentuk ujung batang umbi.