Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

LOVE LANGUAGES DALAM HUBUNGAN PERSAHABATAN REMAJA Kurniawaty Yusuf; Iqlima Iqlima; Britney Atalya Eureeka Hersjee
Konvergensi Vol 3 No 1 (2022): Konvergensi : Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi : Juni 2022
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51353/kvg.v3i1.610

Abstract

Sahabat merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan seorang remaja. Remaja bersama sahabatnya lebih berani mengekspresikan ide, pikiran, pendapat, perasaan dan perilakunya, yang memudahkannya terlibat dalam proses sosialisasi. Remaja berproses membangun hubungan persahabatan menjadi lebih akrab dan kompak satu sama lain. Dr. Gary Chapman membahas mengenai The Five Love Languages, yang menjelaskan bahwa bahasa cinta adalah perilaku yang membuat seseorang merasa dicintai. Hal ini menginspirasi peneliti untuk meneliti love languages pada hubungan persahabatan remaja menggunakan konsep word of affirmation, quality time, receiving gifts, acts of service, dan physical touch. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif deskriptif, dimana pengumpulan data menggunakan teknik wawancara kepada enam pasang remaja sahabat, memiliki usia remaja 17 hingga 20 tahun. Hasil penelitian menunjukkan seluruh pasang sahabat remaja tersebut, mengimplementasikan 5 love languages, sesuai kapasitas. Karena setiap pasangan menggunakan konsep love languages dengan cara yang berbeda-beda. Kesimpulannya, love languages pada persahabatan remaja didominasi oleh quality time, receiving gifts, dan acts of service. Sementara word of affirmation kurang maksimal dilakukan, bahkan terdapat remaja yang menghindari physical touch. Diharapkan ke depan, penerapan love languages semakin baik. Setiap pasangan memaksimalkan kemampuan komunikasi sebagai salah satu konsep yang ikut berperan dalam mengimplementasikan 5 love languages. Kata Kunci: hubungan, persahabatan, remaja, love language
BUDAYA JAWA DALAM MEMPERKUAT PERSONAL BRANDING VLOG BAYU EKO MOEKTITO Kurniawaty Yusuf
Konvergensi Vol 2 No 2 (2021): Konvergensi : Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.038 KB)

Abstract

AbstrakKehadiran teknologi digital mendorong pemanfaatan media sosial dalam berbagai bidang, yang menciptakan keuntungan bagi pekerjaan dan karir. Video Blog (Vlog) yang memanfaatkan platform youtube seringkali digunakan untuk kegiatan marketing, bukan hanya untuk menjual produk, tetapi juga untuk mengkomunikasikan identitas pribadi seseorang. Vlog dapat menghadirkan berbagai aspek kehidupan seseorang melalui kekuatan audio visual, jika ditambahkan dengan unsur budaya, dapat menciptakan keunikan tersendiri dalam memperkuatpersonal branding seseorang. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji bagaimana peranan budaya Jawa dapat dimanfaatkan untuk memperkuat personal branding seseorang melalui pemanfaatan vlog. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif melalui studikasus pada vlog Bayu Eko Moektito. Hasil penelitian ini, diharapkan mampu memperkaya kajian mengenai personal branding yang menekankan karakter dan budaya Jawa, melaluipenggunaan vlog.Kata Kunci: vlog, budaya, Jawa, personal branding
VIA VALLEN DAN MUSIK DANGDUT KOPLO DI YOUTUBE Kurniawaty Yusuf
Konvergensi Vol 2 No 1 (2020): Konvergensi : Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKMusik dangdut memang belum menjadi tuan rumah di negaranya, Indonesia. Hal ini disebabkan pandangan negatif penikmat musik terhadap musik dangdut yang dianggap “kampungan”, dan penyanyinya “norak” karena kerap tampil seksi. Karena itu pula, penikmat musik dangdut mayoritas berasal dari kalangan bawah. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan citra musik dangdut Indonesia adalah pada Asian Games 2018 di Indonesia. Dimana lagu Asian Games 2018 menggunakan musik dangdut. Penyanyi yang dipilih adalah penyanyi dangdut koplo asal Surabaya bernama Via Vallen. Via Vallen dianggap sebagai penyanyi dangdut koplo paling populer, kreatif, sukses, dan paling mahal. Kreativitasnya membuat musik dan lagu dangdut melalui lagu-lagu cover yang berasal dari lagu-lagu penyanyi terkenal dunia, dalam bahasa Inggris, Spanyol dan Korea. Merupakan hal baru dalam dunia musik dangdut. Sehingga apresiasi dan popularitasnya dalam meningkatkan citra musik dangdut "kekinian" patut diacungi jempol. Peneliti tertarik untuk mengkaji bagaimana Via Vallen melalui video lagu covernya mampu mengubah citra musik dangdut dan penyanyi menjadi lebih positif. Peneliti menggunakan tiga channel di YouTube, yaitu Lost in MPK (Big Z dan Big Kai), Queens Channel, Just Luda yang memberikan analisis lagu cover Via Vallen di YouTube untuk mengetahui tanggapan mereka terhadap personal branding Via Vallen. Penelitian ini menggunakan analisis isi kualitatif, dimana peneliti menggunakan materi dokumentasi dari saluran yang ada di YouTube untuk dianalisis, tanpa melakukan wawancara. Hasil penelitian membuktikan Lost in MPK (Big Z dan Big Kai), Queens Channel, Just Luda menyukai lagu cover Via Vallen. Karena musik dangdut koplo Via Vallen mudah didengar, kemampuan bernyanyi Via Vallen diakui sangat baik. Via Vallen dipuji karena memiliki suara yang tinggi, cenderung serak dan dalam. Musik dangdut koplo pengiringnya juga populer, karena membuat mereka senang dan bergoyang mengikuti irama dangdut koplo. Secara keseluruhan mereka menilai Via Vallen telah berhasil membuat lagu cover dengan irama dangdut koplo, lebih unik, khas, dan enak didengarkan.Kata Kunci: Musik Dangdut Koplo, Via Vallen, YouTube
GERAKAN RASA WASTRA INDONESIA Kurniawaty Yusuf; Abdul Qadir Jaelani
Konvergensi Vol 3 No 2 (2022): Konvergensi : Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi : Desember 2022
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wastra berasal dari bahasa Sansekerta yang bermakna kain tradisional. Sebagai negara yang memiliki 37 provinsi, Indonesia memiliki beragam kekayaan Wastra. Setiap Wastra memiliki nilai filosofis dan mencerminkan karakter-karakter budaya bangsa. Ada Songket dari Padang, Tenun Sutra dari Sengkang, Ulos dari Batak, Tapis dari Lampung, Blongket dari Palembang, Grising dari Desa Tenganan Bali, Batik Jumputan dari Jawa, Tenun Tolaki dari Kendari, Batik dari Jawa, dan masih banyak lagi. Hanya tak semua masyarakat Indonesia menyadari kekayaan Indonesia akan Wastra. Keprihatinan dan kecintaan Monique pada Wastra Indonesia, membuatnya fokus pada gerakan cinta Wastra Indonesia. Banyak kegiatan yang dilakukan Monique untuk mengenalkan dan mengangkat kedudukan Wastra, bukan hanya sebagai Wastra yang digunakan pada upacara adat. Tetapi dapat digunakan sebagai pakaian sehari-hari. Kegiatan seperti membuat Ruang Rasa Kumpul, Ruang Rasa Belajar, Ruang Rasa Pamer Kreasi, dan Ruang Rasa Kasih melibatkan berbagai kalangan, mulai dari penggiat Wastra, penikmat Wastra, bahkan sebagai pemerhati Wastra, berkumpul semua untuk memahami dan mencintai Wastra Indonesia. Monique berharap melalui gerakan cinta Wastra yang dibaginya pada media Instagram @rasaWastraindonesia, masyarakat mulai mengenal bahkan berubah cinta pada Wastra Indonesia. Monique juga menyasar generasi muda, gen Z dan Milenial sebagai pewaris kekayaan Wastra Indonesia. Sehingga kelak Wastra Indonesia menjadi ciri khas bangsa Indonesia dan masyarakat Indonesia khususnya generasi muda menjadi bangga memiliki dan menggunakannya. “Karena siapa lagi yang mampu menghargai Wastra Indonesia kalau bukan bangsa itu sendiri,” imbuh Monique di setiap kesempatan berbicara mengenai Wastra Indonesia.
PELAYANAN PRIMA PADA PENERIMAAN MAHASISWA BARU DI UNIVERSITAS PARAMADINA Kurniawaty Yusuf; Lina Anggraeni
Konvergensi Vol 3 No 2 (2022): Konvergensi : Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi : Desember 2022
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap perusahaan penting untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para pelanggan, karena itu dapat menghasilkan sikap loyal bagi pelanggan terhadap perusahaan. Universitas Paramadina sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pendidikan ikut merasakan pentingnya pelayanan prima untuk pelanggan, dalam hal ini mahasiswa. Berharap mahasiswa akan terkesan, loyal, akhirnya memberikan rekomendasi bagi calon mahasiswa. Hasil riset Direktorat Humas dan Pemasaran, menunjukkan bahwa sebagian besar calon mahasiswa baru memilih studi di Universitas Paramadina, karena rekomendasi mahasiswa maupun alumni Paramadina. Karena hal itu, penting untuk mengetahui sudah sejauhmana pelayanan prima di Universitas Paramadina. Pemilihan direktorat untuk melihat pelayanan prima yang dilakukan disesuaikan dengan peranan empat direktorat sebagai garda terdepan dalam melayani calon mahasiswa baru dan mahasiswa yang telah diterima di Universitas Paramadina. Keempat direktorat tersebut adalah Humas dan Pemasaran, Akademik, Keuangan, dan IT. Penelitian ini menggunakan metodologi kuatitatif dengan menggunakan metode survei deskriptif. Menggunakan 44 responden yaitu mahasiswa Ilmu Komunikasi di dua kelas yang berbeda. Menggunakan 10 kuestioner yang diambil dari kompetensi pelayanan prima dengan mengedepankan : kemampuan, sikap, penampilan, perhatian, tindakan, kecepatan, ketepatan, keramahan, kenyamanan. Hasilnya penilaian secara keseluruhan, menunjukkan Direktorat Humas dan Pemasaran menempati posisi pertama, diikuti Direktorat Akademik, kemudian Direktorat IT, terakhir adalah Direktorat Keuangan. Penilaian menunjukkan bahwa pelayanan prima sudah dilakukan dengan baik, tetapi harus ditingkatkan lagi supaya kepuasan maksimal mahasiswa dapat tercapai. Ke depan diperlukan pelatihan kompetensi untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan pelayanan prima untuk setiap direktorat.
GAMBARAN PEREMPUAN DALAM MENGEKSPRESIKAN EMOSINYA MELALUI LAGU Kurniawaty Yusuf
Konvergensi Vol 4 No 1 (2023): Konvergensi : Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi : Juni 2023
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51353/kvg.v4i1.792

Abstract

Perempuan dianggap paling sering mengekspresikan emosinya, karena sifat sensitif mereka. Adele dan Miley Cyrus berprofesi sebagai penyanyi dan pencipta lagu yang meghadapi kegagalan dalam rumah tangga mereka. Keduanya bangkit untuk menciptakan dan menyanyikan lagu berdasarkan pengalaman mereka menghadapi kegagalan dalam berumah tangga. Adele muncul dengan lagu “Easy On Me” sementara Miley Cyrus muncul dengan lagu “Flowers”. Kedua lagu tersebut mendapat penerimaan yang positif dari pendengar musik. Sehingga penulis tertarik melakukan penelitian untuk menemukan gambaran perempuan dalam mengekspresikan emosi melalui lagu, dan peranan budaya, mengingat Adele penyanyi kebangsaan Inggris. Sementara Miley Cyrus adalah penyanyi kebangsaan Amerika Serikat. Metode penelitian menggunakan kualitatif deskriptif, dimana data yang digunakan adalah studi literatur online. Peneliti mengumpulkan empat artikel online mengenai Adele dan Miley Cyrus utuk membantu peneliti menemukan gambaran perempuan dalam mengekspresikan emosinya melalui lagu. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep mengenai perempuan penyanyi dan pencipta lagu secara maksimal, serta konsep emosi dan budaya yang mampu menjelaskan penampilan masing-masing penyanyi dan pencipta lagu tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua penyanyi dan pencipta lagu tersebut memiliki perbedaan dalam mengekspresikan emosi mereka pada lagu yang diciptakan. Jika Adele lebih memilih berdamai dengan situasi yang dihadapinya, meskipun dirinya merasakan ketakutan, kesedihan, dan kekecewaan mendalam. Adele bersedia mengakui kekurangannya. Cara Adele menahan diri, penuh kesopanan, mengakui keterbatasannya, tidak lepas dari pengaruh budaya Inggris. Sementara Miley Cyrus lebih memilih mencintai dirinya supaya tak bergantung pada orang lain. Miley Cyrus ingin mengandalkan dirinya yang sudah pasti paling memahami dirinya. Meskipun ada kesedihan, kekecewaan, kemarahan yang terjadi, tetapi Miley Cyrus mampu mengatasinya. Pengaruh budaya Amerika Serikat, membuat Miley Cyrus lebih berani menunjukkan eksistensi diri, kekuasaan, kekuatan, dan kemandirian yang dimilikinya.Kata Kunci: perempuan, ekspresi emosi, lagu.
HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN PRIMA UNIT PENGELOLA PROGRAM STUDI (UPPS) DAN KEPUASAN DOSEN DI KAMPUS CIPAYUNG UNIVERSITAS PARAMADINA Lina Anggraeni; Kurniawaty Yusuf
Konvergensi Vol 4 No 1 (2023): Konvergensi : Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi : Juni 2023
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51353/kvg.v4i1.793

Abstract

Universitas Paramadina dalam meningkatkan jumlah penerimaan mahasiswa baru, berusaha memberikan pelayanan prima untuk mahasiswa dan para dosen sebagai penyelenggara pendidikan. Hal ini dilakukan untuk memenangkan persaingan dengan berbagai perguruan tinggi swasta lainnya. Kehadiran Kampus Cipayung sebagai pengembangan dari Universitas Paramadina, menghadirkan pelayanan prima yang diselenggarakan oleh Unit Pengelolaan Program Studi (UPPS). Unit ini terdiri dari tenaga kependidikan (tendik) yang bertanggungjawab memberikan pelayanan prima bagi mahasiswa dan dosen di Kampus Cipayung. Pada penelitian kali ini, berfokus pada hubungan antara pelayanan prima dengan kepuasan dosen Fakultas Ilmu Rekayasa (FIR) di Kampus Cipayung. FIR terdiri dari program studi Desain Komunikasi Visual, Desain Produk, dan Teknik Informatika. Pelayanan prima mencakup A6 yaitu : sikap, perhatian, tindakan, kemampuan, penampilan, tanggungjawab yang dilakukan UPPS Kampus Cipayung. Sementara kepuasan mencakup pada penilaian : kecepatan, ketepatan, keramahan, dan kenyamanan pelayanan yang diterima oleh dosen. Metode penelitian, menggunakan kuantitatif survei yang bersifat deskriptif. Sample disebarkan kepada 23 dosen tetap dan dosen homebase. Ada dua dosen yang tidak mengisi kuesioner. Hasilnya menunjukkan bahwa kedua variabel dinyatakan signifikan dan memiliki nilai korelasi sebesar 0,864. Maknanya derajat korelasi atau hubungan antara pelayanan prima UPPS terhadap kepuasan dosen di Kampus Cipayung Universitas Paramadina, sangat kuat. Meskipun beberapa saran positif dari para dosen untuk meningkatkan pelayanan prima menjadi lebih baik. Yaitu penentuan standar waktu untuk penyelesaian permintaan di setiap pelayanan yang diberikan UPPS, pentingnya Standar Operasional Prosedur di UPPS pada setiap proses pelayanan akademik, dan penyelenggara UPPS meningkatkan kemampuan mengenai hal-hal terkait penjadwalan.Kata Kunci: Pelayanan prima, Tingkat kepuasan, Universitas Paramadina
REFLEKSI KONSEP KEISLAMAN, KEINDONESIAAN, DAN KEMODERNAN DALAM KREATIFITAS DAKWAH DA’I MUDA PENGGIAT MEDIA SOSIAL DI INDONESIA Kurniawaty Yusuf; Sofia, Asriana Issa
Konvergensi Vol 5 No 1 (2024): Konvergensi: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi (Juni 2024)
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsep keIslaman, keIndonesiaan dan keModernan digagas oleh Prof. Nurcholish Madjid sebagai respon terhadap kondisi bangsa Indonesia yang multikultural namun rawan konflik sosial. Konsep ini dinilai mampu mewujudkan manusia Indonesia yang inklusif, toleran terhadap perbedaan, dan modern. Di masa kini, situasi sosial belum berubah bahkan makin memprihatinkan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana konsep sintesis masih dipandang relevan dan diupayakan. Metode penelitian dilakukan dengan mengkaji platform YouTube yang menjadi media dakwah sejumlah da’i muda. Hasil penelitian menemukan bahwa konsep keIslaman, keIndonesiaan, dan keModernan secara tidak langsung tetap terefleksikan dalam dakwah para da’i penggiat media sosial tersebut, dalam perannya mensyiarkan Islam dan membangun akhlak. Kata kunci: KeIslaman, KeIndonesiaan, keModernan, da’i muda, penggiat media sosial.