Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH BEBERAPA METODE PENGERINGAN TERHADAP KADAR FLAVONOID TOTAL HERBA SAMBILOTO ( Andrographis paniculata) Arif Dwi Utomo; Wiranti Sri Rahayu; Binar Asrining Dhiani
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 06 No. 01 April 2009
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pharmacy.v6i01.402

Abstract

ABSTRAK Sambiloto merupakan tanaman yang sejak dahulu digunakan sebagai obat tradisional karena khasiatnya yang sangat banyak diantaranya adalah perangsang daya kekebalan tubuh. Telah dilakukan pengeringan terhadap tanaman sambiloto dengan beberapa metode. Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah metode atau cara pengeringan dapat mempengaruhi kadar flavonoid total pada ekstrak herba sambiloto (Andrographis paniculata). Ekstraksi herba sambiloto menggunakan metode sokletasi dan uji kadar flavonoid total ekstrak herba sambiloto dilakukan dengan menggunakan metode KLT Densitometri. Hasil data KLT Densitometri menunjukkan bahwa kadar flavonoid total herba sambiloto dengan pengeringan sinar matahari langsung sebesar 24%, pengeringan dengan kain hitam 33,3% dan pengeringan dengan oven sebesar 29%. Kata Kunci: Andrographis paniculata, Flavonoid, KLT Densitometri. ABSTRACT Sambiloto is a plant which has been used as a traditional medicine since a long ago, because of activity as immunomodulator. It has been done the research of drying of sambiloto plant by some methods. This research was aimed to know whether the method of drying of sambiloto plant can influence the content of total flavonoid in extract sambiloto herb ( Andrographis paniculata ). The extraction of sambiloto herb was used by soxhletation method and the content total of flavonoid extract sambiloto herb were determined using by TLC Densitometry. The result of TLC Densitometry data showed that the content of total flavonoid sambiloto herb by direct sunlight drying was abaout 24%, by black cloth was about 29% and by oven was about 33,3%. Keywords: Andrographis paniculata, flavonoid, TLC Densitometry.
PENETAPAN KADAR TANIN DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum.L ) SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET VISIBEL Dewi Andriyani; Pri Iswati Utami; Binar Asrining Dhiani
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 07 No. 02 Agustus 2010
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v7i1.552

Abstract

ABSTRAK Telah dilakukan penelitian penetapan kadar tanin pada daun rambutan (Nephelium lappaceum) dengan metode spektrofotometri ultraviolet visibel. Penetapan kadar dilakukan untuk mengetahui jumlah kadar yang terkandung dalam daun rambutan. Metode yang digunakan untuk penyarian simplisia adalah metode maserasi. Ekstrak yang sudah didapat kemudian diencerkan, ditambahkan reagen Folin Denis dan Natrium Karbonat anhidrat, setelah itu dibaca pada panjang gelombang maksimum dan pada saat operating time tercapai. Reaksi pembentukan yang terjadi adalah reduksi oksidasi dimana tanin sebagai reduktor dan folin Denis sebagai oksidator. Hasil oksidasi akan membentuk warna biru yang dapat dibaca panjang gelombang maksimal. Hasil perhitungan rata-rata kadar pada daun rambutan muda adalah 6.25% dengan SD sebesar 0.08327 dan KV sebesar 1.3%. Kadar rata-rata daun rambutan tua adalah 6.62%, dengan SD sebesar 0.02309%. dan KV 0.35%. Hasil uji t menunjukkan bahwa kadar tanin daun rambutan dengan variasi umur mempunyai perbedaan kadar yang signifikan. Kata Kunci: Tanin, Daun Rambutan, Spektrofotometri Ultraviolet visibel ABSTRACT A research on determination of tannin in rambutan leaf (Nephelium lappaceum) by the ultraviolet visible spectrophotometry method has been done. Determination was done to investigate the tannin content in rambutan leaf. Extraction method used in this research was maceration method. Extract was added by reagent Folin Denis and Natrium Carbonate anhydrate and subsequently read at particular maximum wavelength and operating time. Forming reaction that happened was oxidize reduction where tannin as reductor and folin Denis as oxidator. Result of oxidation formed blue color which could be read maximal wavelength. Result of the mean of tannin content in young rambutan leaf was 6.25 % with SD equal to 0.08327 and CV equal to 1.3 %. The mean of tannin content old rambutan leaf, SD, and CV was 6.62%, 0.02309% and CV 0.35%, respectively. T-test showed that there were differences of tannin content in young and old rambutan leaves. Keywords: Tannin, Rambutan Leaf, Ultraviolet visible spectrophotometry.
AKTIVITAS ANTIFUNGI KRIM DAUN KETEPENG CINA (Senna alata L. Roxb.) TERHADAP Trichophyton mentagrophytes Tri Setyo Bayuaji; Ika Yuni Astuti; Binar Asrining Dhiani
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 09 No. 03 Desember 2012
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v9i3.745

Abstract

ABSTRAK Salah satu obat tradisional yang digunakan sebagai obat kurap, obat kelainan kulit yang disebabkan oleh parasit kulit adalah ketepeng cina. Ekstrak etanol daun ketepeng cina diketahui memiliki aktivitas anti jamur secara in vitro terhadap Trichophyton mentagrophytes. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan pengaruh konsentrasi ekstrak daun ketepeng cina terhadap sifat fisik dan aktivitas anti jamur dalam sediaan krim. Penelitian dilakukan dengan membuat sediaan krim dengan 3 variasi konsentrasi ekstrak etanol daun ketepeng cina. Krim kemudian diuji sifat fisik dan aktivitas anti jamurnya terhadap Trichophyton mentagrophytes. Hasil evaluasi daya sebar dan daya lekat sediaan krim menunjukan bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak dalam formulasi sediaan, maka semakin menurun daya lekat dan daya sebarnya. Variasi konsentrasi ekstrak tidak memberi pengaruh pada viskositas krim. Variasi konsentrasi ekstrak memberikan pengaruh terhadap aktivitas anti jamur terhadap Trichophyton mentagrophytes, semakin besar konsentrasi ekstrak maka semakin besar zona hambat yang dihasilkan. Sebagai kesimpulan, variasi konsentrasi ekstrak etanol daun ketepeng cina mempengaruhi sifat fisik dan aktivitas anti jamur sediaan krim. Formula krim yang menunjukan aktivitas anti jamur paling baik adalah formula yang mengandung ekstrak 1,5%. Kata kunci: krim, ketepeng cina, antifungi, Trichophyton mentagrophytes. ABSTRACT One of traditional medicine which can be used to treat ringworm and skin disorder caused by skin parasites is Senna alata. In vitro research showed that ethanolic extract of ketepeng cina’s leaves has antifungal activity against Trichophyton mentagrophytes. This research was aimed to determine the effect of varied concentration of ketepeng cina leaves extract on physical properties and antifungal activity of cream dosage form. Creams were formulated with 3 variation of concentration of Senna alata leaves extract, and then cream were determined the physical characteristic and its antifungal activity against Trichophyton mentagrophytes. The results showed that the adhesion and spreading activity of creams decreased as Senna alata leaves extract was added. Extract concentration was not affected the cream viscosity. Variation of extract concentration showed inhibition against Trichophyton mentagrophytes. Inhibition area was increased as the leaves extract added. Variation concentration of ketepeng cina leaves extract affected the cream spreading, adhesion and antifungal activity. Cream with 1.5% extract exhibited the highest antifungal activity. Key words: cream, Senna alata, antifungal, Trichophyton mentagrophytes.
EKSTRAK DAUN COCOR BEBEK (Bryophyllum pinnatum) SEBAGAI PENGAWET ALAMI PADA SEDIAAN SIRUP HERBAL TOMAT (Solanum lycopersicum) Elis Yuliya Sandi; Retno Wahyuningrum; Binar Asrining Dhiani
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 10 No. 02 Desember 2013
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v10i2.799

Abstract

ABSTRAK Penggunaan antimikroba sintetik atau pengawet sintetik secara terus menerus pada makanan, seperti formalin jika dikonsumsi dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit. Berdasarkan kejadian tersebut masyarakat mulai mencari alternatif lain dalam penggunaan antimikroba dan pengawet yang lebih sedikit memberikan dampak negatif bagi kesehatan. Salah satunya dapat diperoleh dari daun cocor bebek yang diketahui memiliki aktifitas antimikroba yang bisa digunakan sebagai pengawet alami. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan efektifitas ekstrak etanol daun cocor bebek sebagai pengawet pada sediaan sirup herbal tomat, serta menentukan tingkat cemaran mikroba yang timbul pada sirup herbal tomat yang telah ditambahkan ekstrak cocor bebek terhadap variasi suhu penyimpanan. Penelitian dilakukan dengan cara menguji cemaran mikroba pada sirup herbal tomat yang dinyatakan dengan Angka Lempeng Total (ALT) dan Angka Kapang/Khamir Total (AKT) dan uji identifikasi Staphylococcus aureus. Pada penggunaan variasi konsentrasi ekstrak daun cocor bebek, dengan konsentrasi 3,2 % mampu mengawetkan sirup herbal tomat selama 1 minggu. Dilihat dari nilai AKT, ALT dan identifikasi Staphylococcus aureus menunjukan bahwa penyimpanan pada suhu kulkas memiliki tingkat cemaran mikroba yang lebih rendah dibanding penyimpanan pada suhu kamar. Ekstrak daun cocor bebek dengan konsentrasi 3,2 % mampu mengawetkan sirup herbal tomat selama 1 minggu, dan suhu penyimpanan sirup yang baik yaitu pada suhu kulkas. Kata Kunci: Bryophyllum pinnatum, cocor bebek, pengawet alami, sirup herbal tomat, Solanum lycopersicum, Staphylococcus aureus. ABSTRACT Synthetic preservatives application in foods continuously, such as formalin can cause a variety of diseases. Alternatives of antimicrobials and preservatives which have less negative impact on health becomes necessary. It can be obtained from the cocor bebek leaves which is possess antimicrobial activity. Thus can be developed as a natural preservative. This research was aimed to determine the effectiveness of the ethanol extract of cocor bebek leaves as a preservative in Tomato Syrup, and also to determine microbial contamination in tomato syrup that has added leaf extract of cocor bebek against storage temperature variations. This research method was an experimental by testing microbial contamination in tomatoes syrup by observing Total Plate Count and Fungus / Yeast Total, and Staphylococcus aureus test. The result show that extract cocor bebek with the concentration 3.2 % was able to preserve tomatoes syrup for 1 week. It could be observed from the value of total plate count, yeast total and Identification of Staphylococcus aureus. Storage at refrigerator temperature indicates a smaller value than at room temperature. Cocor bebek leaf extract with the concentration 3.2% was able to preserve syrup tomatoes herbal for 1 week. Key words: Bryophyllum pinnatum, cocor bebek, natural preservatives, tomato syrup, Solanum lycopersicum, Staphylococcus aureus.
AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL SOXHLETASI DAN MASERASI DAUN MIMBA (Azadirachta indica) TERHADAP Candida albicans Astri Puspitasari; Sudarso Sudarso; Binar Asrining Dhiani
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 06 No. 02 Agustus 2009
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v6i2.410

Abstract

ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang aktivitas antijamur ekstrak etanol daun mimba (Azadirachta indica) terhadap Candida albicans dengan metode dilusi. Ekstrak tersebut dihasilkan dengan cara soxhletasi dan maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Penentuan kandungan senyawa dalam ekstrak dengan metode Kromatografi Lapis Tipis. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa ekstrak soxhletasi dan maserasi daun mimba (Azadirachta indica) mempunyai aktivitas antijamur terhadap Candida albicans. Ekstrak soxhletasi lebih efektifdalam menghambat dan membunuh jamur Candida albicans dibandingkan dengan ekstrak maserasi. Hal ini dapat dilihat dari perolehan Kosentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM). KHM dan KBM untuk ekstrak hasil soxhletasi sebesar 0,20% dan 0,62%, untuk maserasi sebesar 0,62% dan 1,85%. Hasil identifikasi Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ekstrak soxhletasi dan ekstrak maserasi daun mimba (Azadirachta indica) mengandung golongan senyawa flavonoid, tannin, dan saponin. Kata kunci: antijamur, ekstrak daun mimba (Azadirachta indica), Candida albicans, Kromatografi Lapis Tipis ABSTRACT Research on antifungal activity of ethanolic extract of nimba leaves (Azadirachta indica) against Candida albicans were done using dilution method. Extracts were produced from two different extraction method i.e. soxhlet and maceration using ethanol 70% as solvent. Determination of compounds contained in extracts used Thin Layer Chromatography. The research resulted that soxhlet and maceration extract of nimba leaves showed antifungal activity against Candida albicans. Soxhlet extracts exhibited higher activity than maceration extract to inhibit Candida albicans. Thin Layer Chromatography revealed that maceration and soxhlet extracts contained flavonoid, tannin and saponin. Keywords: antifungal, nimbi leaves extract, Candida albicans, Thin Layer Chromatography.
FORMULASI LOTION EKSTRAK RIMPANG BANGLE (Zingiber purpureum Roxb) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR DAN UJI IRITASINYA Adi Garnadi Rahman; Ika Yuni Astuti; Binar Asrining Dhiani
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 10 No. 01 Juli 2013
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pharmacy.v10i1.780

Abstract

ABSTRAK Dilihat dari berbagai manfaat bangle, yaitu sebagai antibakteri dan antiinflamasi serta memiliki efek astringent, maka rimpang bangle sangat potensial untuk dikembangkan menjadi suatu sediaan farmasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk formulasi lotion ekstrak etanol rimpang bangle dan menguji sifat fisik serta uji iritasinya terhadap kulit. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi. Penelitian menggunakan 3 formula dengan konsentrasi ekstrak rimpang bangle 6,75%, variasi konsentrasi trietanolamin yaitu 0,4%, 0,45%, dan 0,5% untuk formula I, II, dan III. Kontrol negatif menggunakan trietanolamin 0,5% tanpa ekstrak rimpang bangle. Lotion diuji sifat fisiknya meliputi uji pH, viskositas, homogenitas, kestabilan, daya sebar, dan daya lekat. Lotion kemudian diuji iritasinya dengan mengoleskan lotion pada 3 ekor kelinci yang di stripping dan 3 ekor kelinci non stripping. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANAVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lotion ekstrak rimpang bangle 6,75% pada semua formula stabil secara fisik berdasarkan parameter pH, viskositas, homogenitas, kestabilan, daya sebar, dan daya lekat. Perbedaan konsentrasi trietanolamin ternyata tidak berpengaruh pada sifat fisik. Lotion ekstrak bangle dengan emulgator trietanolamin diketahui tidak mengiritasi kulit. Kata kunci: ekstrak rimpang bangle (Zingiber purpureum Roxb), trietanolamin, lotion. ABSTRACT Based on the various benefit of bangle, anti-bacterial and anti-inflammatory effects and its astringent effect, the rhizome of bangle potential to be developed as a lotion.This research were aimed to formulate ethanolic extract of bangle rhizome lotion, examine its physical characteristic and also irritation test against the skin. Extraction was carried out by maceration method. Research used 3 formulas contain 6.75% bangle extract with variation of triethanolamine concentration, they were 0.4%, 0.45%, and 0.5% for formula I, II and III. Negative control used 0.5% triethanolamine without bangle rhizome extract. Lotion was examined physical characteristic (pH, viscosity, homogenity, stability, dispersive and adhesive). Lotion was also examined for irritation test by applying lotion on three stripping rabbits and on three non-stripping rabbits. Obtained data was analyzed using one way ANOVA with level of convidence 95%. Research result indicated that lotion of 6.75% bangle rhizome extract is physically stable based on the parameters of pH, viscosity, homogeneity, stability, dispersive, and adhesive. Triethanolamine concentration difference did not affect the physical properties. Extract lotion bangle with triethanolamine as the emulsifier be discovered did not irritate the skin. Key words: bangle rhizome extract (Zingiber purpureum Roxb), triethanolamine, lotion.
PERAN KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI (KIE) DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG KOLESTEROL DI KAMPUNG HIJAU KOTA BANJARMASIN Purwanto, Aris; Asrining Dhiani, Binar; Santi Hasari, Widarika; Azizah, Nur; Retno Wikantyasning, Erindyah; Nur Chairin Hanifa, Deasy; Mulyani, Evi
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 8, No 8 (2025): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v8i8.%p

Abstract

Banyak faktor yang menjadi penyebab kolesterol tinggi dalam tubuh, jika terlambat diatasi kolesterol tinggi akan membahayakan kesehatan. Sedangkan tingkat pengetahuan dan kesadaran tentang kolesterol dan penanganannya dibeberapa masyarakat masih rendah. Tujuan kegiatan dari pengabdian ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit kolesterol melalui pendekatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dan PIO. Metode pengabdian berupa observasi langsung yang disesuaikan dengan kondisi sosial masyarakat di Kampung hijau, Kecamatan Banjarmasin Timur, Kalimantan Selatan. Hasil pre-test dan post-test menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai kolesterol setelah dilakukan edukasi. Kegiatan ini terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya pengendalian kolesterol dan diharapkan dapat mempraktikkan gaya hidup sehat