Goesthy Ayu Mariana Devi Lestari
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HANGGUM Goesthy Ayu Mariana Devi Lestari
Joged Vol 3, No 2 (2012): NOVEMBER 2012
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/joged.v3i2.330

Abstract

Hanggum merupakan judul yang dipilih untuk mewakili keseluruhan isi karya tari ini. Kata hanggumberasal dari kosakata Lampung adat Saibatin yang berarti hormat, kagum, atau memuja baik kepada tamuagung maupun kepada Sang Pencipta. Berawal dari pengetahuan mengenai sejarah kebudayaan Lampungyang pernah dipengaruhi kepercayaan Hindu pada masa Kerajaan Tulang Bawang, serta berhasilterrekonstruksinya salah satu bentuk kesenian dalam ritual pemujaan yang telah punah (Tari Bedayo TulangBawang), memunculkan ide baru penggarapan yang akan tertuang dalam bentuk karya tari.Karya tari ini terinspirasi dari sosok pertapa serta perjalanan spiritualnya sebagai asal-usul lahirnyatarian pemujaan dalam melengkapi sebuah ritual adat masa itu. Pertapa dalam proses tapanya tentumengalami berbagai gejolak serta menghadapi segala bentuk gangguan dan godaan. Namun, semua haltersebut diupayakan semaksimal mungkin untuk dikendalikan hingga berhasil mencapai tingkat spiritualyang khusus, ditandai dengan diterimanya wangsit oleh pertapa. Wangsit berupa pelaksanaan upacara ritualdisebutkan juga mendorong lahirnya sebuah tarian pemujaan sebagai kelengkapan ritualnya. Kesakralanpemujaan yang terbentuk inilah yang juga akan ditampilkan dalam kemunculan dramatik karya tari ini.Tari Hanggum ditarikan oleh lima penari laki-laki dan tiga penari perempuan sebagai bentuk inovasidalam penggarapan yang tetap mengacu pada kesakralan tradisi ritual. Kehadiran para penari merupakanpenggambaran sosok pertapa, aktivitas pemujaan, serta bentuk gangguan dalam perjalanan spiritualnya.Penggunaan properti kain yang tergantung menjadi klimaks dramatika dalam karya tari ini. Diharapkankarya tari ini dapat memberikan manfaat bagi setiap penikmatnya, termasuk bagi Pemerintah Daerah TulangBawang-Provinsi Lampung agar lebih memperhatikan kelestarian wujud dan nilai budaya dan tradisi yangluhur.Kata kunci: pertapa, ritual pemujaan, Lampung
Pembelajaran Tari Bedana Menggunakan Strategi Inkuiri Deduksi Terbimbing pada Ekstrakurikuler di SMA Negeri 11 Bandar Lampung Agung Ayu Made Pranadewi; I Wayan Mustika; Goesthy Ayu Mariana Devi Lestari
Jurnal Seni dan Pembelajaran Vol 8, No 1 (2020): Jurnal Seni dan Pembelajaran
Publisher : Jurnal Seni dan Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.034 KB)

Abstract

Teaching bedana dance throught inquiry deduction strategy in extracuriculer at SMA Negeri 11 Bandar Lampung was conducted to see the process and learning outcomes of bedana dance based on the constructivistik theory. This research is a qualitative descriptive research that directly observes the proceses and results of learning bedana dance by using inquiry deduction strategy. The learning process through 5 stages: students response, building atmosphere, processing information, and evaluating. Learning outcomes are measured by using indicators of wirga, wirama, wirasa, and memorization of motion in the learning process in each meeting and by observing practical tests at the end of the meeting. Based on the observation scores of the practical test outcomes all of students obtain an average score of 79.2 with good criteria.Pembelajaran tari bedana menggunakan strategi inkuiri deduksi terbimbing pada ekstrakurikuler di SMA Negeri 11 Bandar Lampung dilakukan untuk melihat proses dan hasil belajar tari bedana dengan teori konstruktivistik. Penelitian ini berjenis deskriptif kualitatif yang mengamati secara langsung proses dan hasil dari pembelajaran tari bedana menggunakan strategi inkuiri deduksi terbimbing. Proses pembelajaran melalui 5 tahapan yaitu perencanaan, respons siswa, membangun suasana, memproses informasi, dan evaluasi. Hasil pembelajaran diukur dengan menggunakan wiraga, wirama, wirasa, dan hafalan gerak pada proses pembelajaran disetiap pertemuan serta dengan pengamatan tes praktik pada akhir pertemuan. Berdasarkan nilai pengamatan tes praktik hasil belajar seluruh siswa memperoleh nilai rata-rata 79,2 dengan kriteria nilai baik.Kata kunci: strategi inkuiri deduksi terbimbing, proses dan hasil pembelajaran, tari bedana.