Bullying merupakan serangan berulang secara fisik, psikologis, sosial, ataupun verbal, yang dilakukan dalam posisi kekuatan yang secara situasional didefinisikan untuk keuntungan atau kepuasan mereka sendiri. Perilaku bullying terjadi karena berbagai faktor seperti konflik keluarga, budaya feodalisme, konflik di sekolah. Perilaku bullying dapat dikurangi dengan menggunakan teknik self control. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan disain A-B-A. Pada disain A-B-A, mula-mula target behavior diukur pada kondisi baseline 1 (A1). Setelah data kondisi baseline 1 (A1) stabil, pengukuran dilanjutkan pada kondisi intervensi (B). Pada desain A-B-A terdapat fase baseline 2 (A2) sebagai kontrol untuk fase intervensi sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan adanya hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan pedoman observasi. Observasi digunakan untuk mengamati frekuensi perilaku bullying subyek. Pengamatan dilakukan selama 16 sesi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat penurunan frekuensi perilaku bullying yang dibuktikan dengan perubahan rata-rata frekuensi perilaku bullying subyek. Pada kondisi baseline 1 (A1) rata-rata frekuensi bullying sebesar 12,75 yang menurun pada kondisi intervensi (B) sebesar 9,25. Pada kondisi baseline 2 (A2) rata-rata frekuensi bullying menurun menjadi 4. Estimasi kecenderungan arah menurun baik dari kondisi baseline 1 (A1) ke kondisi intervensi (B) dan dari kondisi intervensi (B) ke kondisi baseline 2 (A2). Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan teknik self control berpengaruh terhadap penurunan perilaku bullying pada siswa tunalaras di SLB E Prayuwana Yogyakarta.