Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Etnobotani Penyambutan Bulan Sura Di Komplek Wisata Alam Air Terjun Sedudo, Kabupaten Nganjuk Ayuningtyas, Prita; Hakim, Luchman
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Biotropika: Journal of Tropical Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1733.115 KB)

Abstract

Abstrak Air Terjun Sedudo merupakan salah satu daerah wisata yang memiliki atraksi budaya dengan memanfaatkan tumbuhan sebagai pelengkap acara. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jenis tumbuhan yang digunakan dalam kegiatan menyambut Bulan Sura oleh masyarakat sekitar Air Terjun Sedudo sebagai bagian dari strategi konservasi tumbuhan. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2013 hingga April 2014. Observasi secara langsung dilakukan di komplek wisata alam Air Terjun Sedudo. Identifikasi tumbuhan dan analisis data dilakukan di Laboratorium Taksonomi, Struktur dan Perkembangan Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Brawijaya. Penentuan responden dengan teknik purposive sampling. Data didapatkan menggunakan metode wawancara secara semi terstruktur. Data hasil wawancara pemanfaatan tumbuhan diklasifikasikan dalam 8 kategori pemanfaatan, dan selanjutnya dianalisis menggunakan indeks etnobotani. Hasil penelitian menunjukkan didapatkan 62 spesies tumbuhan dan tergolong ke dalam 34 famili yang dimanfaatkan untuk pelengkap prosesi penyambutan Bulan Sura. Tumbuhan yang memiliki RFC tertinggi adalah ketela pohon (Manihot esculenta Crantz) sebesar 0,77 dan untuk nilai RI tertinggi adalah melati (Jasminum sambac L.) sebesar 0,91. Sebagian besar tumbuhan yang dimanfaatkan digunakan untuk melengkapi prosesi penyambutan Bulan Sura maupun untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Masyarakat sekitar Air Terjun Sedudo sebagian besar masih bergantung dengan sumberdaya dan tumbuhan yang ada di sekitar tempat tinggalnya, sehingga secara tidak langsung masyarakat melakukan konservasi guna melestarikan sumberdaya yang ada.   Kata kunci : etnobotani, ekowisata, konservasi tumbuhan, konservasi atraksi wisata
Etnobotani Penyambutan Bulan Sura Di Komplek Wisata Alam Air Terjun Sedudo, Kabupaten Nganjuk Prita Ayuningtyas; Luchman Hakim
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Air Terjun Sedudo merupakan salah satu daerah wisata yang memiliki atraksi budaya dengan memanfaatkan tumbuhan sebagai pelengkap acara. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jenis tumbuhan yang digunakan dalam kegiatan menyambut Bulan Sura oleh masyarakat sekitar Air Terjun Sedudo sebagai bagian dari strategi konservasi tumbuhan. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2013 hingga April 2014. Observasi secara langsung dilakukan di komplek wisata alam Air Terjun Sedudo. Identifikasi tumbuhan dan analisis data dilakukan di Laboratorium Taksonomi, Struktur dan Perkembangan Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Brawijaya. Penentuan responden dengan teknik purposive sampling. Data didapatkan menggunakan metode wawancara secara semi terstruktur. Data hasil wawancara pemanfaatan tumbuhan diklasifikasikan dalam 8 kategori pemanfaatan, dan selanjutnya dianalisis menggunakan indeks etnobotani. Hasil penelitian menunjukkan didapatkan 62 spesies tumbuhan dan tergolong ke dalam 34 famili yang dimanfaatkan untuk pelengkap prosesi penyambutan Bulan Sura. Tumbuhan yang memiliki RFC tertinggi adalah ketela pohon (Manihot esculenta Crantz) sebesar 0,77 dan untuk nilai RI tertinggi adalah melati (Jasminum sambac L.) sebesar 0,91. Sebagian besar tumbuhan yang dimanfaatkan digunakan untuk melengkapi prosesi penyambutan Bulan Sura maupun untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Masyarakat sekitar Air Terjun Sedudo sebagian besar masih bergantung dengan sumberdaya dan tumbuhan yang ada di sekitar tempat tinggalnya, sehingga secara tidak langsung masyarakat melakukan konservasi guna melestarikan sumberdaya yang ada.   Kata kunci : etnobotani, ekowisata, konservasi tumbuhan, konservasi atraksi wisata
Persepsi Permeabilitas Kota Singaraja Menurut Generasi Milenial Ayuningtyas, Prita; Susanta, Nyoman; Yudantini, Ni Made
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 9 No 3 (2025): Jurnal Arsitektur ARCADE September 2025
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v9i3.4229

Abstract

Abstract: Singaraja City, the capital of Buleleng Regency, plays a strategic role in the historical and spatial development of North Bali. However, the city is currently facing challenges related to accessibility and spatial connectivity, particularly in areas with aging road networks and suboptimal pedestrian infrastructure. These issues reflect a low level of urban permeability, defined as the degree to which urban spaces allow free movement and functional connectivity. This study aims to explore the perceptions of the Millennial Generation toward the level of permeability in Singaraja City, focusing specifically on the Udayana Street corridor, which functions as a hub for education and daily urban mobility. Using a qualitative approach that combines field observation, in-depth interviews, and mental mapping, the study investigates accessibility quality, mobility constraints, and spatial connectivity as experienced by young adults (born 1994–2000). The findings reveal that Millennials are highly aware of the physical conditions of urban spaces, such as the lack of continuous pedestrian paths, poor street lighting, and spatial disconnection across neighborhoods. Although Udayana Street holds a strategic urban function, it is not yet fully supportive of active mobility. This study contributes to the theoretical understanding of urban permeability in medium-sized cities and provides valuable input for urban planners and policymakers to develop inclusive, youth-responsive, and sustainable mobility strategies. Keywords: Urban Permeability, Milennial Generation, Singaraja City Abstrak: Kota Singaraja sebagai ibu kota Kabupaten Buleleng memiliki peran strategis dalam sejarah dan dinamika pembangunan wilayah Bali Utara. Namun, perkembangan kota ini menghadapi tantangan dalam hal aksesibilitas dan keterhubungan ruang, terutama di kawasan dengan jaringan jalan lama dan infrastruktur pejalan kaki yang belum optimal. Permasalahan ini mencerminkan rendahnya tingkat permeabilitas kota, yaitu sejauh mana ruang kota memungkinkan pergerakan bebas dan konektivitas antarfungsi ruang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persepsi Generasi Milenial terhadap tingkat permeabilitas Kota Singaraja, khususnya di koridor Jalan Udayana yang menjadi pusat aktivitas pendidikan dan mobilitas harian. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui observasi, wawancara mendalam, dan peta mental, penelitian ini menganalisis kualitas aksesibilitas, hambatan mobilitas, dan keterhubungan antar ruang berdasarkan pengalaman generasi muda usia produktif (lahir 1994–2000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Generasi Milenial memiliki kepekaan terhadap kondisi fisik ruang kota, seperti keterbatasan jalur pejalan kaki, kurangnya penerangan jalan, hingga kesenjangan konektivitas antar kawasan. Kawasan Jalan Udayana dinilai memiliki fungsi strategis, namun belum sepenuhnya ramah terhadap mobilitas aktif. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap pemahaman konsep permeabilitas kota dalam konteks kota sedang, serta menjadi masukan penting bagi perencana kota dan pemangku kebijakan dalam merumuskan kebijakan ruang yang inklusif, responsif terhadap kebutuhan generasi muda, dan mendukung mobilitas berkelanjutan. Kata Kunci: Permeabilitas kota, Generasi Milenial, Kota Singaraja Keywords: Urban Permeability, Milennial Generation, Singaraja City