Hery Wibowo
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PROSES PELAYANAN SOSIAL BAGI WARIA MANTAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI YAYASAN SRIKANDI SEJATI JAKARTA TIMUR Chenia Ilma Kirana; Hery Wibowo; Santoso Tri Raharjo
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3, No 3 (2016): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v3i3.13703

Abstract

Wanita-pria, atau yang lebih dikenal dengan waria adalah salah satu kelompok minoritas yang keberadaannya sering dipinggirkan oleh masyarakat. Pandangan buruk dari masyarakat mengenai kaum yang seolah-olah ‘tidak bersyukur’ dengan kodratnya ini membuat waria sulit untuk mendapatkan pekerjaan secara layak. Oleh karena itu, banyak dari mereka yang terpaksa menjadi pekerja seks komersial guna menyambung hidup. Tak hanya itu, persoalan menjadi waria adalah sulitnya mereka untuk memenuhi keberfungsian sosialnya karena dianggap tak lagi sesuai dengan nilai dan norma yang dianut masyarakat kebanyakan. Bagaimana agar para waria yang bekerja menjadi pekerja seks komersial ini sadar dan mau untuk keluar dari pekerjaan tersebut adalah dengan memberikan pelayanan sosial. Pelayanan sosial yang nantinya membuat mereka menyadari bahwa hidup waria layak dijalani dan bisa terus percaya diri ketika bermasyarakat.
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN KAMPUNG WISATA KREATIF DAGO POJOK Berry Choresyo; Soni Akhmad Nulhaqim; Hery Wibowo
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4, No 1 (2017): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v4i1.14211

Abstract

Penelitian ini berjudul “Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Kampung Wisata Dago Pojok”. Penelitian ini akan mencoba untuk mendeskripsikan bagaimana partisipasi masyarakat di RW 03 terhadap program kampung wisata kreatif Dago Pojok dilihat dari prasyarat partisipasi yaitu kesempatan, kemampuan dan keinginan dan jenis partisipasi yang terbagi menjadi 5 (lima) jenis antara lain pemikiran, tenaga, keahlian, barang dan uang.Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan teknik yang digunakan pada pennelitian ini adalah studi kasus. Data yang dihasilkan adalah data kualitatif yang diambil dari hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 8 (delapan) orang yang dianggap dapat memberikan informasi terperinci mengenai partisipasi masyarakat RW 03 dalam program kampung wisata kreatif.Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa aspek-aspek prasyarat partisipasi yaitu kesempatan, kemampuan dan keinginan telah terpenuhi. Dengan begitu, partisipasi dalam berbagai jenis dapat terwujud dari masyarakat. Melihat dari jenis partisipasi, warga telah melaksanakan kelima jenis partisipasi yang terdiri dari partisipasi pemikiran, tenaga, keahlian, barang dan uang. Meskipun masih ada kekurangan dalam hal partisipasi uang, hal tersebut dikarenakan masih kurangnya kemampuan warga untuk memberikan partisipasi uang dan belum adanya sistem yang mengatur pendanaan program dari uang warga.Berdasarkan pada hasil penelitian, saran yang diberikan oleh peneliti adalah penguatan sumber dana untuk program kampung wisata kreatif. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menutupi kekurangan warga secara individu untuk memberikan partisipasi uang dan memperkuat sumber pendanaan kampung wisata kreatif.
KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT MENTAL Berry Choresyo; Soni Akhmad Nulhaqim; Hery Wibowo
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 3 (2015): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v2i3.13587

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk membahas tentang keberadaan penykit mental yang muncul di masyarakat namun kurang disadari oleh masyarakat itu sendiri sehingga seringkali menimbulkan perlakuan maupun anggapan yang salah terhadap penderita kelainan mental baik anak-anak maupun orang dewasa. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat untuk mengidentifikasi berbagai kelainan mental dan kurangnya kesadaran untuk menghubungi pihak ahli yang mampu menangani penyakit mental tersebut. Sosialisasi terkait penyakit mental sangat diperlukan karena fenomena kelainan mental seperti autism, down syndrome maupun penyakit mental lainnya yang juga bisa terjadi pada orang dewasa seperti Skizofrenia, bipolar atau depresi berat, sudah ada sejak dulu dan fenomenanya masih sering ditemukan namun pemahaman akan hal ini masih kurang di masyarakat, terutama masyarakat daerah pedalaman atau terpencil.
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL SEBAGAI ALTERNATIF PROGRAM PEMBERDAYAAN Yesi Fitriani; Santoso Tri Raharjo; Hery Wibowo
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2015): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v2i2.13273

Abstract

Ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan. Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan. Paparan singkat ini bertujuan untuk memberikan gagasan mengenai program-program pemberdayaan baik oleh pemerintah maupun swasta. Ditengah gencarnya pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat, meskipun berbagai prestasi yang telah dicapai tetapi di sisilain masih terdapat banyak catatan buruk mengenai implementasi dan hasil dari pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat.Dapat dilihat dari beberapa program pemberdayaan yang dijalankan selama ini, terutama oleh pemerintah pusat. Betapa banyak program pemberdayaan yang dijalankan namun berakhir dengan kegagalan. Atau pada kondisi lain, misi pemberdayaan yang diemban program-program tersebut justru bermuara pada semakin tidak berdayanya kelompok masyarakat yang seharusnya diberdayakan.Berpijak pada perspektif pembangunan kesejahteraan sosial, bahwa membangun dan memberdayakan masyarakat memerlukan pendekatan holistik yang mempertimbangkan isu-isu lokal dan global. Hal ini dilakukan agar program pemberdayaan masyarakat dapat berkelanjutan.
POLA PEMBINAAN NARAPIDANA WANITA OLEH LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM PERSPEKTIF PEKERJAAN SOSIAL Puti Halimah; Dessy Hasanah Siti; Hery Wibowo
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 3 (2015): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v2i3.13546

Abstract

Artikel ini membahas tentang tema yang menurut penulis masih tabu di masyarakat, khuhusnya Indonesia, yaitu perempuan dan lembaga pemasyarakatan. Artikel ini di latar belakangi dengan kasus kriminal yang terus meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun, serta peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada narapidana wanita, contohnya tercatat pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA, Bandung, Jawa Barat , Lembaga Pemasyarakatan ini telah melebihi kapasitas penampungan atau over capacity. Seperti yang dilansir dalam website resmi Kementerian Hukum dan HAM, jumlah penghuni Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA, Bandung berjumlah 371 orang, sedangkan kapasitas seharusnya adalah 325 orang. Banyaknya jumlah narapidana wanita yang terus meningkat ini tidak lepas dari peran dari lembaga pemasyarakatan,. Lembaga pemasyarakatan yang ditunjuk oleh kementerian hukum dan HAM untuk mengatur, mengawasi serta menjamin hak hidup dari narapidana. Berkaitan dengan Lembaga Pemasyarakatan, maka tidak lepas pula dari pola pembinaan yang dirancang untuk mengembalikan keberfungsian sosial narapidana pasca masa tahanan. Pola pembinaan yang disusun oleh pihak Lembaga Pemasyarakatan tidak luput dari peran pebimbing kemasyarakatan atau pekerja sosial koreksional.Peran pembimbing kemasyarakatan adalah untuk mengawasi seluruh kegiatan narapidana dari pagi hingga malam hari. Kelebihan jumlah narapidana wanita pada Lapas Klas IIA Tangerang, menyebabkan peran pembimbing kemasyarakatan kurang optimal, tercatat dengan jumlah narapidana yang melebihi kapasitas Lapas, satu orang pembimbing kemasyarakatan berbanding dengan 25 narapidana. Dalam pekerjaan sosial, ada metode yang dapat digunakan untuk mengatasi keterbatasan tersebut, salah satunya adalah metode social group work, dimana metode ini dapat meudahkan para narapidana untuk saling bertukar cerita,apalagi ditambah dengan kesamaan latar belakang serta jenis kelamin sehingga membuat narapidana wanita lebih jujur dengan apa yang diungkapkan.