Articles
PELAYANAN SOSIAL BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH
Elita Metica Tamba;
Hetty Krisnani;
Arie Surya Gutama
Share : Social Work Journal Vol 4, No 2 (2014): Share Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (74.459 KB)
|
DOI: 10.24198/share.v4i2.13077
Setiap anak Indonesia berhak mendapatkan pendidikan untuk pengembangan potensi, minat dan bakat dirinya agar mereka kelak dapat menjadi penerus bangsa yang memiliki kemampuan intelektual sehingga dapat dijadikan sumber daya manusia yang berpotensi dalam memimpin bangsa dan negara kearah yang lebih baik. Namun banyak faktor yang akhirnya membuat anak-anak Indonesia mengalami putus sekolah. Faktor-faktor yang menyebabkan remaja putus sekolah adalah ekonomi keluarga, kurangnya kemampuan dan minat remaja dalam mengikuti pendidikan di sekolah, kondisi tempat tinggal remaja, pandangan masyarakat terhadap pendidikan, adat istiadat dan ajaran-ajaran tertentu. Remaja putus sekolah merupakan masalah sosial yang harus mendapatkan perhatian khusus, karena dampak yang ditimbulkan tidak lagi hanya dirasakan oleh individu remaja itu sendiri, tetapi juga oleh masyarakat. Dampak yang ditimbulkan yaitu pengangguran, kriminalitas, kemiskinan dan kenakalan remaja. Diperlukan upaya penanganan remaja putus sekolah untuk mengurangi dampak negatif yang mereka timbulkan. Dalam upaya mengurangi remaja putus sekolah, diperlukan kerjasama dari berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan pelayanan sosial. Pelayanan sosial tersebut bertujuan agar remaja putus sekolah tetap mendapatkan pendidikan di luar sekolah yang dapat dijadikan bekal untuk memperoleh pekerjaan sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Pelayanan sosial yang diberikan tentunya harus sesuai dengan kebutuhan remaja putus sekolah. Pelayanan sosial yang dapat diberikan yaitu berupa pembinaan bagi remaja putus sekolah melalui bimbingan. Bimbingan yang diberikan yaitu bimbingan mental agama, bimbingan sosial dan fisik, bimbingan keterampilan dan Praktek Belajar Kerja (PBK).
PEMAHAMAN MASYARAKAT MENGENAI GANGGUAN JIWA DAN KETERBELAKANGAN MENTAL
Nadira Lubis;
Hetty Krisnani;
Muhammad Fedryansyah
Share : Social Work Journal Vol 4, No 2 (2014): Share Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (84.659 KB)
|
DOI: 10.24198/share.v4i2.13073
Pemahaman masyarakat mengenai gangguan jiwa dan keterbelakangan mental sangat minim. Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai gangguan jiwa dan keterbelakangan mental menyebabkan penderita kerap kali mendapatkan perilaku yang tidak menyenangkan dari masyarakat bahkan dari keluarga penderita sendiri. Salah satunya di negara Indonesia, perlakuan yang di dapatkan oleh penderita gangguan jiwa dan keterbelakangan seperti diskriminasi, mereka terisolasi, dikucilkan bahkan hingga dipasung, padahal penderita gangguan jiwa dan cacat mental adalah warga negara Indonesia yang berhak mendapatkan hak-hak mereka sebagai warga negara Indonesia dan sebagai seorang manusia yang dapat mengembangkan diri dan mengasah potensi-potensi yang dimilikinya. Penyakit gangguan jiwa dan keterbelakangan mental memiliki pemahaman yang berbeda akan tetapi penderita sering kali mendapatkan perlakuan yang serupa dari masyarakat maupun keluarga penderita. Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang dapat menyerang seseorang kapan saja dan dimana saja dan penyakit ini dapat disembuhkan dengan mendapatkan penanganan yang tepat, sedangkan cacat mental bukanlah suatu penyakit akan tetapi cacat mental merupakan suatu keadaan yang telah dialami seseorang dari semenjak dikandungan, akan tetapi bukan berarti mereka tidak dapat mengembangkan diri sebagai manusia, penanganan sejak dini dan dengan tepat juga diperlukan oleh penderita cacat mental. Maka dari itu, peran dari masyarakat sangat dibutuhkan guna untuk membantu penderita dalam bekreasi hingga dapat mengembangkan potensi- potensi yang dimilikinya dengan cara mengetahui bagaimana harus bersikap kepada mereka dengan tidak memandang penderita sebelah mata. Peran dari seorang pekerja sosial dalam hal ini dapat membantu masyarakat dan keluarga penderita gangguan jiwa atau cacat mental sebagai educator, motivator dan sebagai konselor.
PELAYANAN SOSIAL BAGI ANAK JALANAN DITINJAU DARI PERSPEKTIF PEKERJAAN SOSIAL
Melisa Amalia Amin;
Hetty Krisnani;
Maulana Irfan
Share : Social Work Journal Vol 4, No 2 (2014): Share Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (92.116 KB)
|
DOI: 10.24198/share.v4i2.13079
Artikel ini membahas pelayanan sosial bagi anak jalanan yang dilakukan oleh salah satu Lembaga Sosial. Bagi lembaga sosial yang memberikan pelayanan kepada anak jalanan melalui rumah singgah, maka pelayanan yang diberikan menurut perspektif pekerjaan sosial dapat menggunakan model pelayanan Half-Way House Services. Adapun model pelaksanaan pelayanan menurut strategi ini dapat menggunakan teori proses pekerjaan sosial yang terdiri atas Engagement, Intake & Contract, Assessment, Planning, Intervention, Evaluation & Termination. Pada artikel ini, Salah satu lembaga sosial memberikan pelayanan kepada anak jalanan melalui pelatihan keterampilan, family development dan home visit. Dimana, sebelum menentukan bentuk pelayanan, lembaga ini sudah menggunakan proses pekerjaan sosial dan didalam pemberian pelayanan, masih dibutuhkan usaha untuk meningkatkan pelayanan bagi lembaga ini. Upaya untuk meningkatkan pelayanan ditinjau dari perspektif pekerjaan sosial dapat menggunakan sistem dasar yang terdiri atas sistem pelaksana perubahan, sistem klien, sistem sasaran dan sistem kegiatan.
PROGRAM REHABILITASI SOSIAL BAGI PENYADANG DISABILITAS DI PANTI SOSIAL BINA DAKSA BUDI PERKASA PALEMBANG
Metra Naibaho;
Hetty Krisnani;
Eva Nuriyah H.
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 3 (2015): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (378.686 KB)
|
DOI: 10.24198/jppm.v2i3.13580
Penyandang disabilitas dalam kehidupan nya sering menghadapi masalah masalah yang menghambat perkembangan kepribadian maupun mental nya. Banyak tekanan tekanan yang datang kepada penyandang disabilitas dalam menghadapi kehidupan nya. Misalnya adalah yang berasal dari keluarga, teman dekat maupun dari tengah tengah masyarakat. Dalam mengembangkan kemampuan nya, penyandang disabilitas perlu mendapatkan penguatan atau dukungan yang baik oleh masyarakat dimana dia tinggal.Dalam hal ini perlu di adakan rehabilitasi sosial untuk memberikan dorongan kepada penyandang disabilitas supaya bisa mengembangkan kemampuan nya lebih lagi dan agar dapat melihat kelebihan meskipun memiliki kekurangan, namun bisa berdaya guna di tengah tengah masyarakat. Rehabilitasi sosial di harapkan memberikan pengaruh pada perkembangan mental penyandang disabilitas. Sangat banyak penyandang disabilitas yang tidak mampu untuk mengembangkan diri dan kemampuan karena tidak ada nya dukungan sosial dari masyarakat dan juga karena tidak adanya rehabilitasi sosial.Melalui rehabilitasi sosial penyandang disabilitas diberikan materi materi berupa penguatan mental, pengembangan kemampuan, dan pengembangan kreativitas sehingga tidak dianggap sebagai manusia yang tidak produktif. Disamping itu di ajarkan untuk mampu menghadapi lingkungan masyarakat, keluarga dan sebagai nya agar ketika mereka masuk dan bergabung dengan masyarakat, tidak ada pandangan negatif terhadap penyandang disabilitas.
PELAYANAN SOSIAL BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH
Elita Metica Tamba;
Hetty Krisnani;
Arie Surya Gutama
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2015): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (224.705 KB)
|
DOI: 10.24198/jppm.v2i2.13529
Setiap anak Indonesia berhak mendapatkan pendidikan untuk pengembangan potensi, minat dan bakat dirinya agar mereka kelak dapat menjadi penerus bangsa yang memiliki kemampuan intelektual sehingga dapat dijadikan sumber daya manusia yang berpotensi dalam memimpin bangsa dan negara kearah yang lebih baik. Namun banyak faktor yang akhirnya membuat anak-anak Indonesia mengalami putus sekolah. Faktor-faktor yang menyebabkan remaja putus sekolah adalah ekonomi keluarga, kurangnya kemampuan dan minat remaja dalam mengikuti pendidikan di sekolah, kondisi tempat tinggal remaja, pandangan masyarakat terhadap pendidikan, adat istiadat dan ajaran-ajaran tertentu. Remaja putus sekolah merupakan masalah sosial yang harus mendapatkan perhatian khusus, karena dampak yang ditimbulkan tidak lagi hanya dirasakan oleh individu remaja itu sendiri, tetapi juga oleh masyarakat. Dampak yang ditimbulkan yaitu pengangguran, kriminalitas, kemiskinan dan kenakalan remaja. Diperlukan upaya penanganan remaja putus sekolah untuk mengurangi dampak negatif yang mereka timbulkan. Dalam upaya mengurangi remaja putus sekolah, diperlukan kerjasama dari berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan pelayanan sosial. Pelayanan sosial tersebut bertujuan agar remaja putus sekolah tetap mendapatkan pendidikan di luar sekolah yang dapat dijadikan bekal untuk memperoleh pekerjaan sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Pelayanan sosial yang diberikan tentunya harus sesuai dengan kebutuhan remaja putus sekolah. Pelayanan sosial yang dapat diberikan yaitu berupa pembinaan bagi remaja putus sekolah melalui bimbingan. Bimbingan yang diberikan yaitu bimbingan mental agama, bimbingan sosial dan fisik, bimbingan keterampilan dan Praktek Belajar Kerja (PBK).
PENGEMBANGAN DESA WISATA MELALUI KONSEP COMMUNITY BASED TOURISM
Fildzah A’inun N;
Hetty Krisnani;
Rudi Saprudin Darwis
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 3 (2015): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (347.789 KB)
|
DOI: 10.24198/jppm.v2i3.13581
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan pariwisata, sehingga industri pariwisata semakin berkembang pesat di Indonesia. Pariwisata di Indonesia saat ini sudah menjadi salah satu pilar perekonomian Indonesia. Indonesia juga saat ini sudah menjadi salah satu destinasi pariwisata yang semakin terkenal bukan hanya di kalangan wisatawan lokal, namun keindahan pariwisata Indonesia sudah melanglangbuana hingga masyarakat-masyarakat di berbegai Negara di dunia. Kemajuan pariwisata beriringan dengan semakin pesatnya pembangunan yang dilakukan di wilayah pariwisata tersebut untuk menunjang infrastruktur pariwisata. Namun, saat ini keberadaan pariwisata dan kemajuannya masih belum bisa memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat di sekitarnya. Pada kenyatannya beberapa provinsi yang menjadi primadona pariwisata di Indonesia masih menjadi provinsi dengan tingkat kemiskinan yang tinggi, ini bisa jadi disebabkan oleh masyarakat yang belum mampu mengelola pariwisatanya sendiri sehingga sektor pariwisata lebih banyak dikuasai oleh para investor. Community based tourism merupakan konsep pariwisata yang berbasis masyarakat, dalam CBT masyarakat di berdayakan untuk mengelola objek wisatanya sendiri. salah satu bentuk dari CBT adalah pengembangan desa wisata.
KESENJANGAN PENDIDIKAN DESA DAN KOTA
Benediktus Vito;
Hetty Krisnani
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2015): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (348.139 KB)
|
DOI: 10.24198/jppm.v2i2.13533
Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dikarenakan memperoleh pendidikan merupakan hak dari warga negara. Begitu juga untuk masyarakat yang ada di perkotaan dan pedesaan, mereka semua berhak menerima pendidikan yang layak. Namun kenyataannya masih banyak kasus kesenjangan pendidikan yang terjadi di perkotaan dan di pedesaan. Hal ini dapat terlihat dari jumlah tenaga pengajar yang terdapat di sekolah perkotaan dan sekolah di pedesaan. Jumlah guru lebih banyak terdapat di perkotaan dibandingkan dengan dipedesaan. Rendahnya minat guru mengajar di pedesaan diakibatkan oleh minimnya akses transportasi serta fasilitas sekolah yang buruk yang terdapat di pedesaan. Selain itu kesenjangan pendidikan antara perkotaan dan pedesaan dapat terlihat dari sekolah- sekolah di perkotaan yang mempunyai fasilitas baik pastinya juga memiliki pengajar yang berkompeten sehingga nantinya menghasilkan siswa- siswa yang cerdas. Hal ini berbanding terbalik terhadap sekolah- sekolah yang terdapat di pedesaan yang mempunyai fasilitas sekolah yang kurang baik dan tenaga pengajar yang kurang kompeten. Pemerintah dengan segala upayanya khususnya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam hal ini sedang berupaya untuk mengatasi kesenjangan pendidikan yang terjadi di pedesaan dan perkotaan yaitu dengan mengeluarkan Program Sarjana Mendidik di Daerah(SM3T) yang bertujuan untuk mengatasi masalah kesenjangan pendidikan antara desa dan kota. Tentunya pekerja sosial bisa membantu mengontrol hasil dan ikut berperan dalam pelaksanaan kebijakan.
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH
Mamah Halimah;
Hetty Krisnani;
Muhammad Fedryansyah
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2015): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24198/jppm.v2i2.13272
Sampah merupakan material sisa yang dihasilkan dari aktivitas manusia, hewan, dan alam yang sudah tidak digunakan lagi dan tidak memiliki nilai ekonomis. Sampah apabila dibiarkan saja tanpa ada pengelolaan akan menimbulkan berbagai macam masalah baik itu masalah lingkungan fisik, kesehatan manusia, keindahan estetika, dan masalah sosial. Untuk mengatasi volume sampah yang semakin meningkat, maka pengelolaan sampah sangat dibutuhkan. Pengelolaan sampah dilakukan yaitu untuk mengurangi volume timbulan sampah bahkan dapat memusnahkan sampah dari muka bumi ini dengan syarat seluruh manusia sadar akan bahayanya sampah. Dalam melakukan pengelolaan sampah tidak cukup dilakukan oleh pemerintahan saja melainkan masyarakat juga harus ikut terlibat dalam mengatasi masalah sampah ini karena sampah jika dikelola oleh masyarakat akan berdampak positif bagi kehidupan mereka. Oleh karena itu, partisipasi masyarakat sangat penting bagi peningkatan kualitas manusia agar dapat meningkatkan partisipasi secara nyata dalam berbagai aktifitas kehidupan untuk mendorong terciptanya kegiatan produktif yang bernilai tinggi. Dengan demikian, dalam pengolahan sampah dibutuhkan teknik pengembangan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengatasi lingkungannya.
PENGARUH PROGRAM PELAYANAN SOSIAL TERHADAP ASPEK KESEJAHTERAAN ANAK DI PANTI ASUHAN ULUL AZMI KELURAHAN CIPAGERAN KECAMATAN CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI
Mochammad Iqbal Makatita;
Hetty Krisnani;
Arie Surya Gutama
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3, No 1 (2016): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24198/jppm.v3i1.13629
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebuah program pelayanan sosial yang diberikan kepada anak panti yang berada di panti asuhan ULUL AZMI Kelurahan Cipageran kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi. Apakah program yang diberikan telah dapat mencakupi aspek kesejahteraan anak di panti asuhan tersebut atau tidak. Telah diketahui bahwa kesejahteraan anak sangat di butuhkan sebagai pemenuhan diri agar anak dapat mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimiliki secara maksimal dan dapat berfungsi baik di masyarakat serta menjadi penerus perjuangan negara Indonesia dengan menjadi sumber daya manusia yang baik.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitaif yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial. Teknik yang dilakukan adalah survey dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data dan mengambil sampel dari satu populasi. Populasi adalah anak yang tinggal di Panti asuhan ULUL AZMI Kota Cimahi yang besarnya adalah 25 orang anak. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara, studi dokumentasi, dan observasi.Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan pengaruh baik khususnya kepada panti asuhan agar dapat merencanakan dan mengaplikasikan program pelayanan sosial dengan baik untuk anak yang berada di dalamnya, sehingga kesejahteraan dari setiap anak dapat dikatakan baik dan mereka siap menjadi penerus bangsa yang memiliki kualitas.
KEBERADAAN MASYARAKAT PENDATANG DI DESA SUKAKERTA (PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT TERKAIT PEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT DI KECAMATAN KERTAJATI, KABUPATEN MAJALENGKA)
Yosi Damayanti;
Hetty Krisnani;
Meilanny Budiarti Santoso
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3, No 1 (2016): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24198/jppm.v3i1.13599
Pemerintah Provinsi Jawa Barat memiliki keinginan untuk memiliki bandara bertaraf internasional. Studi kelayakan telah dilakukan terhadap beberapa wilayah di Provinsi Jawa Barat. Hasil uji kelayakan wilayah menetapkan Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka sebagai tempat pembangunan bandar udara bertaraf internasional yang kemudian diberi nama Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau Bandar Udara Kertajati. Pembangunan Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB). Pembangunan Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) memerlukan wilayah yang cukup luas dan mencakup lahan yang sekarang menjadi tempat pemukiman dan pertanian sehingga diperlukan relokasi pemukiman warga. Relokasi dilakukan secara bertahap dan masih secara swadaya. Desa Sukakerta merupakan wilayah dengan jumlah migrasi masuk yang cukup banyak sehingga mengindikasikan telah membuat terjadinya perubahan sosial budaya masyarakat pendatang di Desa Sukakerta. Masyarakat pendatang secara otomatis melakukan adaptasi sehingga turut mempengaruhi kehidupan sosial budaya di daerah tempat tinggal barunya yaitu Desa Sukakerta. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aspek-aspek dari perubahan sosial budaya masyarakat yang mempengaruhi kehidupan masyarakat pendatang sebagai akibat dari relokasi terhadap pembangunan Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB). Metode penelitian yang dilakukan yaitu penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Metode kualitatif dilakukan dengan mewawancarai berbagai stakeholder yang terkait, masyarakat pendatang, dan masyarakat asli Desa Sukakerta. Aspek-aspek sosial budaya yang diteliti meliputi nilai dan norma sosial, pola perilaku, dan interaksi sosial (aspek sosial) serta sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem ekonomi dan mata pencaharian (aspek budaya).