Buharman B
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat Jln. Raya Padang-Solok, km 40 Sukarami, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS PROSPEK BISNIS PENANGKARAN BENIH KENTANG DI KABUPATEN SOLOK, SUMATERA BARAT B, Buharman; , Harnel
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 13, No 2 (2010): Juli 2010
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Analysis of Seed Potato Breeding Prospect in Solok District, West Sumatra. Horticulture agriculturevision of Solok District become potato seedling producer has not appears. Developing of seedling institution,guidance seed producer, and subsidies input have note optimal condition. Analysis of prospect seedling wasconducted identification seedling producer, the farmers whose produce potato seed, the farmer activities,problems, and marketing aspect. The data collected include input, output from potato farm so secondarydata from Agricultural Extension Solok District. The result form BBI high elevation horticulture centre canproduce 9-12 t/yearG3potato seed. However this seed was sold to other province. On other hand local seedlingproducer have to byG3seed from out side region with more expensive. ProduceG3seed is profitable business.Baringin Mudo farmers group produce 9,722 kg potato for consumption and can used for seed about 4,489 kg/ha. However only 75 percent becomeG4about 3,823.2 kg,G4seed consumption is about 1,023-1,535 t/year.On other hand five seed producer can produce only 16 t/year. Potato is more profitable than cabbage but undershallot. If the farmers use good potato seed potato farm can more profitable than others crops. Potato pricemore stable than other horticultural farm gate price with coefficient variation in 2006 and 2007 are 16.5 and15.6 percent. On other hand coefficient variation cabbage, chilly, shallot, and tomato about 17.2-63.9 percent.Optimum and improve function of seed institution can accelerate self sufficient potato seed in Solok District.Key words: Seedling institute, seed potato, produce potato seedVisi pertanian hortikultura Kabupaten Solok menjadi penghasil bibit kentang selama ini belum terwujud.Pembangunan balai benih, pembinaan penangkar, dan bantuan sarana produksi belum optimal. Analisis prospekbisnis penangkaran benih kentang Kabupaten Solok, dilakukan dengan cakupan identifikasi keberadaan balaibenih dan penangkar, upaya yang dilakukan, permasalahan, dan aspek pasar. Data yang dianalisis berupamasukan-hasil usahatani sayuran kegiatan Prima Tani Kabupaten Solok dan data sekunder dari Dinas Pertaniandan Perikanan Kabupaten Solok. Data primer didapatkan dari unit usaha penangkar benih kentang di sentraproduksi utama. Hasil analisis menunjukkan bahwa BBI Hortikultura Dataran Tinggi dengan lahan kebun 6ha yang ditanami secara bergilir mampu menghasilkan 9-12 t benihG3per-tahun, tetapi sebagian besar dijualkeluar daerah. Sebaliknya, penangkar benih lokal cenderung menggunakan benihG3asal luar daerah yanglebih mahal. Usaha penangkaran benih kentangG3merupakan bisnis yang menguntungkan. Kelompok TaniBaringin Mudo sebagai penangkar benih menghasilkan kentang konsumsi 9.772 kg dan kentang calon benihG4sebanyak 4.489 kg/ha. Dengan rendemen pengolahan benih 75%, harga pokok benihG4Rp.3.823,2/kg. Potensi pasar benihG4sebanyak 1.023-1.535 t/th, sementara produksi oleh lima penangkar benih sekitar16 t/th. Daya saing kentang terhadap kubis lebih tinggi, dan berada dibawah bawang merah. Peluang untukAnalisis Prospek Bisnis Penangkaran Benih Kentang di Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Buharman B. dan Harnel)149meningkatkan daya saing kentang terhadap bawang merah dan tomat sangat besar, terutama dalam penggunaanbenih bermutu. Di tingkat produsen, harga kentang relatif stabil, dengan nilai koefisien variasi harga tahun 2006dan 2007 berturut-turut 16,5% dan 15,6%, sementara kubis, cabe merah, bawang merah, dan tomat berkisar17,2-63,9%. Penataan sistem dan fungsionalisasi fasilitas Balai Benih dan penguatan kelembagaan penangkarbenih merupakan faktor pendorong mempercepat terwujudnya swasembada benih kentang di Kabupaten Solok.Kata kunci: Balai benih, penangkar, benih kentang
PERSPEKTIF PENGEMBANGAN AGRIBISNIS MARKISA DI KABUPATEN SOLOK, SUMATRA BARAT B, Buharman; Mala, Yanti; Afdi, Edial
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 7, No 1 (2004): Januari 2004
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sweet passion fruit (Passiflora liguralis) plants grow well in Solok district highland. Productive area of theplantation is 3,825 ha with total production of 49,577 tons or equal to Rp 81,802 billions. Passion fruit agribusinessdevelopment in the future considers four aspects of (1) production technology, (2) post harvest, (3) financialfeasibility, and (4) land potential for development. First, two high-yielding varieties of Gumanti and Super Solindahave better characteristics of higher yields, size and quality of fruits, shelf life, and higher selling prices compared tothe variety of ordinary violet flower commonly planted by the farmers. Second, the fruits not qualified for fresh fruitsat household scale could be processed into juice and syrup. Both varieties with certain harvested maturity level andpackaging have longer shelf life for long distance transportation. Third, the farm business was financially feasible asshown by NPV of Rp 26,977,900, B/C ratio of 3.46, and IRR of 40 percent with economic plantation period of 10years. Fourth, there are 10,218 ha of land available for expansion of the plantation in the two main producing subdistricts. In addition, the farmers have planted passion fruit plants in some sub districts in the other highland areas. Allof those aspects are promising, but the policy makers have to pay attention to the aspects of competitive advantageand land conservation. Integrating farm practice improvement, product processing, market enhancement, and landexpansion becomes very strategic in passion fruit agribusiness development as part of regional development.Key words: passion fruit, agribusiness development Markisa manis berkembang baik di wilayah dataran tinggi Kabupaten Solok. Secara ekonomis dari luasareal produktif 3.825 ha dengan produksi 49.577 ton, setara Rp 81.802 milyar/tahun. Perspektif peluangpengembangan agribisnis markisa ke depan, dapat ditinjau dari empat aspek, yaitu: (1) teknologi produksi (2) pascapanen, (3) kelayakan finansial, dan (4) potensi lahan untuk pengembangan. Pertama, dua varietas unggul Gumantidan Super Solinda mempunyai keunggulan berupa daya hasil, ukuran dan mutu buah, daya simpan, serta harga juallebih tinggi dibanding varietas bunga ungu biasa yang banyak diusahakan petani. Selain varietas, teknik pembibitan,dan perbaikan budidaya telah dilakukan. Kedua, untuk buah yang tidak memenuhi syarat sebagai buah meja, dalamskala rumah tangga dapat diolah menjadi jus dan sirup, sedangkan untuk transportasi jarak jauh pada tingkatkematangan panen dan kemasan tertentu daya tahan bisa lebih lama. Ketiga, dari aspek usahatani, budidaya yangdilakukan petani layak secara finansial dengan kriteria NVP=Rp 26.977.900; B/C=3,46; dan IRR>40% dengan umurekonomis 10 tahun. Keempat, pada dua kecamatan sentra produksi utama, terdapat potensi lahan untuk pengembanganseluas 10.218 ha. Selain itu, markisa juga telah dikembangkan oleh masyarakat pada beberapa kecamatan wilayahdataran tinggi lainnya. Semua aspek tersebut sangat mendukung, namun demikian tingkat keunggulan kompetitif sertaaspek konservasi lahan untuk pengembangan perlu mendapat perhatian. Keterpaduan dalam perbaikan budidaya,pengolahan produk, perluasan pasar dan areal menjadi sangat strategis untuk pengembangan agribisnis markisasebagai bagian dari pengembangan wilayah.Kata kunci : markisa, pengembangan, agribisnis