Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Perbandingan Kadar Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF- α) Pada Tukang Parkir 1-3 Tahun dan >3 Tahun Dengan Metode ELISA Ahmad Hidayat; Aprilia Indra Kartika; Meutia Srikandi Fitria
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 8, No 2 (2021): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jambs.v8i2.237

Abstract

Polusi udara terdiri atas campuran substansi-substansi kimia dalam bentuk gas dan zat-zat radikal bebas. Radikal bebas yang masuk ke dalam saluran napas secara langsung dapat mengganggu mekanisme pertahanan antioksidan tubuh serta dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan atau oksidasi pada lipid, protein dan DNA pada sel. Radikal bebas yang masuk akan di detoksifikasi oleh sel makrofag, neutrofil, eosinofil dan sel epitel. Hasil dari detoksifikasi radikal bebas oleh sistem pertahanan tubuh berupa Reactive Oxygen Species (ROS), yang kemudian memicu pelepasan sitokin-sitokin proinflmasi salah satunya ialah Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF-????). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan kadar TNF-???? pada tukang parkir 1-3 tahun dan >3 tahun menggunakan metode ELISA, sampel yang digunakan adalah tukang parkir dengan lama kerja 1-3 tahun sebanyak 10 serum dan >3 tahun sebanyak 10 serum. Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar rata-rata TNF-???? pada sampel serum tukang parkir dengan lama kerja >3 tahun (1995.0565 pg/ml) lebih tinggi dibandingkan dengan masa kerja 1-3 tahun (1962.7485 pg/ml) sehingga lebih beresiko terkena penyakit paru obstruktif kronis, kanker paru, penyakit jantung koroner, aterosklerosis dan penyakit kardiovaskuler.
Perbedaan Kadar High Sensitivity C-Reactive Protein (hs-CRP) Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Hipertensi Dan Tanpa Hipertensi Sindi Setiawati Ali Utami; Meutia Srikandi Fitria; Aprilia Indra Kartika; Sri Darmawati
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 5 (2022): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Guna Menunjang Pencapaian Sustainable Developm
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes Mellitus tipe 2 adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang melebihi normal (hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin. Lebih dari 50% penderita DM tipe 2 mengalami hipertensi. Penderita DM tipe 2 akan mengalami inflamasi dalam tubuh diperkuat dengan adanya penyakit penyerta lain yaitu hipertensi. hipertensi meningkatkan resiko aterosklerosis dengan mengaktivasi inflamasi pada dinding ateri.  Proses inflamasi ditandai dengan terbentuknyaprotein spesifik penanda dari hati yaitu C-Reactive Protein (CRP). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kadar hs-CRP pada penderita DM Tipe 2 dengan hipertensi dan tanpa hipertensi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan desainpenelitian cross sectional. Sampel diambil secara consecutive sampling. Penelitian dilakukan pada bulan April 2022 di Laboratorium Biologi Molekuler Universitas Muhammadiyah Semarang. Hasil penelitian diperoleh rerata kadar hs-CRP pada penderita DM tipe 2 dengan hipertensi yaitu 0,136 mg/L, pada penderita DM Tipe 2 tanpa hipertensi yaitu 0,018 mg/L. Berdasarkan analisis uji statistik uji independen t-test terdapat perbedaan kadar hs-CRP pada penderita DM tipe 2 dengan hipertensi dan tanpa hipertensi, kadar hs-CRP pada penderita DM tipe 2 dengan hipertensi lebih tinggi daripada DM Tipe 2 tanpa hipertensi dikarenakan hipertensi dapat memberi pengaruh proinflamatori pada dinding arteri sehingga kadar hs-CRP pada penderita DM tipe 2 dengan hipertensi lebih tinggi daripada DM tipe 2 tanpa hiertensi. Kata Kunci : Diabetes Mellitus tipe 2, Hipertensi, hs-CRP
Gambaran Kadar High Sensitivity C-Reactive Protein (hs-CRP) Pada Penderita Obesitas Desa Danyang Kabupaten Grobogan Deastika Widianingratri; Meutia Srikandi Fitria; Aprilia Indra Kartika; Sri Darmawati
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 5 (2022): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Guna Menunjang Pencapaian Sustainable Developm
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Obesitas adalah seseorang yang memiliki berat badan lebih besar dari berat badan normal. Pada penderita obesitas, jaringan adiposit menghasilkan protein-protein duta yang menyebabkan adanyainflamasi. C-reactive Protein (CRP) adalah fase akut yang meningkat saat terjadi proses inflamasi di dalam tubuh. High Senitivity C-reactive Protein (hs-CRP) merupakan pemeriksaan yang dapat mengukur konsentrasi CRP yang sangat rendah sehingga bersifat lebih sensitive dengan rangepengukuran 0,1 – 20 mg/L. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar hs-CRP pada penderita obesitas. Hs-CRP diperiksa dengan metode ELISA Sandwich menggunakan  kit human ELISA hs-CRP yang diperoleh hasil data kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian dari 20 sampel penderita obesitas di Desa Danyang Kabupaten Grobogan pada tahun 2022 di peroleh karakteristik jenis kelamin terdapat hasil positif sebanyak 3 (15%) dan hasil negatif sebanyak 7 (35%), sedangkanpada jenis kelamin perempuan terdapat hasil positif sebanyak 8 (40%) sampel dan hasil negatif nya sebanyak 2 (10%) sampel. Berdasarkan usia diperoleh pada usia 21-35 tahun hasil positif sebanyak 6 (30%) dan hasil negatif sebanyak 4 (20%) sampel. Pada usia 36-50 tahun terdapat hasil positif 3 (15%) sampel dan hasil negatif sebanyak 2 (10%). Pada usia 51-65 tahun sampel dengan hasil positif sebanyak 2 (10%) dan hasil negatif sebanyak 3 (15%) sampel. Rerata yang diperoleh pada penderitaobesitas perempuan adalah 0,181 mg/L, sedangkan pada laki-laki adalah 0,039 mg/L. Kata Kunci : hs-CRP, Obesitas, ELISA
Gambaran Rheumatoid Factor Pada Kelompok Tani Margo Utomo 2 di Desa Selogono Kecamatan Miri Kabupaten Sragen Shanaz Nazirah Hanum; Meutia Srikandi Fitria
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 6 (2023): Membangun Tatanan Sosial di Era Revolusi Industri 4.0 dalam Menunjang Pencapaian Susta
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun yang belum diketahui penyebabnya secara pasti, tetapidapat dipengaruhi dari genetik, lingkungan, dan hormonal. Salah satu penyebabnya adalah melakukanpekerjaan dengan beban berat setiap harinya seperti petani. Petani dengan rutinitas pengerjaan sawah,sangat rentan terhadap penyakit nyeri sendi yang menjadi salah satu gejala rheumatoid arthritis. Penyakitini dapat dideteksi dengan pemeriksaan rheumatoid factor. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran rheumatoid factor pada kelompok tani Margo Utomo 2 di Desa Selogoo, Kecamatan Miri Kabupaten Sragen. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling berdasarkan kriteriainklusi dan eksklusi dengan jumlah sampel 25 responden. Populasi adalah kelompok tani Margo Utomo 2di Desa Selogono. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pemeriksaan rheumatoid factordilakukan menggunakan metode latex aglutinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua petani nonreaktif rheumatoid factor. Hal ini terjadi karena tidak adanya infeksi atau peradangan pada jaringan ikatdan tidak memiliki factor keturunan rheumatoid arthritis, walaupun responden mengalami nyeri sendi.Kesimpulannya adalah melakukan aktivitas berat setiap hari seperti petani belum tentu memiliki resikotinggi terhadap penyakit rheumatoid arthritis.Kata Kunci : Petani, rheumatoid arthritis, rheumatoid factor.
Gambaran Hasil Pemeriksaan HBsAg Pada Pasien Rawat Inap di Klinik Pratama Rawat Inap Mitra Sehati Boyolali Ernawati Jesika Islamiyah; Meutia Srikandi Fitria
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 6 (2023): Membangun Tatanan Sosial di Era Revolusi Industri 4.0 dalam Menunjang Pencapaian Susta
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hepatitis B adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang dapat menyebabkan penyakit akutatau kronis. Menurut Riset Kesehatan Dasar, jumlah kasus hepatitis di Indonesia terus meningkat. Berdasarkanprofil kesehatan provinsi Jawa Tengah, penyakit hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis B yang menyerangkelompok risiko secara vertical dan horizontal. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran hasilpemeriksaan HBsAg pada pasien rawat inap di Klinik Pratama Rawat Inap Mitra Sehati Boyolali. Populasoadalah pasien rawat inap di Klinik Pratama Rawat Inap Mitra Sehati Boyolali pada bulan Desember 2022dengan pasien berjumlah 32 orang baik anak-anak maupun orang dewasa. Hasil penelitian ini adalah dari 32orang pasien hasil pemeriksaan HBsAg negatif karena tidak terdapat riwayat infeksi keluarga dan riwayatvaksinasi pasien. Terdapat satu pasien yang menggunakan alat akupuntur dan didapatkan hasit negatif untukinfeksi hepatitis B. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat pasien rawat inap yang positif HepatitisB.Kata Kunci : HBsAg, pasien rawat inap, hepatitis B
Perbandingan Hasil Immunocromatography Merk A dan B Pada Pemeriksaan Hepatitis B Surface Antigen (HBsAg) Hafiz Mukaromah; Budi Santosa; Meutia Srikandi Fitria
Sci-tech Journal Vol. 3 No. 2 (2024): Sci-Tech Journal (STJ) In Press
Publisher : MES Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56709/stj.v3i3.569

Abstract

Hepatitis is an infectious disease that arises from infection with the hepatitis B virus (VHB), a member of the HBV family that can cause acute or chronic inflammation of the liver, which in some cases can progress to cirrhosis or liver cancer. HBsAg is a type of antigen contained in the membrane of the hepatitis B virus and can be detected in infected body fluids. Immunochromatography is a qualitative analysis method that binds antigen-antibodies in the form of a rapid test that detects the presence of targets in the sample without the use of special tools. The type of study was conducted using cross sectional with serum samples from 38 respondents who were examined for HBs antigen using the Immunocromatography method brand A and B. The results showed a negative result of 100%. After the analysis data using the Mann Whitney statistical test, the asymp.sig value (p-value) obtained was 1.803 which means >0.05, there was no significant comparison between brand A (wondfo) and brand B (monotest) diagnosing HbsAg). It was concluded that there was no significant comparison in the HBsAg examination using Immunocromatography brand A and B