Miftahul Jannah
Poltekkes Kemenkes Mataram

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Studi Jamur Aspergillus fumigatus penyebab Aspergillosis di Pasar Cakranegara Kota Mataram dengan Media Pertumbuhan Potato Dextrose Agar (PDA) Ni Luh Gita Gandi; I Wayan Getas; Miftahul Jannah
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 6, No 1 (2019): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.106 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v6i1.128

Abstract

Aspergillosis merupakan penyakit opportunistik yang disebabkan oleh jamur Aspergillus fumigatus. Jamur ini tersebar secara kosmopolitan di seluruh dunia. Gejala penyakit aspergillosis ditandai dengan gangguan pernafasan, gangguan kulit, keracunan serta alergi. Penyakit ini dapat terjadi akibat masuknya spora jamur yang ada di udara melalui sistem inhalasi. Dimana jamur ini dapat ditemukan pada udara, makanan, sayuran, tanah, humus. Sehingga dapat dilakukan studi terhadap jamur Aspergillus fumigatus pada sumber-sumber ditemukannya jamur tersebut untuk pencegahan aspergillosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, mengidentifikasi dan menganalisis jamur Aspergillus fumigatus penyebab aspergillosis di Pasar Cakranegara Kota Mataram dengan Media Pertumbuhan Potato Dextrose Agar (PDA). Metode penelitian ini menggunakan Observasional deskriptif dengan teknik pengambilan sampel Non Random Purposive Sampling. Sampel penelitian berjumlah 15 sampel yang terdiri atas 3 jenis yaitu udara, sayuran dan makanan (jajanan pasar). Masing-masing sampel dipreparasi kemudian diisolasi dengan menggunakan media PDA dan diinkubasi selama 3x24 jam pada suhu 37ºC kemudian diidentifikasi dan dianalisis untuk ditemukan jamur Aspergillus fumigatus pada masing-masing sampel tersebut. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil dari 15 sampel yaitu 9 sampel positif (+) ditemukan Aspergillus fumigatus dan 6 sampel negatif (-) ditemukannya Aspergillus fumigatus. Rincian persentase pada masing-masing sampel yaitu pada sampel udara diperoleh 4 dari 5 sampel (80%) positif ditemukan Aspergillus fumigatus, pada sampel sayuran diperoleh 3 dari 5 sampel (60%) positif ditemukan Aspergillus fumigatus, dan pada sampel makanan diperoleh 2 dari 5 sampel (40%) positif ditemukan Aspergillus fumigatus. Persentase tertinggi ditemukan Aspergillus fumigatus terdapat pada sampel udara, yang merupakan kontak langsung penyebab aspergillosis. Dengan persentase total keseluruhan sampel yaitu ditemukan Aspergillus fumigatus sebanyak 60%.
Investasi Kecacingan Dengan Kadar Hemoglobin Pada Anak Dipesisir Pantai Dusun Seriwe Desa Seriwe Dina Nurmayani; Fitria Ernawati; Miftahul Jannah
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 6, No 2 (2019): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.072 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v6i2.147

Abstract

Kecacingan ini merupakan penyakit yang berbasis lingkungan dan dapat dikurangi jika masyarakat sekitar berperilaku hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan. Seperti yang diketahui bahwa kebersihan lingkungan pesisir pantai di Dusun Seriwe masih tergolong rendah. Namun pemeriksaan kecacingan belum pernah di lakukan di wilayah pesisir pantai Dusun Seriwe. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan Hb pada anak-anak di wilayah pesisir pantai Dusun Seriwe yang terduga terinfeksi kecacingan. Mengetahui investasi kecacingan dengan kadar hemoglobin pada anak dipesisir pantai Desa Seriwe. Penelitian ini bersifat analitik obsevasional yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Sebanyak 49 responden diperiksa kadar hemoglobin dan fesesnya hal tersebut dilakukan untuk melihat hubungan antara investasi kecacingan dengan kadar hemoglobin. Rata-rata kadar hemoglobin pada anak di pesisir pantai dusun seriwe desa seriwe adalah 11,0 gr/dl. Dari 49 sampel feses, sebanyak 18 sampel fesesyang positif kecacingan. Terjadi penurunan kadar Hemoglobin pada infeksi kecacingan
Modifikasi Bak Pengecatan pada Pembuatan Sediaan Apusan Darah Tepi Miftahul Jannah; Affan Ardiyanto
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 9, No 2 (2022): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jambs.v9i2.265

Abstract

Pembuatan preparat apusan darah tepi menjadi suatu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang tenaga laboratorium kesehatan. Sediaan apusan darah tepi merupakan bagian yang penting dari rangkaian pemeriksaan hematologi. Proses mengering-anginkan ini merupakan bagian penting yang dilakukan sebelum sediaan apusan darah tepi difiksasi dengan metil alkohol dan  bagian penting setelah selesai proses pengecatan. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk proses kering-anginkan sediaan apusan darah ini yang menjadi latar belakang membuat modifikasi bak pengecatan pada pembuatan sediaan apusan darah.Tujuan penelitian ialah melakukan modifikasi terhadap bak pengecatan pada pembuatan preparat apusan darah tepi dan mengefisienkan waktu pembuatan preparat apusan darah. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan memodifikasi bak pengecatan yang terbuat dari bahan akrilik berukuran 30cm x 10cm x 10cm yang ditambahkan kipas mini berukuran 4 cmx 4cm x1 cm. Untuk menghidupkan kipas mini digunakan power bank dengan pengatur kecepatan. Dilakukan uji fungsi dan uji efektifitas waktu pengeringan. Pada bak pengecatan standar rata-rata waktu pengeringan sediaan apusan darah ialah 6 menit 5 detik, bak pengecatan modifikasi dengan kecepatan 1000 rpm ialah 4 menit 32 detik, kecepatan 2000 rpm ialah 2 menit 14 detik,kecepatan 3000 rpm ialah 1 menit 58 detik dan kecepatan 4000 rpm ialah 1 menit 28 detik. Analisis data dilakukan dengan uji normalitas dan uji bivariat pada perangkat lunak SPSS versi 19. Hasil analisis uji normalitas metode Shapiro-Wilk menunjukkan data tidak berdistribusi normal dan uji bivariat metode Mann-Whitney menunjukkan terdapat perbedaan bermakna waktu pengeringan sediaan apusan darah tepi menggunakan alat modifikasi bak pengecatan sediaan apusan darah tepi. Untuk uji kualitas gambaran sel darah merah dan sel darah putih memiliki kualitas sama menggunakan bak pengecatan standar dengan modifikasi bak pengecatan pada pembuatan sediaan apusan darah tepi.