Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENAMBAHAN TAWAS TERHADAP ANGKA LEMPENG TOTAL BAKTERI (ALTB) PADA AIR SUMUR Baiq Isni Amalia; Ershandi Resnhaleksmana; I Wayan Getas
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 4, No 1 (2017): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.79 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v4i1.84

Abstract

Air yang sehat harus memenuhi persyaratan sesuai parameter kualitas air yang ditentukan, meliputi 4 aspek yaitu, para meter fisik, kimia, biologis, dan radioaktif.  Menurut ketetapan pemerintah bahwa air bersih harus memenuhi persyaratan kualitas tertentu yaitu tidak berwarna, tidak berbau, rasanya dapat diterima oleh pengguna. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui pengaruh penambahan tawas terhadap Angka Lempeng Total Bakteri (ALTB) pada air sumur. Sampel penelitian sebanyak 25 unit percobaan. Untuk mengetahui adanya pengaruh perlakuan terhadap masing-masing variabel dilakukan uji One Way Anova karena menggunakan skala data rasio pada variabel terikat. Hasil penelitian rerata jumlah angka lempeng total bakteri (ALTB) dengan penambahan tawas 0,1 gram adalah 37.780 CFU/ml; Rerata jumlah angka lempeng total bakteri (ALTB) dengan penambahan tawas 0,2 gram adalah 21.448  CFU/ml; Rerata jumlah angka lempeng total bakteri (ALTB) dengan penambahan tawas 0,3 gram adalah 6.781  CFU/ml; Rerata jumlah angka lempeng total bakteri (ALTB) dengan penambahan tawas 0,4 gram adalah 4.676 CFU/ml; Rerata jumlah angka lempeng total bakteri (ALTB) dengan penambahan tawas 0,5 gram adalah 2.785 CFU/ml; Terjadi penurunan yang signifikan terhadap angka lempeng total baktreri (ALTB) pada air sumur setelah penambahan tawas.
Hasil Pemeriksaan Serum Glutamik Oksaloasetik Transaminase (Sgot) Dan Serum Glutamik Pyruvik Transaminase (Sgpt) Pada Pasien Dengan Hasil Hbsag Positif Di Rsud Praya Nispahayati Nispahayati; Agrijanti Agrijanti; I Wayan Getas
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 5, No 1 (2018): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.304 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v5i1.99

Abstract

Penyakit hepatitis B merupakan masalah kesehatan utama di seluruh dunia dan jenis yang paling serius dari virus hepatitis, yang mengenai dua kali lipat lebih banyak dibandingkan hepatitis C. Penyakit hepatitis B sebagian besar akan sembuh dengan baik dan hanya sekitar 5-10 persen yang akan menjadi kronik. Bila hepatitis B menjadi kronik maka sebagian penderita hepatitis B kronik ini akan menjadi sirosis hati dan kanker hati. Namun hanya sebagian kecil saja penderita Hepatitis B yang berkembang menjadi kanker hati.Cara mendeteksi adanya penyakit hepatitis, perlu dilakukan serangkaian  tes fungsi hati yang sifatnya enzimatik (menguji kadar enzim), yaitu: Enzim yang berkaitan dengan kerusakan hati, antara lain SGOT dan SGPT. Indikator paling awal untuk mendiagnosa infeksi virus hepatitis B adalah antigen permukaan hepatitis  B/HBsAg. Penanda serum ini dapat muncul paling cepat dua minggu setelah individu terinfeksi, dan akan tetap ada selama fase akut infeksi. Jika penanda serum ini tetap ada setelah 6 bulan, maka klien dapat menderita hepatitis kronis dan menjadi carrier. Vaksin hepatitis B tidak akan menyebabkan HBsAg positif. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Gambaran Hasil Pemeriksaan  SGOT dan SGPT pada Pasien dengan Hasil HBsAg Positif  di Rumah Sakit Umum Daerah Praya diperoleh jumlah hasil pemeriksaan SGOT yang meningkat dengan hasil HBsAg positif adalah  72.8%, sedangkan hasil SGPT meningkat dengan hasil HBsAg positif adalah  64%.
Lama Paparan Asap Rokok Terhadap Kadar Hemoglobin (Hb) Pada Hewan Coba Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Galur Wistar Hani Laili Katari; I Wayan Getas; Ershandi Resnhaleksmana
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 4, No 2 (2017): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.779 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v4i2.89

Abstract

Rokok membunuh hampir 6 juta orang pertahun, lebih dari lima juta perokok berasal dari perokok aktif dan lebih dari 600.000 merupakan perokok pasif. Tar, Nikotin, Radikal bebas, Timbal (Pb), dan Karbon Monoksida (CO) merupakan beberapa macam bahan kimia yang paling berbahaya dalam asap rokok. Tujuan Penelitian mengetahui pengaruh lama paparan asap rokok terhadap kadar hemoglobin (Hb) pada hewan coba tikus putih (Rattusnorvegicus) galur wistar. Penelitian ini adalah quasi eksperimen menggunakan rancangan penelitian tidak acak yang didasari suatu pertimbangan dengan dua perlakuan. Lima ekor tikus menjadi kelompok kontrol dan lima ekor tikus lainnya menjadi kelompok perlakuan. Perlakuan dilakukan setiap hari selama 30 hari dengan pemaparan asap rokok setiap harinya dua batang. Rata-rata kadar hb sebelum dipapari asap rokok 21,2 g/dl, setelah terpapar asap rokok 15 hari 20,7 g/dl, dan setelah terpapar asap rokok 30 hari 19,0 g/dl. Persentase rata-rata kadar hemoglobin (Hb) awal dengan kadar hemoglobin (Hb) setelah pemaparan asap rokok selama 15 hari adalah 2,35%. Dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara lama paparan asap rokok terhadap kadar hemoglobin (Hb) tikus putih (Rattusnorvegicus) galur wistar.
Studi Jamur Aspergillus fumigatus penyebab Aspergillosis di Pasar Cakranegara Kota Mataram dengan Media Pertumbuhan Potato Dextrose Agar (PDA) Ni Luh Gita Gandi; I Wayan Getas; Miftahul Jannah
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 6, No 1 (2019): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.106 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v6i1.128

Abstract

Aspergillosis merupakan penyakit opportunistik yang disebabkan oleh jamur Aspergillus fumigatus. Jamur ini tersebar secara kosmopolitan di seluruh dunia. Gejala penyakit aspergillosis ditandai dengan gangguan pernafasan, gangguan kulit, keracunan serta alergi. Penyakit ini dapat terjadi akibat masuknya spora jamur yang ada di udara melalui sistem inhalasi. Dimana jamur ini dapat ditemukan pada udara, makanan, sayuran, tanah, humus. Sehingga dapat dilakukan studi terhadap jamur Aspergillus fumigatus pada sumber-sumber ditemukannya jamur tersebut untuk pencegahan aspergillosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, mengidentifikasi dan menganalisis jamur Aspergillus fumigatus penyebab aspergillosis di Pasar Cakranegara Kota Mataram dengan Media Pertumbuhan Potato Dextrose Agar (PDA). Metode penelitian ini menggunakan Observasional deskriptif dengan teknik pengambilan sampel Non Random Purposive Sampling. Sampel penelitian berjumlah 15 sampel yang terdiri atas 3 jenis yaitu udara, sayuran dan makanan (jajanan pasar). Masing-masing sampel dipreparasi kemudian diisolasi dengan menggunakan media PDA dan diinkubasi selama 3x24 jam pada suhu 37ºC kemudian diidentifikasi dan dianalisis untuk ditemukan jamur Aspergillus fumigatus pada masing-masing sampel tersebut. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil dari 15 sampel yaitu 9 sampel positif (+) ditemukan Aspergillus fumigatus dan 6 sampel negatif (-) ditemukannya Aspergillus fumigatus. Rincian persentase pada masing-masing sampel yaitu pada sampel udara diperoleh 4 dari 5 sampel (80%) positif ditemukan Aspergillus fumigatus, pada sampel sayuran diperoleh 3 dari 5 sampel (60%) positif ditemukan Aspergillus fumigatus, dan pada sampel makanan diperoleh 2 dari 5 sampel (40%) positif ditemukan Aspergillus fumigatus. Persentase tertinggi ditemukan Aspergillus fumigatus terdapat pada sampel udara, yang merupakan kontak langsung penyebab aspergillosis. Dengan persentase total keseluruhan sampel yaitu ditemukan Aspergillus fumigatus sebanyak 60%.
Infeksi Kecacingan Nematoda Usus Yang Ditularkan Melalui Tanah (Soil Transmitted Helminth) Pada Petani Sayur Sawi Hijau Di Desa Bug-Bug Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat Ni Kadek Ayu Parweni; I Wayan Getas; Siti Zaetun
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 5, No 2 (2018): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.314 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v5i2.107

Abstract

Infeksi kecacingan dapat terjadi pada semua umur. Penyakit kecacingan dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktivitas penderita hingga kerugian yaitu menurunkan kualitas sumber daya manusia. Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan frekuensi infeksi kecacingan, terutama pekerjaan yang berhubungan dengan tanah, salah satu profesi pekerjaan tersebut adalah petani. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran infeksi kecacingan nematode usus yang ditularkan melalui tanah ( Soil Transmitted Helminth ) pada petani sayur sawi hijau di Desa Bug-bug Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat. Penelitian ini bersifat observasi deskriptif menggunakan 28 sampel petani sayur sawi hijau yang diambil menggunakan teknik purposive sampling kemudian diperiksa menggunakan metode langsung dengan larutan pewarna Eosin 2%. Dari penelitian yang telah dilakukian dengan 28 sampel adalah ditemukan 2 orang petani sayur sawi hijau positif terinfeksi kecacingan spesies Trichuris trichiura. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu persentase petani sayur sawi hijau yang positif terinfeksi kecacingan nematode usus yang ditularkan melalui tanah ( Soil Transmitted Helminth ) adalah 7,14%. Infeksi disebabkan oleh nematode usus yang ditularkan melalui tanah ( Soil Transmitted Helminth ) spesies Trichuris trichiura
The Effectiveness of the Combination of Lethal Ovitrap Attractant of Local Organic Materials and Natural Larvicides in Dengue Hemorrhagic Fever Endemic Areas Erlin Yustin Tatontos; I Wayan Getas; Urip Urip
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol. 8 No. 6 (2022): December
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v8i6.2448

Abstract

Dengue fever is a viral infection that is transmitted to humans through the bite of an infected mosquito. Dengue prevention and control depends on effective vector control measures, including lethalovitrap.The purpose of this study was to determine the effectiveness of mango leaf infusions (Mangifera indica), rambutan leaves (Nephelium lappaceum) and cashew leaf (Anacardium ocidentale) in lethal ovitrap a combination of ethanol extract of rambutan leaves (Nephelium lappaceum), srikaya seed water extract (Annona squomosa) and Baccilus thuringiensis var israelensis (Bti) in the endemic area of ​​Mataram City Dengue Fever, This study was an experimental study that tested and analyzed the effectiveness of  nine lethal ovitrap atractant combination. The population and sample of this study were Aedes aegypti mosquitoes female from colonization from endemic areas of DHF in Mataram City. The laboratory test results from nine effective lethal ovitrap combination attractants were Cashew leaf infusion and Rambutan leaf ethanol extract with trapped eggs of Aedes aegypti mosquitoes averaging 133 grains and no eggs hatching into larvae. Statistical analysis with ANOVA followed by the Tukey HSD post-Hoc test with a significant difference of <0.05 the effectiveness of the combination of lethal ovitrap attractants, especially Cashew leaf infusion and ethanol extract from rambutan leaves and Rambutan leaf infusion and rambutan leaf ethanol extract. The results of the field test were the percentage of the number of eggs trapped in combination of Cashew leaf infusion (41.6%) and Rambutan leaf infusion with ethanol extract of Rambutan leaves (58.4%).
Differences Albumin Value in Type II Diabetes Mellitus Patient and Type II Diabetes Mellitus With Nefropathi Diabetic Coinfection in Sumbawa Hospital Eva Royandriani Rustamaji; Siti Zaetun; I Wayan Getas; Rohmi Rohmi; Musayadah Musayadah
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 10, No 2 (2023): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jambs.v10i2.312

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang dihasilkan secara efektif. Diabetes melitus memiliki dampak yang sangat berbahaya karena dapat menimbulkan komplikasi. Nefropati diabetik merupakan salah satu komplikasi yang terjadi pada pasien DM tipe II. Komplikasi ini terjadi akibat kerusakan ginjal pada glomerulus yang mengakibatkan kebocoran ginjal yang menyebabkan protein terutama albumin yang mengalir dari darah ke dalam urin. Tujuan : Untuk mengetahui perbedaan kadar Albumin pada pasien DM tipe II dan koinfeksi DM tipe II dengan Nefropati Diabetik di RS Sumbawa. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dibagi menjadi dua kategori, yaitu pasien DM tipe II dan pasien DM tipe II dengan koinfeksi nefropati diabetik. Kedua sampel serum dilakukan pemeriksaan kimia darah. Hasil : Penelitian ini menggunakan 30 sampel pasien DM tipe II dan 30 sampel pasien DM tipe II koinfeksi nefropati diabetik, dengan hasil rata-rata kadar albumin DM tipe II adalah 4,03 g/dl, sedangkan DM tipe II dengan koinfeksi Nefropati Diabetik dengan rata -rata 2,04 g/dl. Simpulan : Terdapat perbedaan bermakna uji independent T-Test terhadap kadar albumin pada Diabetes Mellitus tipe II dan Diabetes Mellitus tipe II koinfeksi dengan Nefropati Diabetik dengan probabilitas 0,000.