p-Index From 2020 - 2025
6.127
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Socia : Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial MAKNA: Jurnal Kajian Komunikasi, Bahasa dan Budaya Lingua Cultura LINGUAL: Journal of Language and Culture The Indonesian Journal of Communication Studies Professional : Jurnal Komunikasi dan Administrasi Publik EXPOSURE JOURNAL Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi AWLADY Jurnal Pendidikan Anak IDEAS: Journal on English Language Teaching and Learning, Linguistics and Literature Anglo-Saxon : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris ISLLAC : Journal of Intensive Studies on Language, Literature, Art, and Culture JRK (Jurnal Riset Komunikasi) Metathesis: Journal of English Language, Literature, and Teaching Haluan Sastra Budaya MetaCommunication; Journal Of Communication Studies BASIS (BAHASA DAN SASTRA INGGRIS) Lire journal (journal of linguistics and literature COMMED: Jurnal Komunikasi dan Media EDUPEDIA Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial Humaniora Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Momentum : Jurnal Sosial dan Keagamaan Polingua : Scientific journal of Linguistics, Literature and Language Education British: Jurnal Bahasa dan Sastra Inggris INTERACTION: Jurnal Pendidikan Bahasa JALL (Journal of Applied Linguistics and Literacy) International Journal of Visual and Performing Arts Journal of Language and Literature Al-Hikmah Media Dakwah, Komunikasi, Sosial dan Kebudayaan Jurnal Mutakallimin : Jurnal Ilmu Komunikasi Virtuoso: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik Kalijaga Journal of Communication Jurnal Penelitian Agama Hindu Gesture: Jurnal Seni Tari Academic Journal Perspective : Education, Language, and Literature Journal of Educational Sciences English Journal Literacy Utama
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial

Rituals and myths at the death ceremony of the Toraja People: Studies on the Rambu Solo Ceremony Lambok Hermanto Sihombing
Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial Vol. 6 No. 2 (2022): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/satwika.v6i2.22785

Abstract

Rambu Solo is a well-known ritual or traditional ceremony from the Toraja tribe in South Sulawesi. Rambu Solo is tribute to the funeral of the Toraja people who died. With lots of culture and tradition in Indonesia, the ritual of Rambu Solo is distinguished as being very sacred, scary and also expensive. The aim of this study is to find out how the Toraja tribe is still preserving the sacred tradition of Rambu Solo in this modern era. The author utilized the qualitative approach to analyze the rituals and myths at the death ceremony of the Toraja people. In order to help the author doing the analysis, Cultural Identity theory from Stuart Hall is applied in this study. To assist the author with the analysis, the author took the data from YouTube and other literary works related to this ritual. The result indicates that even though this funeral ceremony is sacred, scary, and costly, the Toraja people keeps preserving their tradition from generation to generation.    Rambu Solo adalah sebuah ritual atau upacara adat yang terkenal dari suku Toraja di Sulawesi Selatan. Rambu Solo merupakan penghormatan terhadap pemakaman orang Toraja yang meninggal. Dengan banyaknya budaya dan tradisi di Indonesia, ritual Rambu Solo berbeda karena ritual ini sangat sakral, menakutkan dan juga mahal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana suku Toraja masih melestarikan tradisi sakral Rambu Solo di era modern ini. Penulis menggunakan pendekatan kualitatif untuk menganalisis ritual dan mitos pada upacara kematian orang Toraja. Untuk membantu penulis melakukan analisis, teori Identitas Budaya dari Stuart Hall diterapkan dalam penelitian ini. Penulis mengambil data dari YouTube dan karya sastra lainnya yang terkait dengan ritual Rambu Solo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun upacara pemakaman ini sacral, menakutkan dan mengeluarkan banyak biaya, masyarakat Toraja tetap melestarikan tradisi mereka dari generasi ke generasi.