Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Korelasi Ekspresi PD-L1 dengan TILs CD8+ pada Kanker Paru Jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil Erisca Ayu Utami; Ika Kartika Ika Kartika; Suly Auline Rusminan; Erial Bahar Erial Bahar; Krisna Murti Krisna Murti
Majalah Patologi Indonesia Vol 30 No 3 (2021): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.739 KB) | DOI: 10.55816/mpi.v30i3.481

Abstract

BackgroundNon-small cell lung cancer (NSCLC) is an epithelial carcinoma of the lung which consists of adenocarcinoma, squamous cellcarcinoma (SCC), and large-cell carcinoma (LCC). In a microtumor environment, PD-L1 and PD-1 bonds are immune checkpointsthat act in suppressing the activity of CD8+ TILs, thus affecting the prognosis of NSCLC. Aims of this study is to determine thecorrelation between PD-L1 expression with CD8+TILs in NSCLC.MethodsThis was a cross-sectional study of NSCLC registered in Department of Anatomical Pathology Faculty of Medicine University ofSriwijaya/Dr. Moh. Hoesin Palembang Hospital since 1 January 2017 to 31 January 2020 with a total of 24 samples. All sampleswere immunostained using PD-L1 and CD8 antibodies. PD-L1 expression was assessed in tumor mass and CD8 expression inintratumoral and peritumoral TILs.ResultsOnly two subtypes, adenocarcinoma and SCC, were found in this study. Adenocarcinoma was the most frequent subtype (54.1%),sample group is dominated by <60 years old and was the subtype that expressed the PD-L1 most strongly (TPS ≥50%). There wasnot significant correlation between PD-L1 expression with CD8+ TILs in NSCLC (p=0.679 and p=0.826) but based onclinicopathological characteristics, there was a significant relationship between PD-L1 with disease stage and between intratumoralCD8+ TILs density with disease stage (p=0.048 and p=0.017).ConclusionAdenocarcinoma subtype had stronger expression of PD-L1 compared to SCC. There was no correlation between PD-L1 and CD8+TILs density in NSCLC.
Kliniko-sitopatologi Apusan Serviks di Puskesmas Muara Bulian Kabupaten Batang Hari Provinsi Jambi Fairuz Chatib Quzwain; Hasna Dewi; Erisca Ayu Utami; ahmad syauqy
Medical Dedication (medic) : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat FKIK UNJA Vol. 5 No. 2 (2022): MEDIC. Medical dedication
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kanker serviks merupakan kanker yang paling banyak menyebabkan kematian dinegara-negara berkembang seperti Indonesia maupun diseluruh dunia. Berdasarkan data GLOBOCAN tahun 2012 kanker serviks menempati urutan yang ke-7 secara global dari penilaian segi angka kejadian (menempati urutan yang ke urutan ke 6 di negara kurang berkembang) serta urutan yang ke-8 sebagai penyebab kematian. Untuk itu, diperlukan upaya pencegahan atau deteksi dini penyakit ini sehingga tidak ditemukan pada stadium lebih buruk. Tujuan penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana gambaran klinikositopatologi apusan serviks di wilayah kerja Puskesmas Muaro Bulian Provinsi Jambi. Penelitian ini menggunakan teknik potong lintang, menggunakan klasifikasi Bethesda 2014 sebagai acuan. Data yang diambil merupakan data primer klinis dan gambaran sitopatologi apusan serviks dengan teknik pap smear. Didapatkan 29 data yang lengkap. Didapatkan rata-rata usia sebesar 43.5 tahun, paling banyak berstatus multipara (75.8%) multipara dan tidak menggunakan metode kontrasepsi apapun atau lainnya (75.8%).Hasil sitopatologi yang paling banyak adalah servisitis kronis non spesifik dan ditemukan perubahan berupa ASCUS pada urutan ketiga, yang ditemukan justru pada wanita dengan tanpa keluhan dan usai menarche,sehingga disimpulkan perlu dilakukan secara rutin pemeriksaan apusan serviks yang dapat ditemukan perubahan lesi walaupun tanpa keluhan.
Analisis Kualitas Sediaan Histologi Menggunakan Beeswax Super Grade sebagai Alternatif Pengganti Paraffin Wax dalam Proses Embedding Nadia Wulansari; Hasna Dewi; Rita Halim; Tia Wida Ekaputri Hz; Erisca Ayu Utami
Journal of Medical Studies Vol. 4 No. 2 (2024): Journal of Medical Studies
Publisher : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/joms.v4i2.36452

Abstract

ABSTRACT Background: One of the procedures in making histological preparations is histotechnics. This tissue processing procedure consists of fixation, dehydration, clarification, embedding, blocking, block cutting, and coloring. The media commonly used for embedding and embedding is paraffin. However, paraffin wax contains up to 11 carcinogenic compounds, so an alternative is needed by using beeswax. This study aims to determine whether super grade beeswax can be used as an alternative to paraffin wax in the embedding process. Methods: This study uses a quantitative method with a descriptive analytic research design of an experimental type. The subject of this research was the long-tailed monkey (Macaca Fascicularis) organ. Samples were made of 10 preparations using paraffin and 10 beeswax preparations which would be assessed by the parameters of cell nucleus staining, cytoplasmic staining, color clarity and staining uniformity. The results of all parameters are summed and analyzed using the Mann Whiteney differential test. Results: The quality of histological preparations using beeswax showed adequate staining. The results were analyzed using the Mann Whitney statistical test on samples using paraffin and beeswax each obtained (p > 0.05) which showed that there was no difference. Conclusion: Beeswax can be used as an alternative to paraffin. Further research on block storage resistance and research on other tests such as immunohistochemistry is necessary. Keywords: Embedding, Beeswax, Paraffin ABSTRAK Latar belakang: Salah satu prosedur dalam membuat sediaan histologi adalah histoteknik. Prosedur pengolahan jaringan ini terdiri dari fiksasi, dehidrasi, penjernihan, embedding, blocking, pemotongan blok, dan pewarnaan. Media yang biasa digunakan untuk embedding dan penyematan adalah parafin. Namun, Lilin parafin mengandung hingga 11 senyawa karsinogenik sehingga diperlukan alternatif dengan menggunakan beeswax. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah beeswax super grade dapat digunakan sebagai alternatif pengganti paraffin wax dalam proses embedding. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif analitik yang berjenis eksperimental. Subjek penelitian ini berupa organ hewan coba monyet ekor panjang (Macaca Fascicularis). Sampel dibuat 10 preparat menggunakan parafin dan 10 preparat beeswax yang akan dinilai dengan parameter pewarnaan inti sel, pewarnaan sitoplasma kejernihan warna dan keseragaman pewarnaan. Hasil seluruh parameter dijumlahkan dan diianalisis menggunakan uji beda Mann Whiteney. Hasil: Kualitas sediaan histologi menggunakan beeswax menunjukan pewarnaan adekuat. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji statistik Mann Whitney pada sampel yang menggunakan parafin dan beeswax masing-masing diperoleh (p > 0,05) yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan. Kesimpulan: Beeswax dapat digunakan sebagai alternatif pengganti parafin. Penelitian lebih lanjut mengena ketahanan penyimpanan blok dan perlu dilakukan penelitian pada tes lain seperti imunohistokima. Kata kunci: Embedding, Beeswax, Parafin