Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Experimental investigation of the performance of a solar dryer integrated with solid desiccant coloums using water based solar collector for medicinal herb M. Yahya; R. Hasibuan; R. Sundari; K. Sopian
International Journal of Power Electronics and Drive Systems (IJPEDS) Vol 12, No 2: June 2021
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijpeds.v12.i2.pp1024-1033

Abstract

This study is concerned with the analyses of performance on a solar dryer integrated with solid desiccant coloums using water based solar collector. The dryer consists of a solar water collector, two solid desiccant coloums, a water storage tank, two heat exchangers, an air heater, and a drying chamber. The dryer decreased the Centella asiatica L moisture content from 88.3% (wb) to 15.9% (wb) within 12 hours, with an average temperature and relative humidity of 45.4°C and 25.8%, respectively. The rate of moisture evaporation and the specific moisture evaporation rate were in the range of 0.001-1.762kg/h and 0.02-0.482 kg/kWh, with 0.594kg/h and 0.169kg/kWh in average values, respectively. The dryer efficiency was in the range of 0.62%-30.4%, with 15.4% in average value. The energy required for moisture evaporation and total energy input to the dryer were in the range of 26.9-1132.2W and 3638.0-4329.7W, with 601.8 W and 3967.4 W in average values, respectively. The efficiency of collector and the heat exchanger effectiveness were in the range of 38.1-50.5% and 65.1-79.7%, with 45.0% and 73.0% in average values, respectively. The result shows that the dryer is suitable for drying Centella asiatica L, this is due to the low temperature of drying air and high moisture evaporation rate.
KINERJA ALAT PENGERING BERPUTAR M. Yahya
Jurnal Teknik Mesin (JTM) Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : LP2M - Institut Teknologi Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.721 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kinerja alat pengering berputar untuk mengeringkan teh hijau. Pengering ini mempunyai tiga komponen utama yaitu: heat exchanger, ruang pengering dan blower. Blower digunakan tipe induce draft fan dengan daya 0,75kW. Heat exchanger mempunyai 15 elemen pemanas listrik dengan daya terpasang sebesar 22,5kW. Ruang pengering berbentuk cylinder double cone diameter 1500 mm dan panjang 1770 mm, dan mempunyai daya penggerak silinder ruang pengering sebesar 1,5kW. Kinerja alat pengering meliputi total energi listrik yang digunakan, produktifitas energi listrik dan efisiensi termal alat pengering, pengujian dilakukan dengan mengeringkan teh hijau sebanyak 360 kg setiap pengujian dengan masing-masing kadar air awal pengeringan 38%, 40%, 42% dan 44%, pengeringan dilakukan hingga kadar air akhir standar teh hijau 5% dengan kecepatan aliran udara 12m/s dan 24m/s, dan temperatur udara 100oC dan 105oC. Dari hasil pengujian diperoleh: Penggunaan energi listrik terbesar terjadi pada kecepatan aliran udara 12m/s, temperatur 100oC, dan kadar air 44% dengan waktu pengeringan 16 jam, jumlah air bahan yang diuapkan 147,74kg yaitu sebesar 902258,38k, dan terendah terjadi pada kecepatan aliran udara 24m/s, temperatur udara 105oC, dan kadar air 38% dengan waktu pengeringan 10 jam yaitu sebesar 458205,73kJ dengan jumlah air bahan yang diuapkan 125,12kg. Efisiensi termal pengering bervariasi antara 36,97% sampai dengan 61,25%. Produktifitas energi listrik terbesar terjadi pada kecepatan aliran udara 12m/s, temperatur udara 100oC, dan kadar air awal 44% yaitu sebesar 1,18kWh/jam, dan terendah terjadi pada kecepatan aliran udara 24m/s, temperatur udara 105oC, dan kadar air awal 38% yaitu sebesar 0,54kWh/jam. Kinerja alat pengering berputar cukup baik karena memiliki efisiensi termal cukup tinggi dan produktifitas listrik rendah.
KAJI EKSPERIMENTAL UNJUK KERJA PENGERING DEHUMIDIFIKASI TERINTEGRASI DENGAN PEMANAS UDARA SURYA UNTUK MENGERINGKAN TEMULAWAK M. Yahya
Jurnal Teknik Mesin (JTM) Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : LP2M - Institut Teknologi Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.01 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah merancang, membuat dan menguji pengering dehumidifikasi terintegrasi dengan pemanas udara surya untuk mengeringkan temulawak. Pengering ini terdiri dari beberapa komponen utama yaitu: dehumidifier, pemanas udara surya, ruang pengering dan blower. Dehumidifier mempunyai daya 1 kW dan terdiri dari beberapa komponen utama yaitu evaporator, kondensor, kompressor dan katup ekspansi. Pemanas udara surya jenis plat datar bersirip aliran dua-pass, dan luas 3,6 m2 . Aspek yang ditinjau pada unjuk kerja pengering adalah COP dehumidifier, waktu pengeringan, SMER dan efisiensi termal pengering. Dari hasil pengujian diperoleh: COP dehumidifier sekitar 2,17, waktu yang diperlukan untuk mengeringkan temulawak sebanyak 30,7 kg dengan kadar air awal 80% hingga kadar air akhir 7,5% pada temperatur dan kelembapan relatif udara rata-rata 57,9o C dan 20,29% , dan intensitas matahari rata-rata 871,4 Watt/m2 selama 8,5 jam. SMER maksimum dan rata-rata yang dicapai, masing-masing sebanyak 0,83 kg/kWh dan 0,55 kg/kWh, efisiensi termal pengering maksimum dan rata-rata diperoleh, masing-masing sebanyak 58,36% dan 36.04%. Dari hasil pengujian disimpulkan bahwa pengering dehumidifikasi terintegrasi dengan pemanas udara surya mampu mengeringkan temulawak dengan cepat, efisiensi termal cukup tinggi, dan pengering ini sesuai untuk mengeringkan temulawak (bahan yang sensitif terhadap panas) karena suhu pengeringan tidak melebihi suhu udara yang diizinkan.
KAJIAN KARAKTERISTIK PENGERING FLUIDISASI TERINTEGRASI DENGAN TUNGKU BIOMASSA UNTUK PENGERINGAN PADI M. Yahya
Jurnal Teknik Mesin (JTM) Vol 5, No 2 (2015)
Publisher : LP2M - Institut Teknologi Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.916 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji karakteristik sebuah alat pengering fluidisasi terintegrasi dengan tungku biomassa untuk mengeringkan padi. Pengering ini terdiri dari beberapa komponen utama yaitu tungku biomassa, kolom pengering (fluidized bed), siklon dan blower. Karaktersitik pengering diindikasikan dengan laju pengeringan, konsumsi energi termal spesifik (STEC), konsumsi energi listrik spesifik (SEEC), konsumsi energi spesifik (SEC) dan efisiensi termal pengering. Padi dikeringkan sebanyak 12 kg dengan kadar air awal 23% pada temperatur dan kelembapan relatif udara 70oC dan 13,6%, dan laju aliran massa udara 0,01256 kg/s hingga kadar air akhir 14%(SNI) memerlukan waktu 1007 detik dan bahan bakar 1.12 kg. Laju pengeringan rata-rata dicapai sebesar 0.335 kgsetiap 300 detik, konsumsi energi termal spesifik rata-rata 1,61 kWh/kg, konsumsi energi listrik spesifik rata-rata 1,25 kWh/kg, dan konsumsi energi spesifik rata-rata 2,85 kWh/kg. Efisiensi termal pengering dicapai sebesar 24.93%
A SOLAR ASSITED DRYING SYSTEM FOR GREEN TEA M. Yahya
Jurnal Teknik Mesin Vol 1 No 1 (2011): Jurnal Teknik Mesin Vol.1 No.1 October 2011
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) - ITP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.177 KB) | DOI: 10.21063/jtm.2011.v1.i1.53-58

Abstract

Indonesia being situated near the equator receives abundant solar radiation and having characterized by an average daily solar radiation of about 600-700W/m2 . This could be contributed as energy sources for drying green tea. This paper present the experimental studies conducted on the herbal tea or green tea using a solar assisted drying system. The drying system has an array of collector with the size 13.8 m2 . The fresh tealeaves form the plantations are first soaked I warm water for five minutes. Next, Water from the tealeaves will be drained out and dried in the chamber. The collector is of the V-Groove type. The system has two fans to circulate air. A 10 kW auxiliary heater is also included and will be on if the temperature of the drying chamber is less than the specified preset temperature of 50oC. A drying chamber of 55oC can be reached at solar radiation levels of 600-700 Wm2 and ambient temperature of 27-34oC. The flow rate is fixed at 15.1 m3 /min. The initial moisture content is 87% (wet basis) and the final moisture content is 54% (wet basis). A total of 12 hours of drying time is required where solar energy contribute about 56% the total energy requirement.
KINERJA ALAT PENGERING BERPUTAR M. Yahya
Jurnal Teknik Mesin Vol 5 No 1 (2015): Jurnal Teknik Mesin Vol.5 No.1 April 2015
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) - ITP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21063/jtm.2015.v5.i1.34-41

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kinerja alat pengering berputar untuk mengeringkan teh hijau. Pengering ini mempunyai tiga komponen utama yaitu: heat exchanger, ruang pengering dan blower. Blower digunakan tipe induce draft fan dengan daya 0,75kW. Heat exchanger mempunyai 15 elemen pemanas listrik dengan daya terpasang sebesar 22,5kW. Ruang pengering berbentuk cylinder double cone diameter 1500 mm dan panjang 1770 mm, dan mempunyai daya penggerak silinder ruang pengering sebesar 1,5kW. Kinerja alat pengering meliputi total energi listrik yang digunakan, produktifitas energi listrik dan efisiensi termal alat pengering, pengujian dilakukan dengan mengeringkan teh hijau sebanyak 360 kg setiap pengujian dengan masing-masing kadar air awal pengeringan 38%, 40%, 42% dan 44%, pengeringan dilakukan hingga kadar air akhir standar teh hijau 5% dengan kecepatan aliran udara 12m/s dan 24m/s, dan temperatur udara 100oC dan 105oC. Dari hasil pengujian diperoleh: Penggunaan energi listrik terbesar terjadi pada kecepatan aliran udara 12m/s, temperatur 100oC, dan kadar air 44% dengan waktu pengeringan 16 jam, jumlah air bahan yang diuapkan 147,74kg yaitu sebesar 902258,38k, dan terendah terjadi pada kecepatan aliran udara 24m/s, temperatur udara 105oC, dan kadar air 38% dengan waktu pengeringan 10 jam yaitu sebesar 458205,73kJ dengan jumlah air bahan yang diuapkan 125,12kg. Efisiensi termal pengering bervariasi antara 36,97% sampai dengan 61,25%. Produktifitas energi listrik terbesar terjadi pada kecepatan aliran udara 12m/s, temperatur udara 100oC, dan kadar air awal 44% yaitu sebesar 1,18kWh/jam, dan terendah terjadi pada kecepatan aliran udara 24m/s, temperatur udara 105oC, dan kadar air awal 38% yaitu sebesar 0,54kWh/jam. Kinerja alat pengering berputar cukup baik karena memiliki efisiensi termal cukup tinggi dan produktifitas listrik rendah.
KAJIAN KARAKTERISTIK PENGERING FLUIDISASI TERINTEGRASI DENGAN TUNGKU BIOMASSA UNTUK PENGERINGAN PADI M. Yahya
Jurnal Teknik Mesin Vol 5 No 2 (2015): Jurnal Teknik Mesin Vol.5 No.2 October 2015
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) - ITP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21063/jtm.2015.v5.i2.65-71

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji karakteristik sebuah alat pengering fluidisasi terintegrasi dengan tungku biomassa untuk mengeringkan padi. Pengering ini terdiri dari beberapa komponen utama yaitu tungku biomassa, kolom pengering (fluidized bed), siklon dan blower. Karaktersitik pengering diindikasikan dengan laju pengeringan, konsumsi energi termal spesifik (STEC), konsumsi energi listrik spesifik (SEEC), konsumsi energi spesifik (SEC) dan efisiensi termal pengering. Padi dikeringkan sebanyak 12 kg dengan kadar air awal 23% pada temperatur dan kelembapan relatif udara 70oC dan 13,6%, dan laju aliran massa udara 0,01256 kg/s hingga kadar air akhir 14% (SNI) memerlukan waktu 1007 detik dan bahan bakar 1.12 kg. Laju pengeringan rata-rata dicapai sebesar 0.335 kg setiap 300 detik, konsumsi energi termal spesifik rata-rata 1,61 kWh/kg, konsumsi energi listrik spesifik rata-rata 1,25 kWh/kg, dan konsumsi energi spesifik rata-rata 2,85 kWh/kg. Efisiensi termal pengering dicapai sebesar 24.93%
KAJI EKSPERIMENTAL UNJUK KERJA PENGERING DEHUMIDIFIKASI TERINTEGRASI DENGAN PEMANAS UDARA SURYA UNTUK MENGERINGKAN TEMULAWAK M. Yahya
Jurnal Teknik Mesin Vol 4 No 2 (2014): Jurnal Teknik Mesin Vol.4 No.2 October 2014
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) - ITP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21063/jtm.2014.v4.i2.68-74

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah merancang, membuat dan menguji pengering dehumidifikasi terintegrasi dengan pemanas udara surya untuk mengeringkan temulawak. Pengering ini terdiri dari beberapa komponen utama yaitu: dehumidifier, pemanas udara surya, ruang pengering dan blower. Dehumidifier mempunyai daya 1 kW dan terdiri dari beberapa komponen utama yaitu evaporator, kondensor, kompressor dan katup ekspansi. Pemanas udara surya jenis plat datar bersirip aliran dua-pass, dan luas 3,6 m2 . Aspek yang ditinjau pada unjuk kerja pengering adalah COP dehumidifier, waktu pengeringan, SMER dan efisiensi termal pengering. Dari hasil pengujian diperoleh: COP dehumidifier sekitar 2,17, waktu yang diperlukan untuk mengeringkan temulawak sebanyak 30,7 kg dengan kadar air awal 80% hingga kadar air akhir 7,5% pada temperatur dan kelembapan relatif udara rata-rata 57,9oC dan 20,29% , dan intensitas matahari rata-rata 871,4 Watt/m2 selama 8,5 jam. SMER maksimum dan rata-rata yang dicapai, masing-masing sebanyak 0,83 kg/kWh dan 0,55 kg/kWh, efisiensi termal pengering maksimum dan rata-rata diperoleh, masing-masing sebanyak 58,36% dan 36.04%. Dari hasil pengujian disimpulkan bahwa pengering dehumidifikasi terintegrasi dengan pemanas udara surya mampu mengeringkan temulawak dengan cepat, efisiensi termal cukup tinggi, dan pengering ini sesuai untuk mengeringkan temulawak (bahan yang sensitif terhadap panas) karena suhu pengeringan tidak melebihi suhu udara yang diizinkan.
ALAT PENGERING HASIL - HASIL PERTANIAN UNTUK DAERAH PEDESAAN DI SUMATERA BARAT M. Yahya
Jurnal Teknik Mesin Vol 3 No 2 (2013): Jurnal Teknik Mesin Vol.3 No.2 October 2013
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) - ITP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21063/jtm.2013.v3.i2.26-31

Abstract

Provinsi Sumatera Barat memiliki luas wilayah cukup besar yaitu sekitar 42.297,30 Km 2 (4.297.300 ha), termasuk 375 buah pulau besar dan kecil. Mata pencaharian sebagian besar warga di Provinsi ini adalah sebagai pertani, buruh perkebunan dan nelayan. Diantara hasil dari sektor pertanian/ perkebunan dan perikanan adalah padi, kakao /coklat, kelapa, pisang, kopi, teh, kayu, rotan, karet, dan lain-lain) sementara itu hasil dari sektor perikanan adalah ikan, udang dan lain-lain. Para petani di daerah-daerah terpencil atau pedesaan di Sumatera Barat masih mengeringkan hasil-hasil pertaniannya dengan menggunakan metoda pengeringan tradisional yaitu penjemuran secara langsung di bawah sinaran matahari, karena tidak dapat menggunakan alat pengering nonkovensional yaitu alat pengering yang bersumberkan energi listrik dari PT PLN (Persero), sebab daerah mereka belum dijangkau aliran listrik. Pengeringan tradisional memerlukan waktu yang lama serta menghasilkan kualitas rendah. Tujuan penelitian adalah menciptakan dan menguji alat pengering hasil-hasil pertanian (biji kakao/coklat) yang bersumberkan energi surya, serta membandingkannya dengan metoda tradisional. Efisiensi termal alat pengering maksimum, minimum dan rata-rata, masing-masing diperoleh adalah : 59%, 19%, dan 34%, sedangkan intensitas matahari maksimum, minimum dan rata-rata yang diterima alat pengering, masing-masing adalah: 937 Watt/m2 , 395 Watt/m2 , dan 687 Watt/m2 . Pada alat pengering, dengan kapasitas 48 kg biji kakao dan kadar air awal 66% untuk mencapai kadar air akhir 6% dibutuhkan waktu empat hari (18 Jam). Sedangkan menggunakan metoda tradisional, untuk waktu yang sama (18 jam) kadar air akhir hanya dapat dicapai 20%. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan: Efisiensi termal alat pengering berbanding terbalik dengan intensitas matahari dan berbanding lurus dengan laju penguapan air bahan. Alat pengering ini lebih efisien dibandingkan dengan menggunakan metoda tradisional karena waktu pengeringan singkat.
UJI KINERJA ALAT PENGERING LORONG BERBANTUAN POMPA KALOR UNTUK MENGERINGKAN BIJI KAKAO M. Yahya
Jurnal Teknik Mesin Vol 3 No 1 (2013): Jurnal Teknik Mesin Vol.3 No.1 April 2013
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) - ITP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21063/jtm.2013.v3.i1.14-19

Abstract

Indonesia merupakan produsen kakao terbesar ketiga di dunia setelah negara Pantai Gading dan Ghana. Sumatera Barat termasuk diantara daerah penghasil kakao terbanyak di Indonesia dan merupakan sentra pengembangan tanaman kakao untuk Wilayah Barat Indonesia. Hasil biji kakao kering Sumatera Barat diekspor mempunyai nilai jual yang rendah jika dibandingkan dengan biji kakao kering yang diekspor negara lain, hal ini dikarenakan oleh kualitas yang rendah. Penyebab rendahnya kualitas biji kakao kering yang dihasilkan Sumatera Barat adalah: Biji kakao tidak difermentasi terlebih dahulu oleh petani sebelum dikeringkan dan juga biji kakao dikeringkan secara langsung dibawah sinaran matahari. Disamping itu pengeringan secara langsung dibawah sinaran matahari memerlukan waktu yang lama. Sebuah alat pengering lorong berbantuan pompa kalor telah dibangun dan diuji di Institut Teknologi Padang, pada pengujian ini telah dikeringkan biji kakao yang telah difermentasi sebanyak 50 kg dari kadar air awal 67% basis basah sehingga kadar air akhir 7,5% basis basah selama tiga hari dengan rata-rata intensitas matahari 576,8 W/m2 , temperatur dan relative humidity udara di ruang pengering 53,4o C dan 26,9%. Efisiensi rata-rata alat pengering diperoleh 38%, sedangkan efisiensi maksimum dicapai sebanyak 61%. Waktu pengeringan alat ini lebih cepat dan kualitas hasil pengeringan lebih baik jika dibandingkan dengan mengeringkan secara langsung di bawah sinaran matahari.