Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Perhitungan Analisis Sistem Nodal Untuk Menentukan Laju Alir Minyak Dengan Meningkatkan Range Efesiensi Electric Submercible Pump Pada Sumur di Lapangan Minyak PT. BOB. BSP - Pertamina Hulu Ali Musnal; Richa Melisa
Journal of Earth Energy Engineering Vol. 5 No. 1 (2016): APRIL
Publisher : Universitas Islam Riau (UIR) Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.037 KB) | DOI: 10.22549/jeee.v5i1.460

Abstract

Dengan berjalannya waktu produksi, tekanan reservoir akan mengalami penurunan. Untuk mengatasi hal tersebut diatas dipergunakan pengangkatan buatan yang dikenal dengan “Artificial Lift”. Pada sumur di BOB PT.BSP- Pertamina Hulu Zamrud pada umumnya mempergunakan pompa electric submercible pump (ESP) sebagai pengangkatan buatan. Pompa ESP ini pada periode tertentu juga mengalami penurunan kemampuan untuk mengangkat fluida. Hal ini disebabkan karena berkurangnya kemampuan dari tekanan reservoir, terjadinya over load atau under load pada pompa, karena jumlah stages yang dipasang tidak tepat, dan disamping itu terjadinya kerusakan pada peralatan produksi itu sendiri. Penelitian ini menghitung Range efesiensi pompa terpasang, mengevaluasi kemampuan pompa ditandai besarnya laju produksi, menghitung jumlah stages dan Horse power pompa yang terpasang. Perhitungan mempergunakan metoda Analisa System Nodal, dimana titik nodalnya terletak didasar sumur. Berdasarkan hasil perhitungan range efesiensi pompa dari 4 sumur kajian, terdapat 2 pompa yang bekerja sesuai range efesiensinya dan pompa pada 2 sumur lainnya yaitu sumur F-02 dan F-04 mempunyai laju produksi 2500 stb/d dan 1450 stb/d. Pompa ini bekerja di bawah range efisiensi kalau kondisi ini diabaikan terus akan terjadi kerusakan pada pompa karena “downthrust” pada sumur F-02 dan F-04 agar meningkatkan laju produksi dan menghindari pompa bekerja pada kondisi downtrush maka dari hasil analisa sebaiknya ditambahkan panjang stage dari 44 stage menjadi 75 stage pada sumur F-02 dan 120 stage menjadi 150 stage pada sumur F-04.
Evaluasi Masalah Bottom Hole Assembly Lepas Pada Pemboran Berarah Di Sumur X Lapangan Y Idham Khalid; Ali Musnal
Journal of Earth Energy Engineering Vol. 4 No. 2 (2015): OCTOBER
Publisher : Universitas Islam Riau (UIR) Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1244.972 KB) | DOI: 10.22549/jeee.v4i2.638

Abstract

Sumur X pada lapangan Y merupakan sumur dengan permasalahan rangkaian BHA terlepas setelah proses pembebasan rangkaian pipa pemboran karena adanya Pack off pada kedalaman 3.360 ft MD. Hal tersebut ditandai dengan tidak adanya return pada saat dilakukan circulation serta tekanan pompa naik secara tiba-tiba. Pack off menyebabkan formasi gugur dan cutting terakumulasi di lubang sumur. Terakumulasinya cutting menjadi penyebab rangkaian terjepit akibat. Perhitungan reactive torque dengan persamaan Frank J Schuh dilakukan untuk mengetahui besarnya nilai torsi yang menyebabkan BHA terlepas dari rangkaian tersebut. Menurut perhitungan yang telah dilakukan, rangkaian BHA lepas terjadi karena torsi reaksi (reactive torque) sebesar 60.240 ft.lb. yang sekitar dua kali lebih daripada nilai make up torque untuk HWDP 5” yaitu sebesar 22.800 ft.lb. Masalah rangkaian BHA lepas dapat ditangani dengan menggunakan metode operasi fishing. Waktu ekonomis fishing yang didapat untuk melakukan kegiatan fishing sebesar 3,1 hari. Apabila fishing job tidak berhasil, maka dapat dilakukan operasi penindaklanjutan untuk menghindari fish yang tertinggal di dalam lubang sumur dengan melakukan pembelokan lintasan sumur pada titik Kick Off Point (KOP) yang baru, yakni pada kedalaman 485 ft.
Optimasi Perhitungan Laju Alir minyak Dengan Meningkatkan Kinerja Pompa Hydraulic Pada Sumur Minyak Di Lapangan PT. KSO Pertamina Sarolangon Jambi Ali Musnal
Journal of Earth Energy Engineering Vol. 4 No. 2 (2015): OCTOBER
Publisher : Universitas Islam Riau (UIR) Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (727.636 KB) | DOI: 10.22549/jeee.v4i2.639

Abstract

Seiring dengan berjalannya waktu produksi suatu sumur minyak, tekanan reservoir pada sumur tersebut akan berkurang. Hal ini menyebabkan akan terjadi penurunan laju produksi. Untuk mengatasi kondisi tersebut dilakukan pengangkatan buatan atau artificial lift. Pada lapangan minyak PT.KSO Pertamina Sarolangon Jambi pengangkatan buatan dengan mempergunakan Hydrolic Pump Unit (HPU). Efisiensi volumetrik (Ev) merupakan indikasi kelayakan kapasitas suatu pompa. Pada suatu periode tertentu pompa juga mengalami penurunan kemampuan untuk mengangkat fluida, dengan menurunnya efisiensi volumetrik. Berdasarkan hasil evaluasi dari Peneliti terdapat 10 sumur yang mempunyai efisiensi volumetrik < 55%, dan dilihat dari kurva IPR sumur tersebut masih memiliki potensi untuk dilakukan optimasi. Kemampuan suatu sumur untuk berproduksi dapat diketahui dengan melakukan perhitungan produktifitas sumur dengan kurva IPR berdasarkan data aktual di lapangan. Optimasi dapat dilakukan dengan metode Analisa systim Nodal (Pump Intake Curve). Hasil evaluasi efisiensi volumetrik (Ev) pompa terpasang dari 10 sumur kajian, terdapat 7 sumur mempunyai EV < 30 % dan 3 sumur mempunyai EV < 55 %. Berdasarkan hasil perhitungan laju alir maksimum kemampuan dari masing-masing sumur yaitu : F-01= 141,39 Bfpd,F-02 = 165 Bfpd, F-02 = 165 Bfpd, F-03 = 118,90 Bfpd, F-04 = 150 Bfpd, F-05 = 177,90 Bfpd, F-06 = 290 Bfpd, F-07= 185,30 Bfpd, F-08= 262 Bfpd, F-09=145 Bfpd dan F-10= 98 Bfpd. Setelah dilakukan perhitungan optimasi pada sumur kajian, didapatkan kenaikan laju produksi yang signifikan, dengan perhitungan perubahan kecepatan dan panjang langkah pompa. Kondisi sumur pada perhitungan optimasi ini tidak terjadi pelepasan gas dari fluida, karena pump intake pressure atau tekanan masuk pompa masih diatas tekanan bubble point.
Analisa Kerusakan Formasi Akibat Pekerjaan Perforasi Dengan Menggunakan Metoda Yildiz Pada Sumur Fr 168, Sumur 154, Dan Sumur 148 Di Lapangan X Ali Musnal
Journal of Earth Energy Engineering Vol. 1 No. 1 (2012): OCTOBER
Publisher : Universitas Islam Riau (UIR) Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (611.101 KB) | DOI: 10.22549/jeee.v1i1.924

Abstract

Komplesi perforasi merupakan salah satu alternatif penyelesaian sumur untuk formasi yang tidak kompak. Perforasi dilakukan pada lapisan produktif dengan cara membuat lubang pada casing sebagai penghubung antara lapisan produktif dengan lubang sumur, sehingga terjadi aliran fluida dari formasi kelubang sumur. Pada umumnya ketika kegiatan perforasi dilakukan akan terjadi kerusakan sumur yang ditandai dengan adanya skin. Untuk menentukan besarnya harga skin yang di akibatkan oleh perforasi tersebut pada penelitian ini diterapkan metoda Yildiz. Perhitungan skin diperoleh berturut turut pada sumur FR 168,154 dan 148 adalah 6.835,6.784 dan7.610. Berdasarkan skin tersebut diperoleh produktivitas indeks (PI)berturut turut adalah 0.10 bpd/psi, 1.86 bpd/psi dan 0,24 bpd/psi serta harga laju produksi (Q) berturut-turut adalah 168.297 bfpd, 1151.533 bfpd dan 371.271 bfpd. Dari perbandingan kedua parameter hasil perhitungan Q dan PI menggunakan metoda Yildiz menghasilkan harga yang lebih besar dibandingkan harga dari aktualnya.
Mengatasi Kerusakan Formasi Dengan Metoda Pengasaman Yang Kompetibel Pada Sumur Minyak Dilapangan X Ali Musnal
Journal of Earth Energy Engineering Vol. 2 No. 2 (2013): OCTOBER
Publisher : Universitas Islam Riau (UIR) Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.975 KB) | DOI: 10.22549/jeee.v2i2.933

Abstract

Laju produksi suatu sumur minyak akan mengalami penurunan di akibatkan antara lain menurunnya tekanan reservoir (Pr), dan juga karena terjadi kerusakan formasi produktif. Adapun type-type penyebab kerusakan formasi itu adalah: Scale : Suatu endapan yang terbentuk akibat kristalisasi dari ion-ion mineral yang larut dalam air dan disebabkan oleh adanya senyawa pembentuk kerak didalam air yang melebihi kelarutannya pada keadaan kesetimbangan. Clay : Disebabklan karena fress water atau filtrat Lumpur pemboran yang merembes keformasi yang mengandung shale. Partikel Plugging : Partikel lumpur pemboran atau bubur semen dapat menyebabkan tertutupnya pori pori batuan. Untuk melarutkan atau menghilangkan penyebab kerusakan formasi tersebut diatas, dilakukan pengasaman. Sebelum dilakukan pengasaman harus melakukan analisa pemilihan jenis asam yang compatible dengan teknik dan pelaksanaan yang baik dilapangan. Ada 3 jenis pengasaman yang lazim digunakan yaitu : Matrik acidizing, Acid Washing dan Acid Fracturing.Methoda yang dilakukan dalam penelitian ini dengan mengambil data dilapangan seperti, Data Produksi, Water Analysis, Mineralogi, Menghitung Volume Asam,kemudian menghitung parameter skin,laju produksi, produktivitas Indek dan Flow Effisiensi baik sesudah maupun sebelum pengasaman dilakukan. Dari data lapangan ini didapat mineral quartz (grain) sebanyak 71,2%, illite dan dolomite 4,6 %, calcite2,3 %, kaolinite 1,8 %, smeltite 0,1 % dan kandungan kalsium carbonat 22,2 %,maka dipilih jenis asam yang compatible digunakan yaitu Mud Acid (HCL + HF), untuk lebih jelas dapat dilihat uraian yang dipaparkan dalam penelitian ini.
Perhitungan Laju Aliran Fluida Kritis Untuk Mempertahankan Tekanan Reservoir Pada Sumur Ratu Di Lapangan Kinantan Ali Musnal
Journal of Earth Energy Engineering Vol. 3 No. 1 (2014): APRIL
Publisher : Universitas Islam Riau (UIR) Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (767.799 KB) | DOI: 10.22549/jeee.v3i1.934

Abstract

Sumur yang telah diproduksikan fluida reservoirnya, sehubungan dengan perjalanan waktu lamanya produksi sumur tersebut, sudah dipastikan laju produksinya akan berkurang, hal ini disebabkan salah satu parameternya adalah turunnya tekanan reservoir. Tekanan reservoir mempunyai peranan aktif untuk mendorong fluida dari reservoir ke permukaan. Banyak cara yang telah dilakukan untuk mempertahankan Tekanan reservoir antara lain dengan menginjeksikan air kelapangan minyak tersebut melalui sumur injeksi, hal ini terkenal dengan istilah water Flooding. Dan pada penelitian ini untuk mempertahankan tekanan reservoir suatu sumur adalah dengan melakukan produksi sumur tersebut dibawah laju aliran kritis. Untuk mendapatkan laju alir kritis dan menetukan panjang interval perforasi suatu sumur dapat dihitung dengan menggunakan beberapa metode. Antara lain yaitu metode Chaperon, Chierici, Meyer, Gardner and Pirson. Sebagai aplikasi dari penelitian ini diambil data sumur Ratu dilapangan Kinantan yang merupakan salah satu lapangan minyak di daerah Riau.
Optimasi Gas Injeksi Pada Sembur Buatan Gas Lift Untuk Meningkatkan Besarnya Laju Produksi Minyak Maksimum Dan Evaluasi penghentian Kegiatan Gas Lift, Pada Lapangan Libo PT. Chevron Pacific Indonesia Duri Ali Musnal; Fitrianti Fitrianti
Journal of Earth Energy Engineering Vol. 6 No. 2 (2017): OCTOBER
Publisher : Universitas Islam Riau (UIR) Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (839.046 KB) | DOI: 10.22549/jeee.v6i2.993

Abstract

Banyak jenis pengangkatan buatan atau “ Artificial Lift “yang dapat dipergunakan, antara lain; Gas Lift yaitu pengangkatan buatan dengan mempergunakan gas, dan Pumping yaitu pengangkatan buatan dengan mempergunakan pompa, pemakaian jenis pengangkatan buatan ini tergantung pada kondisi sumur dan lapangan minyak yang akan dikerjakan. Dengan berjalannya waktu produksi, tekanan reservoir akan mengalami penurunan, hal ini disebabkan meningkatnya laju produksi air.dan berkurangnya tenaga pendorong Gas. Untuk mengatasi hal tersebut diatas dipergunakan pengangkatan buatan yang dikenal dengan “Artificial Lift” .Pada 4 sumur kajian, pengangkatan buatan di pergunakan “ Gas Lift” yaitu dengan mempergunakan gas sebagai media pengangkatan minyak. Pada penelitian ini Peneliti akan menghitung Jumlah Gas injeksi yang optimum untuk mendapatkan laju produksi maksimum dan mengevaluasi kenapa kegiatan gas lift diberhentikan di lapangan Libo ini. Berdasarkan hasil Penelitian dan Perhitungan optimasi, banyak jumlah gas yang melampaui batas optimasi di injeksikan, sehinggah laju produksinya menjadi kecil, hal ini terlihat dari hasil penelitian yang Peneliti lakukan. Bila kelebihan gas injeksi ini tidak terjadi akan dapat mempanjang kegiatan gas lift selama 3 bulan dalam satu tahun. Faktor terhentinya kegiatan gas lift di lapangan Libo, Yaitu menurunya laju produksi gas dari 4 sumur yang ada dari 3.134.609 SCF/D menjadi 2.931.000 SCF/D dan supplay gas yang tidak stabil dari perusahaan pemasok gas.
Synchronization of Storage Tank Volume, Disposal Well Volume and Electric Submersible Pump (ESP) Pump Capacity in Disposal Well Field A Ali Musnal; Fitrianti
Journal of Renewable Energy and Mechanics Vol. 4 No. 02 (2021): Journal of Renewable Energy and Mechanics (REM)
Publisher : UIR PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (445.811 KB) | DOI: 10.25299/rem.2021.vol4.no02.7643

Abstract

In producing oil, one of the common problems faced by oil and gas companies is the production of a lot of water. Increased water production causes the storage tank to be unable to accommodate the produced water. To overcome the excess water production, some of the water is injected back into the well. In Field A, an innovation has been made for a water injection pump with the driving force coming from the Electrical Submersible Pump (ESP) pump. The working principle of this ESP pump is to drain water from the disposal well to the injection well. Therefore, in order for the injection to run optimally, synchronization is carried out starting from the water entering the holding tank, the flow rate in the Disposal well and the pump capacity (ESP) for injecting from the holding well to the injection well. The amount of water flow rate injected through the ESP pump is 9,500 BWPD. For this reason, the capacity of the ESP pump as an injection pump is calculated. First, determine the water level in the tank to control the amount of flow that enters the reservoir well. Based on the results of the research that has been done, the water level in the holding tank to get a flow rate of 9,500 BWPD is 4.11 ft. And the results of the calculation of water will be injected using an ESP pump with a number of stages 22 with the TRW Reda Pump Devision pump type. The water will be channeled to the injection well with a type of galvanized iron pipe with a diameter of the main pipe (mainline) of 6 inches. From the disposal well, it flows with a 4 inch pipe as far as 45.93 ft and a 2 inch pipe as far as 2214.57 ft for well 07. As for wells 60, the flowline size is 4 inches as far as 708.66 ft and 2 inches as far as 987.53 ft.
Aplikasi Bentonite Lokal Terhadap Nilai Compressive dan Shear Bond Strength Suspensi Semen Sumur Minyak: Application of Local Bentonite to Compressive Value and Shear Bond Strength for Oil Well Cement Suspension Idham Khalid; Ali Musnal; Adi Novriansyah; Kurniawan Sitanggang
JURNAL SAINTIS Vol. 20 No. 02 (2020)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/saintis.2020.vol20(02).5252

Abstract

[ID] Pelaksanaaan proses penyemenan yang baik pada sumur minyak merupakan aspek penting yang berpengaruh pada suskesnya produksi minyak ke permukaan. Untuk itu, penggunaan additif dalam suspense semen direkomendasikan supaya kulitas suspense semen tetap stabil selama proses penyemenan berlangsung. Melakui penelitian ini kualitas bentonite lokal dan bentonite komersial terhadap parameter compressive strength(CS) dan shear bond strength (SBS) akan dibandingkan. Pengukuran CS dan SBS dilkukan berdasarkan rekomendasi dari American Petroleum Institute (API) pada tujuh buah sampel suspense semen dengan konsentrasi aditif yang bervariasi. Hasil penelitian terhadap bentonite lokal menunjukkan penurunan nilai CS dengan bertambahnya konsentrasi aditif. Konsentrasi optimum bentonite lokal adalah 1.6% dengan nilai CS sebesar 1649 psi, 6% dibawah nilai CS untuk sampel suspense semen dan bentonite komersial pada konsentrasi yang sama. Untuk nilai SBS, konsentrasi optimum untuk aditif bentonite lokal adalah 4.8% dengan nilai SBS sebesar 439 psi, 21 % diatas nilai SBS untuk sampel semen dengan 4.8% bentonite komersial. Dari penentuan nilai CS dan SBS dapat disimpulkan bahwa penggunaan bentonite lokal dapat menjadi alternatif pengganti bentonite komersial dimana hasil pengukuran CS dan SBS tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. [EN] The implementation of a good cementing process in oil wells is an important aspect that affects the success of oil production to the surface. For this reason, the use of additives in semen suspense is thought that the quality of the cement suspension remains stable during the cementing process. By doing this research, the quality of local bentonite and commercial bentonite against the parameters of compressive strength (CS) and shear bond strength (SBS) will be compared. CS and SBS measurements were carried out based on recommendations from the American Petroleum Institute (API) on seven cement suspension samples with varying additive concentrations. The results of research on local bentonite showed a decrease in the value of CS with an increase in additive concentration. The optimum concentration of local bentonite is 1.6% with a CS value of 1649 psi, 6% below the CS value for cement and commercial bentonite suspense samples at the same concentration. For the SBS value, the optimum concentration for local bentonite additives is 4.8% with an SBS value of 439 psi, 21% above the SBS value for cement samples with 4.8% commercial bentonite. From the determination of CS and SBS values, it can be shown that the use of local bentonite can be an alternative to commercial sites where the CS and SBS measurement results do not show a significant difference.
ANALISIS LOST CIRCULATION PEMOMPAAN GRAVEL SLURRY PADA SUMUR X BERDASARKAN WAKTU TUNGGU Novrianti Novrianti; Ali Musnal; Febriyan Ramadhan
PETRO:Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 5 No. 2 (2016): Agustus
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.613 KB) | DOI: 10.25105/petro.v5i2.2364

Abstract

Unconsolidated formations tend to have sand problem that can lead to decline of production in Oil and Gas Well. There are some methods can be used to resolve sand problem like liner completion, meshrite liner, perforated liner completion, and gravel pack completion. Rock type of Well X is unconsolidated stone and the method which used in that well to surmount sand problem that occurred is gravel pack method. However, during pumping of gravel slurry there are some problems, partial or complete loss of the gravel slurry into the formation (lost circulation), waiting on sand sattle is one method that has developed to resolve loss circulation. This method is done by stopping pumping slurry after the amount of incoming sand has reached teoritical and more than 50%. The aim of this research to determine volume of gravel slurry that is needed and total of lost gravel sand. Gravel slurry needed to overcome sand problem in Well X consists of 109 sacks of gravel sand, 259.5 bbl of water, and 1834 lb (18 sacks) of KCL. Analysis of pressure test line chart to find out lost circulation problem. There are 147 sacks gravel sand missing as a result of lost circulation problem from 256 sacks of gravel sand that is pumped.