Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perubahan Sikap Perempuan terhadapMasalah Menstruasi Balango, Merry
Jurnal Pelangi Ilmu Vol 1, No 1, 2008
Publisher : Jurnal Pelangi Ilmu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6755.448 KB)

Abstract

The essoy is a short note on women\'s culwal system and on the subject of women\'s attitude towatd menstruation. Menstruation is a universal phenomenon, yet one that in different culures takes on different meaning. The ruies of each nation, religion and belief to the mmstruating wome presents myhs and taboo.Women are likely to feel happy, loving, tmhappy, healthy, depressed, and sick- In another context, menstruating women mood shows the interactive effed of cdtwal, biological and religius events. Menstruation problems are described tltrough culare, religion, medical, patriarchal aspect. The opinion that\'women\'s attitude towmds menstruation influenced by sosial and cultural condilion are changeable, where biological and religious condition are not.
Simbol Budaya dan Nilai-Nilai Edukasi dalam Ritual Molanggu: Sebuah Studi Etnografi Kuantatif Hanafi, Hanisah; Balango, Merry; Podungge, Rusni
Center of Education Journal (CEJou) Vol. 6 No. 1 (2025): Central Journal of Education (CEJou) July
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55757/cejou.v6i1.897

Abstract

Studi ini mengeksplorasi praktik penyembuhan tradisional Molanggu di Gorontalo sebagai warisan budaya yang mengandung nilai-nilai edukasi yang relevan dengan pendidikan karakter dan pembelajaran kontekstual. Dengan menggunakan desain deskriptif kualitatif dengan unsur etnografi, penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Informan kunci meliputi dukun Molanggu, tokoh budaya, dan anggota masyarakat setempat. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa Molanggu bukan hanya ritual terapeutik, tetapi juga sistem simbolik yang kaya akan kearifan lokal, makna spiritual, dan identitas budaya. Prosedur penyembuhan ini mengintegrasikan unsur-unsur tradisi lisan, sistem kepercayaan, dan nilai-nilai komunal yang mencerminkan keharmonisan dengan alam, rasa hormat kepada orang tua, dan disiplin moral. Analisis menunjukkan bahwa Molanggu mewujudkan inti prinsip-prinsip etnopedagogis dan dapat berfungsi sebagai alat pedagogis untuk mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam pendidikan formal. Lebih lanjut, persepsi masyarakat menegaskan relevansi Molanggu dalam melestarikan pengetahuan antargenerasi dan menumbuhkan kebanggaan budaya di kalangan generasi muda. Studi ini berkontribusi pada wacana pendidikan yang responsif budaya dengan memposisikan tradisi penyembuhan lokal sebagai sumber pendidikan karakter kontekstual. Studi ini juga menawarkan perspektif strategis bagi para pembuat kebijakan dan pendidik untuk merevitalisasi praktik budaya lokal melalui pengembangan kurikulum, lokakarya budaya, dan inisiatif pendidikan berbasis masyarakat. Kebaruan penelitian ini terletak pada pembingkaian Molanggu bukan hanya sebagai praktik budaya, tetapi juga sebagai media pendidikan yang berlandaskan epistemologi adat.