This Author published in this journals
All Journal VISIKES
Lily Kresnowati
Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS (DM) TIPE-2 DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Pratiwi Wulandari; Zaenal Sugiyanto; Lily Kresnowati
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 14, No 1 (2015): VISIKES
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.709 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v14i1.1162

Abstract

Diabetes Mellitus merupakan penyakit kronik yang tidak menyebabkan kematian secaralangsung, tetapi dapat berakibat fatal bila pengelolaannya tidak tepat. Mengingat tingginyaprevalensi dan biaya perawatan untuk penderita DM maka perlu adanya upaya untukpengendalian kadar gula darah. Berdasarkan survei yang telah dilakukan pada RSUD TugurejoSemarang selama 3 tahun jumlah penderita Diabetes Mellitus (DM) tipe-2 pada Tahun 2011-2012 sebanyak 1745 kasus pasien Rawat Jalan.Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui faktor-faktor (asupan makan dan latihan jasmani) yang berhubungan dengankadar gula darah pada penderita DM Tipe-2 di RSUD Tugurejo Semarang.Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan metode survei dan pendekatan crosssectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien rawat jalan Diabetes Mellitustipe-2 yang melakukan cek gula darah di RSUD Tugurejo Semarang bulan September2013.Sampel diambil dengan menggunakan metode consecutive sampling dengan besar sampel sebanyak 30 responden.Uji yang digunakan adalah menggunakan Fisher’s ExactHasil statistik menunjukan faktor yang berhubungan dengan kadar gula darah adalah latihanjasmani (p-value:0.006<0.05). Faktor yang tidak berhubungan dengan kadar gula darah adalahasupan makan yang terdiri dari karbohidrat (p-vaue:0,660>0.05), lemak (p-vaue:0,678>0.05),protein (p-vaue:1.000>0.05).Rekomendasi yang disarankan peneliti pada penderita Diabetes Mellitus (DM) tipe-2 dianjurkanuntuk melakukan pencegahan dengan melakukan aktivitas fisik secara rutin minimal 3 kalisepekan, dan memperbanyak aktifitas di rumah. Selain itu melakukan kontrol gula darahsecara rutin minimal sebulan sekali.Kata kunci : Diabetes Mellitus Tipe-2; asupan makan: karbohidrat, protein, lemak; latihanjasmani; kadar gula darah.
HUBUNGAN ANTARA SPESIFITAS PENULISAN DIAGNOSIS TERHADAP AKURASI KODE PADA RM 1 DOKUMEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG Maulana Tomy Abiyasa; Dyah Ernawati; Lily Kresnowati
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 11, No 2 (2012): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.896 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v11i2.671

Abstract

Rumah sakit Bhayangkara Semarang merupakan rumah sakit tipe C yang telah menggunakan ICD-10 sebagai pedoman koding, di rumah sakit tersebut belum pernah diadakan penelitian untuk mengetahui adanya hubungan antara spesifisitas penulisandiagnosis utama terhadap akurasi kode diagnosis utama pada lembar RM 1 dokumen rekam medis rawat inap di rumah sakit Bhayangkara Semarang periode 2011.Penelitian ini menggunakan metode observasi dengan pendekatan crossectional dan jenis penelitian analitik, sedangkan populasi dari penelitian ini adalah 3.833 berkas rekam medis rawat inap periode 2011 sehingga diperoleh sampel sebanyak 98 berkas yang diambil dengan menggunakan tekhnik sampel random sampling sedangkan untuk pengolahan data menggunakan rumus Chi-Square (x²).Hasil pengamatan jumlah penulisan diagnosis utama yang spesifik pada dokumen rekammedis rawat inap sebanyak 78,57 % dokumen rekam medis rawat inap, sedangkanakurasi kode penyakit pada diagnosis utama yang spesifik sebanyak 94,80 % dokumen, dan akurasi kode penyakit pada diagnosis utama yang tidak spesifik sebanyak 28,57 %dokumen rekam medis rawat inap. Dari hasil pengolahan data diperoleh hasil X² tabel = 2,71 dan X2 hitung = 46,31 jadi X2 hitung > X2 tabel maka maka Ho ditolak dan Ha diterima yangartinya ada hubungan antara spesifisitas diagnosis utama dan akurasi kode penyakit. Maka kesimpulan yang diperoleh yaitu, bahwa untuk mendapatkan akurasi kode penyakit, tidak hanya dipengaruhi oleh penulisan diagnosis utama yang spesifik saja tetapi dipengaruhi juga oleh ketelitian petugas koding serta factor-faktor lain yang mempengaruhi.oleh karena itu petugas koding sebaiknya aktif dalam mencari informasi jika menemukan diagnosis utama yang tidak spesifik serta perlu adanya peningkatan pengetahuan petugas koding dengan diikutkan dalam pelatihan koding ICD-10.Kata kunci : spesifitas diagnosis utama, akurasi kode penyakit menurut ICD-10