Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Analisis Literasi Kartu Menuju Sehat terhadap Peningkatan Kualitas dan Mutu Kader Posyandu Agiwahyuanto, Faik; Ernawati, Dyah
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 5 No 1 (2021): HIGEIA: January 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v5i1.38811

Abstract

Posyandu merupakan salah satu Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelanggraan pembangunan kesehatan. Peningkatan kualitas dan mutu kader Posyandu dalam pengisian riwayat kesehatan anak di buku Kartu Menuju Sehat (KMS) salah satunya dipengaruhi oleh literasi KMS. Dengan KMS gangguan pertumbuhan dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat. Penelitian ini bertujuan menganalisis literasi KMS terhadap peningkatan kualitas dan mutu kader Posyandu dalam pengisian riwayat kesehatan anak di buku KMS. Jenis penelitian kualitatif dengan rancangan deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2020. Data diperoleh dengan wawancara Focus Groub Discussion (FGD) dan penyuluhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Focus Groub Discussion (FGD) tentang literasi KMS dan penyuluhan dan penyampaian tentang Peningkatan Kualitas Kader Posyandu (Gasurkes Puskesmas Dempet) dalam Pengisian Riwayat Kesehatan di Buku KIA melalui Literasi KMS berjalan dengan lancar. Simpulan penelitian ini adalah dengan literasi KMS telah terjadi peningkatan kualitas dan mutu kader Posyandu dalam pengisian riwayat kesehatan anak di buku KMS.
Analisis Literasi Kartu Menuju Sehat terhadap Peningkatan Kualitas dan Mutu Kader Posyandu Agiwahyuanto, Faik; Ernawati, Dyah
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 5 No 1 (2021): HIGEIA: January 2021
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v5i1.38811

Abstract

Posyandu merupakan salah satu Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelanggraan pembangunan kesehatan. Peningkatan kualitas dan mutu kader Posyandu dalam pengisian riwayat kesehatan anak di buku Kartu Menuju Sehat (KMS) salah satunya dipengaruhi oleh literasi KMS. Dengan KMS gangguan pertumbuhan dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat. Penelitian ini bertujuan menganalisis literasi KMS terhadap peningkatan kualitas dan mutu kader Posyandu dalam pengisian riwayat kesehatan anak di buku KMS. Jenis penelitian kualitatif dengan rancangan deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2020. Data diperoleh dengan wawancara Focus Groub Discussion (FGD) dan penyuluhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Focus Groub Discussion (FGD) tentang literasi KMS dan penyuluhan dan penyampaian tentang Peningkatan Kualitas Kader Posyandu (Gasurkes Puskesmas Dempet) dalam Pengisian Riwayat Kesehatan di Buku KIA melalui Literasi KMS berjalan dengan lancar. Simpulan penelitian ini adalah dengan literasi KMS telah terjadi peningkatan kualitas dan mutu kader Posyandu dalam pengisian riwayat kesehatan anak di buku KMS.
Kelengkapan Informasi Medis Dalam Penetapan Kode Morbiditas, Pada Kasus Chronic Kidney Disease Di Rumah Sakit Panti Wiloso Dr Cipto Semarang Dyah Ernawati; Laurensia Rossandra
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 19, No 2 (2020)
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/visikes.v19i2.4194

Abstract

Observations were made on the medical record documents of the Chronic Kidney Disease (CKD) case, found incomplete medical information, namely the results of X-rays of 70%, other tests of 20%, writing of disease history of 10% and some of the stages of disease were not written. The results of the interview with one of the coders were due to the lack of accuracy in filling in medical supporting data. The aim of the study was to describe the medical information in determining morbidity coding in CKD cases.Using a quantitative descriptive research approach, data from observations of 63 documents of CKD inpatient medical records were completed with information from one of the inpatient coder officers.The results showed that, there was still incomplete medical information such as the results of investigations and medical history. And several documents were found whose examination result sheets were not in DRM. The procedure for determining the code in the RS Panti Wilasa Dr Cipto in the CKD case did not differ in giving morbidity codes with other cases. The flow is in accordance with the implementation guidelines for coding in ICD 10 Revision 2010. However, in determining the code the main obstacle is the lack of clarity in writing medical diagnoses, and there is an incomplete history. The conformity of the morbidity code based on ICD-10 version 2010 in the case of CKD in Dr Cipto Panti Wilasa Hospital was 71.42% and the code mismatch was 28.58%. This is due to incomplete medical information and unclear stages of CKD disease.It is advisable for the coder to confirm to the DPJP if there is a diagnosis that is illegible or less specific so that the code generated is appropriate and precise, especially in the diagnosis of CKD. The need to complete medical information and double-check medical record documents before coding.Keywords: Medical Record Documents, Chronic Kidney Diseases, Morbidity Code, ICD-10
AKURASI KODE DIAGNOSIS UTAMA PADA RM 1 DOKUMEN REKAM MEDIS RUANG KARMEL DAN KARAKTERISTIK PETUGAS KODING RAWAT INAP RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU KUDUS PERIODE DESEMBER 2009 Hetty Rahayu; Dyah Ernawati; Lily Kresnowati
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 10, No 1 (2011): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.917 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v10i1.679

Abstract

Background: Coding is one of the Medical Record services to support quality services in Hospital. Writing code disease was useful for getting information about group of disease and for an input to decision making for hospital management and getting reimbursement equal for provider health care services. Skill of staff in coding could determine accurate disease code. The aim of research is to examine accuracy main code diagnosis and characteristic of coding’s staff in Mardi Rahayu Hospital, Kudus. Base on result survey on May, 2009, found code diagnosis was not accurate amount 10 % from 30 DRM (document of medical record).Method: Kind research is descriptive by using observation method and interview by cross sectional approach. Populations in research are all of code main diagnosis document medical record in Karmel room pe riod treatment December, 2009. The instrument is used check list, ICD-10 volume 1 and 3. Analysis of data used descriptive in narrative and tabulation form.Result: Base on result observation to main code diagnosis on 148 DRM showed 69.59% data was accurate and 30.41% was not accurate. Staff of coding has been work in coding part in one years ago, has education background Diploma III medical record and health information but they all have not ever follow training coding medical record. Training for coding and give advice to doctors by medical committee was recommended.Keywords: coding, accuracy
Kelengkapan Informasi Medis Untuk Mendukung Kodefikasi Penyakit Jantung Guna Mewujudkan Kualitas Data Informasi Medis Di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang Ratna Rifatul Ulya; Dyah ernawati; Arif Kurniadi
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 20, No 1 (2021): VISIKES
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/visikes.v20i1.4647

Abstract

Kelengkapan informasi medis yang terdapat dalam Dokumen Rekam Medis (DRM), khususnya padakasus penyakit jantung, sangat diperlukan karena kesinambungan informasi medis untuk melihatdiagnosis mana yang paling banyak menghabiskan resource selama episode perawatan di RumahSakit, dan selanjutnya untuk dasar penetapan kode diagnosis utama dengan menggunakan ICD-10.Hasil observasi di RS Islam Sultan Agung Semarang, ditemukan adanya informasi dalam lembaranamnesis yang tidak lengkap, serta dokter dalam melakukan pencatatan penulisan diagnosis utama,terdapat lebih dari satu diagnosis. Sehingga petugas coder harus melakukan analisis lembar-lembarrekam medis, untuk menentukan mana yang kode utama dan kode sekunder dengan menggunakanaturan re-seleksi jika dokter tidak dapat dikonfirmasi. Temuan tersebut dapat berdampak padapelaporan, dimana diagnosis utama hanya tertulis 1 diagnosis, sedangkan diagnosis sekunder bolehditulis lebih dari 1 diagnosis. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kelengkapan dokumen rekammedis yang mendukung penetapan kode penyakit jantung di Rumah Sakit Islam Sultan AgungSemarang.Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Objek penelitian adalah dokumenrekam medis rawat inap pasien BPJS penyakit jantung, dan subyek penelitian adalah coder rawatinap. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara pada dan observasi DRM denganmenggunakan lembar checklist diagnosis jantung. Data dianalisis menggunakan teknik analisisdeskriptif yang didukung dengan teknik validitas konten.Hasil review analisis kuantitatif pada 27 sampel DRM pada pasien BPJS penyakit jantung,menunjukkan kelengkapan terbesar analisis kuantitatif terletak pada review identifikasi yaitu 22(81,5%) dokumen dan ketidaklengkapan terbesar pada review autentikasi yaitu 15 (55,6%) dokumen.Kekonsistenan terbesar pada analisis kualitatif terdapat pada review informed consent yaitu 27 (100%)DRM dan ketidakkonsistenan terbesar pada review konsistensi pencatatan hal-hal yang dilakukansaat pengobatan dan perawatan yaitu 7 (25,9%) DRM. Saran untuk tenaga medis sebagai pelaksanaasuhan kesehatan pada pasien, khususnya pasien BPJS, penyakit jantung, agar memperhatikanpengisian kelengkapan dokumen rekam medis untuk meningkatkan mutu pelayanan rekam medisdan menunjang pelaporan Rumah Sakit.Kata kunci: Dokumen Rekam Medis, Review Kuantitatif, Review Kualitatif, Penyakit Jantung, pasienBPJS
ANALISA KEPUASAN PASIEN TERHADAP ASPEK MUTU PELAYANAN DI BAGIAN TPPRJ RUMAH SAKIT BANYUMANIK SEMARANG Sofa Zulfiana; Dyah Ernawati
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 2 (2013): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.692 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v12i2.641

Abstract

Latar belakang : Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ) sering dianggap hanya sebagai tempat pendaftaran, meskipun ini adalah tempat di mana kontak pertama antara pasien dengan petugas. Berdasarkan survei awal di Rumah Sakit Banyumanik masih ditemukan antrian pasien yang akan mendaftarkan diri, kurangnya personil, akses ke layanan, hubungan manusia, kenyamanan dan kenikmatan. Hanya ada satu meja pendaftaran dan disatukan dengan rawat jalan, rawat inap dan Unit Gawat Darurat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan di TPPRJ RumahSakit Banyumanik Semarangkeadaan. Populasi adalah pasien yang terdaftar dalam TPPRJ tahun 2011, dengan jumlah sampel yang diambil 99 pasien. Instrumen menggunakan kuesioner untuk wawancara denganpasien. Pengumpulan data dari data primer yang diperoleh secara langsung dari pasien dalam bentuk jawaban atas kuesioner. Sedangkan pengolahan data antara lain editing, tabulasi data, analisis data.Hasil : Tingkat kepuasan terhadap kompetensi petugas tertinggi yaitu kemampuan petugas dan ketidakpuasan tertinggi pada penampilan petugas. Akses dalam pelayanan, tingkat kepuasan tertinggi yaitu jarak tidak terlalu jauh dan ketidakpuasan tertinggi pada lokasi tidak strategis. Hubungan antar manusia, Tingkat kepuasan pasien yaitu kesopanan petugas dan ketidakpuasan petugas yaitu kesabaran petugas. Kenyamanan dan kenikmatan, kepuasan pasien paling tinggi terletak pada kondisi tempat duduk dan ketidakpuasan pasien terletak pada fasilitas pendaftaran. Untuk kepuasan pasien, paling tinggi terletak pada kecepatan dalam pelayanan dan ketidakpuasan pasien terletak pada keramahan petugas.Simpulan : Ketidakpuasan pasien di RS Banyumanik Semarang adalah pada fasilitas dan layanan yang ada di rumah sakit. Sarannya adalah sebaiknya standart operasional prosedur yang sudah ada, lebih diperhatikan sebagai acuan untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.Kata kunci : kualitas pelayanan, kepuasan, rawat jalan
KESIAPAN PEKERJA SEKTOR INFORMAL (SOPIR TRUK CONTAINER) DALAM MEMBAYAR JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI KOTA SEMARANG Ajeng Silvira Hermanto; Eti Rimawati; Dyah Ernawati
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 13, No 2 (2014): VISIKES
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.386 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v13i2.1127

Abstract

Jaminan Kesehatan Nasional adalah salah satu bentuk perlindungan social dibidang kesehatanuntuk menjamin pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan yang layak melalu ipenerapan sistemyang terkendali. Sektor informal merupakan sektor yang tidak terorganisasi, tidak teratur, dankebanyakan legal tetapi tidak terdaftar. Masalah yang ada dimana para sopir truk containerbelum meiliki Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dengan berbagai fungsi didalamnya.Pemberlakuan iuran terhadap pekerja dikhawatirkan akan memberatkan para pekerja terutamapekerja sektor informal dalam hal ini sopir truk container oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui kesiapan pekerja sektor informal (sopirtruk container) dalammembayarJaminan Kesehatan Nasional (JKN).Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data primermelalui wawancara mendalam kepada sopir truk container di Kota Semarang yang dipilihsecara purposive sampling serta menggunakan metode analisi data thematic.Variabel dalampenelitian ini antar lain pengetahuan, sikap, Ability ToPay (ATP), dan Willingness To Pay(WTP).Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sebagian besar dari subyek penelitian tidak mengetahuitentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), namun dari sikap sebagian besar subyekpenelitian bersedia untuk menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).Dari hasilperhitungan Ability To Pay (ATP) sebagian besar subyek penelitian mampu untuk membayarpremi sebesar Rp. 25.500, tetapi kemauan subyek penelitian dalam Willingness To Pay (WTP)hanya Rp. 5.000 – Rp. 10.000 per bulan per kepala.Perlunya sosialisasi kepada masyarakat khusunya pekerja sektor informal terkait denganJaminan Kesehatan Nasional (JKN). Namun bukan hanya sektor informal saja, semua pihakyang terkait seperti pemberi kerja juga harus diberi sosialisasi.Kata kunci : Pekerja, Sektor Informal, Jaminan Kesehatan Nasional
TINJAUAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG KODE SEBAB KEMATIAN/ UNDERLYING CAUSE of DEATH DI RUMAH SAKIT TUGUREJO SEMARANG 2016 Yanuar Dwi Madyo Hardono; Dyah Ernawati
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 17, No 01 (2018): APRIL 2018
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.186 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v17i01.1856

Abstract

ABSTRACT: Determination code of underlying cause of death is one of the important functions of medical record unit that require precision. To determine the code, the officer must pay attention to the procedures or rules that set by the WHO in ICD-10. In a preliminary survey conducted by the author, in determined the underlying cause of death, coding officers only saw major diagnoses that existed at RM1 and did not see the diagnosis that written in SMPK. This caused an incorrect code.This type of research was descriptive and cross sectional approach. The method used were observation and interviews. The study population were 30 medical record officers and sample were the officers who meet the criteria for a sample of 14 people.The results based on the characteristics, 64.29% did not receive any coding training. All educated diploma of medical record and there were 3 officers who continued study on undergradute program. Most work experience of medical record officer within a period of 6-10 years (57.14%). Most age were 36-40 years old (50%). Most were female (78.57%). Knowledge of non coder officers classified as good with an average value of 94.55 while the average value of 80 for coder. The attitude of coder officer classified as good but for non coder officers there were still many doubts to answer the statement.For that officers need training about the code of underlying cause of death. ICD-10 volumes 1-3 should be used to obtain accurate code. It should be made Standard Operating Procedure and socialization on how the code of underlying cause of death and the provision tables of Mortality Medical Data System (MMDS) to assist in determining the code of underlying cause of death.Keywords: Knowledge, Attitude, Code of Underlying Cause of DeathABSTRAK: Penentuan kode penyebab dasar kematian merupakan salah satu fungsi yang penting dari unit kerja rekam medis yang membutuhkan ketelitian. Untuk menentukan kode, petugas harus memperhatikan prosedur atau aturan yang ditetapkan oleh WHO di dalam ICD-10. Dalam survey awal yang dilakukan penulis, dalam menentukan sebab dasar kematian (Underlying Cause Of Death) petugas coding hanya melihat diagnosa utama yang ada pada RM1 saja dan tidak melihat diagnosa yang tertulis dalam SMPK. Hal ini menyebabkan kode tidak tepat. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik, pengetahuan dan sikap petugas rekam medis tentang kode penyebab dasar kematian berdasarkan ICD-10 di RSUD Tugurejo Semarang Tahun 2016. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Metode yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Populasi penelitian adalah 30 orang petugas rekam medis dan sampel dalam penelitian ini adalah petugas rekam medis yang memenuhi kriteria sampel sebanyak 14 orang. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik, sebesar 64,29% tidak pernah mendapatkan pelatihan koding. Semua berpendidikan terakhir DIII-RMIK dan ada 3 petugas yang melanjutkan S1. Masa kerja petugas rekam medis paling banyak dalam jangka waktu 6-10 tahun (57,14%). Persentase umur paling banyak berumur 36-40 tahun (50%). Sebagian besar petugas berjenis kelamin perempuan (78,57%). Pengetahuan petugas non koder tergolong baik dengan rata-rata nilai 94,55 sedangkan rata-rata nilai petugas koder 80. Sikap petugas koder sudah baik namun untuk sikap petugas non koder masih ada banyak keraguan untuk menjawab pernyataan. Perlu adanya pelatihan koding khususnya tentang kode penyebab dasar kematian. Buku ICD-10 volume 1-3 tetap harus digunakan untuk mendapatkan kode yang akurat. Perlu dibuat Standar Operasional Prosedur dan sosialisasi tentang cara penentuan kode penyebab dasar kematian dan penyediaan tabel Medical Mortality Data System (MMDS) untuk membantu dalam penetapan kode penyebab dasar kematian.Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Kode Penyebab Dasar Kematian
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO SEMARANG Ramdhania Ayunda Martiani; Dyah Ernawati
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 14, No 2 (2015): VISIKES
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.933 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v14i2.1201

Abstract

UPT Poliklinik Dian Nuswantoro didirikan untuk memberikan fasilitas pelayanan kesehatankepada mahasiswa. Berdasarkan survei awal di dapatkan sebesar 46,7% mahasiswamenyatakan puas dan 53,4% mahasiswa menyatakan tidak puas oleh pelayanan yang adadi Poliklinik Dian Nuswantoro. Tujuan penelitian untuk menggambarkan hubungan antarapersepsi mahasiswa tentang mutu pelayanan poliklinik dian nuswantoro dengan keputusanpemanfaatan ulang di UPT poliklinik dian nuswantoro Semarang.Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampelsebanyak 95 responden dengan cara pengambilan sampel secara kebetulan yang bertemudengan peneliti. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data denganmenggunakan uji korelasi Rank Spearman. Sebagian besar persepsi mahasiswa tentang fasilitas buruk (69,5%), tentang pelayanan buruk(50,5%), tentang tenaga medis dan tenaga non medis buruk (56,8%), mahasiswa tidakmemanfaatkan ulang pelayanan di Poliklinik (73,7%), tidak ada hubungan antara Persepsimahasiswa tentang fasilitas di Poliklinik ρ-value 0,501 > 0,05, tidak ada hubungan antaraPersepsi mahasiswa tentang pelayanan di Poliklinik dengan Keputusan Pemanfaatan UlangPelayanan Kesehatan di UPT Poliklinik Dian Nuswantoro dengan ρ-value 0,301 > 0,05 danada hubungan antara persepsi mahasiswa tentang tenaga medis dan tenaga non medis diPoliklinik ρ-value 0,043 < 0,05 dengan Keputusan Pemanfaatan Ulang Pelayanan Kesehatandi UPT Poliklinik Dian Nuswantoro.Kata Kunci : Persepsi, Poliklinik, Mutu Pelayanan, Pemanfaatan Ulang
HUBUNGAN ANTARA SPESIFITAS PENULISAN DIAGNOSIS TERHADAP AKURASI KODE PADA RM 1 DOKUMEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG Maulana Tomy Abiyasa; Dyah Ernawati; Lily Kresnowati
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 11, No 2 (2012): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.896 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v11i2.671

Abstract

Rumah sakit Bhayangkara Semarang merupakan rumah sakit tipe C yang telah menggunakan ICD-10 sebagai pedoman koding, di rumah sakit tersebut belum pernah diadakan penelitian untuk mengetahui adanya hubungan antara spesifisitas penulisandiagnosis utama terhadap akurasi kode diagnosis utama pada lembar RM 1 dokumen rekam medis rawat inap di rumah sakit Bhayangkara Semarang periode 2011.Penelitian ini menggunakan metode observasi dengan pendekatan crossectional dan jenis penelitian analitik, sedangkan populasi dari penelitian ini adalah 3.833 berkas rekam medis rawat inap periode 2011 sehingga diperoleh sampel sebanyak 98 berkas yang diambil dengan menggunakan tekhnik sampel random sampling sedangkan untuk pengolahan data menggunakan rumus Chi-Square (x²).Hasil pengamatan jumlah penulisan diagnosis utama yang spesifik pada dokumen rekammedis rawat inap sebanyak 78,57 % dokumen rekam medis rawat inap, sedangkanakurasi kode penyakit pada diagnosis utama yang spesifik sebanyak 94,80 % dokumen, dan akurasi kode penyakit pada diagnosis utama yang tidak spesifik sebanyak 28,57 %dokumen rekam medis rawat inap. Dari hasil pengolahan data diperoleh hasil X² tabel = 2,71 dan X2 hitung = 46,31 jadi X2 hitung > X2 tabel maka maka Ho ditolak dan Ha diterima yangartinya ada hubungan antara spesifisitas diagnosis utama dan akurasi kode penyakit. Maka kesimpulan yang diperoleh yaitu, bahwa untuk mendapatkan akurasi kode penyakit, tidak hanya dipengaruhi oleh penulisan diagnosis utama yang spesifik saja tetapi dipengaruhi juga oleh ketelitian petugas koding serta factor-faktor lain yang mempengaruhi.oleh karena itu petugas koding sebaiknya aktif dalam mencari informasi jika menemukan diagnosis utama yang tidak spesifik serta perlu adanya peningkatan pengetahuan petugas koding dengan diikutkan dalam pelatihan koding ICD-10.Kata kunci : spesifitas diagnosis utama, akurasi kode penyakit menurut ICD-10