Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

GAMBARAN KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN TUBERKULOSIS TERHADAP KEBERHASILAN TERAPI DI PUSKESMAS “X” KABUPATEN KUDUS FX Sulistiyanto WS; Erna Prasetyaningrum
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 18, No 2 (2019): VISIKES
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/visikes.v18i2.3034

Abstract

      Penyakit Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit yang mudah menular yang memperlihatkan peningkatan dalam jumlah kasus baru maupun jumlah angka kematian yang disebabkan oleh TBC. Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis dimana menyerang paru-paru sebesar 80 %. Infeksi yang terjadi bisa bersifat silent, latent atau aktif.      Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kepatuhan penggunaan obat tuberkolosis terhadap keberhasilan terapi. Manfaat penelitian ini dapat memberikan informasi dasar tentang pentingnya bahaya penularan penyakit tuberkolosis sehingga diperlukan kepatuhan dalam penatalaksanaan terapi.      Hasil statistika menunjukkan bahwa ada 4 (3,3 %) penderita yang menunjukkan tidak mengkonsumsi obat sesuai dengan jumlah yang ada, 3 (2,5 %) penderita yang tidak teratur dalam mengkonsumsi obat, dan tidak mengikuti aturan pakai mengkonsumsi obat dalam satu hari penuh serta tidak mengambil seluruh obat yang diresepkan. Selain itu ada 5 (4,2 %) penderita yang masih berhenti mengkonsumsi setelah kondisi membaik. Hasil kumulatif terhadap 120 responden menunjukkan masih ada 10 % penderita yang belum patuh dalam menjalani pengobatan TBC, sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat kesembuhan penyakit TBC.      Perlunya Pendamping Minum Obat (PMO) dalam meningkatkan kepatuhan dan keberhasilan pengobatan dapat dilakukan dengan cara memberi penyuluhan dan pelatihan secara berkala dan insentif serta meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Efek Samping Pil KB pada Akseptor di Kelurahan Manyaran Kota Semarang Maria Caecilia Nanny Setiawati; Erna Prasetyaningrum; Desah Alit
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 4, No 2 (2020): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v4i2.91

Abstract

Pil KB merupakan metode KB yang paling diminati dengan total peserta mencapai lebih dari 70% dari seluruh peserta KB di Indonesia. Beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB, juga dipengaruhi oleh kurangnya kepatuhan akseptor dalam mengkonsumsi pil KB.  Salah satu alasan penyebab akseptor kurang patuh ialah adanya efek samping obat (ESO) pil KB yang membuat akseptor merasa terganggu dan  tidak nyaman saat menggunakan pil KB. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ESO pil KB yang dialami akseptor di Kelurahan Manyaran, dan mengetahui adakah hubungan antara ESO pil KB dengan jenis pil KB yang digunakan, usia akseptor dan lama penggunaan pil KB. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental menggunakan metode cross sectional, dan accidental sampling . Responden yang masuk kriteria inklusi adalah wanita yang  termasuk ke dalam pasangan usia subur yaitu 15-45 tahun, menggunakan kontrasepsi pil KB serta  bersedia diwawancara tentang pil KB yang digunakan dan ESO yang dialami. Ada 155 akseptor yang memenuhi kriteria, dengan jumlah terbanyak di rentang usia 39-41 tahun (25,2%) dan ada 5 merk pil KB yang digunakan akseptor.  Efek Samping Obat Pil KB yang paling sering dialami akseptor  ialah adanya 1 jenis ESO  (49,03%) dan yang terbanyak ialah berat badan bertambah dan sakit kepala ringan ( masing-masing 33,55%). Tidak ada hubungan antara jenis ESO dan jenis pil KB yang dipakai (p = 0,051), dengan usia akseptor (p= 0,818 ) dan lamanya penggunaan pil KB ( p= 0,87). Tidak ada hubungan antara  jumlah ESO yang dialami dengan usia akseptor (p=0,348 ) , dengan jenis pil KB yang dikonsumsi (p= 0,237), dan dengan lamanya mengkonsumsi pil KB (p= 0,355).
EVALUASI KESESUAIAN PENGGUNAAN KOMBINASI ANTIHIPERTENSI DI RUMAH SAKIT “X” DI KOTA SEMARANG 2017 Erna Prasetyaningrum; Dyan Wigati
CENDEKIA EKSAKTA Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3194/ce.v4i1.2669

Abstract

Hipertensi sering disebut “Silent killer” dikenal sebagai  salah satu penyakit kardiovaskuler.  Hipertensi atau tekanan darah tinggi ,bersifat permanen, TD sistolik ≥ 140 mmHG dan diastolic ≥ 90 mmHg. Tujuan penelitian, peneliti ingin mengetahui kesesuaian penggunaan gabungan antihipertensi di Rumah sakit X di Kota Semarang tahun 2017.  Evaluasi kerasionalan penggunaan kombinasi antihipertensi menggunakan acuan Dipiro tahun 2015. Metode penelitian dengan cara deskripsi analatik noneksperimental, pengambilan data dilakukan dengan cara retrospektif, dan dideskripsikan secara persentase. Subjek penelitian pasien rawat inap hipertensi yang mendapatkan terapi gabungan antihipertensi di Rumah Sakit “X”, objek penelitian berupa rekam medis . Periode pengambilan data pada bulan Juni sampai Agustus 2017. Data rekam medis yang dibutuhkan meliputi jenis kelamin, Umur, nama obat, diagnose, data laboratorium penunjang. Hasil penelitian didapat Karakteristik pasien hipertensi yang mendapat terapi kombinasi, pada pasien dengan Umur 31-40 tahun laki-laki sebanyak 2,17 %, 41-50 tahun laki-laki sebanyak 6,52 % dan perempuan sebanyak 13.04 %, 51-60 tahun laki-laki sebanyak 8,69 % dan perempuan sebanyak 34,78 %, dan Umur lebih dari 60 tahun laki-laki sebanyak 10,87 % dan perempuan sebanyak 23,91 %. Data penelitian memperlihatkan wanita dengan Umur 51-60 tahun adalah penderita hipertensi yang terbesar yaitu 34,78 %. Evaluasi kesesuaian pasien hipertensi yang mendapat terapi kombinasi antihipertensi untuk data kesesuaian indikasi 100% tepat, dan kesesuaian pasien 91,31 % tepat, dan 8,69 % tidak tepat. Kata kunci : Kombinasi antihipertensi, Kesesuaian Indikasi, Kesesuaian Pasien, Karakteristik
ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN GANGGUAN DEPRESI BERAT DI INSTALASI RAWAT INAP RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH PERIODE JULI-DESEMBER 2016 Junita Anggara Desty Prihati; Erna Prasetyaningrum; Yustisia Dian Advistasari
CENDEKIA EKSAKTA Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3194/ce.v3i1.2141

Abstract

Depresi merupakan gangguan mental yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat. Gangguan penyakit ini biasanya terjadi akibat adanya stres yang dialami seseorang yang tidak kunjung reda dan cenderung berkorelasi dengan kejadian dramatis yang baru saja terjadi atau menimpa seseorang. Jika terjadi dalam tempo yang lama dapat berlanjut menjadi depresi berat. Depresi berat merupakan suatu gangguan yang harus ditangani dengan segera mengingat resiko-resiko negatif yang dapat ditimbulkannya. Penggunaan kombinasi antidepresan kemungkinan meningkatkan potensi interaksi obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi interaksi obat antidepresan yang terjadi pada pasien gangguan depresi berat. Penelitian ini merupakan studi evaluatif, pengambilan data secara restropektif , penyajian data secara deskriptif serta dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Jumlah pasien gangguan depresi berat yang memenuhi kriteria adalah 116 pasien, jenis kelamin terbanyak adalah perempuan (62,00%) dan diagnosa terbanyak adalah gangguan depresi berat dengan gejala psikotik (81,03%). Obat antidepresan terbanyak yang digunakan pasien adalah fluoxetin (73,28%) dan sertraline (26,72%). Obat golongan lain yang paling banyak dikombinasikan adalah antipsikotis (79,31%). Ditemukan potensi interaksi obat sebanyak 127 kasus, tingkat keparahan terbanyak adalah moderate sebanyak 120 kasus (94,49%) dan mekanisme interaksi obat yang paling banyak adalah farmakokinetika sebanyak 76 kasus (59,84%).Kata kunci: antidepresan, depresi, interaksi obat
KAJIAN OBAT FLUOXETIN DAN SERTRALIN PASIEN DEPRESI BERAT DI INSTALASI RAWAT INAP RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH PERIODE JULI-DESEMBER 2016 Erna Prasetyaningrum; Yustisia Dian Advistasari
CENDEKIA EKSAKTA Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3194/ce.v3i1.2142

Abstract

Prevalensi derpresi di Indonesia cukup tinggi sekitar 17,27 %, sedangkan di dunia diperkirakan 5-10% per tahun. Penyebab depresi sangat kompleks, melibatkan faktor genetik, biologis, lingkungan, dan faktor-faktor ini bisa menyebabkan gangguan depresi baik secara tunggal atau bersama-sama. Obat antidepresi terutama yang bertarget pada noreprineprin dan atau serotonin, ternyata tidak efektif pada kira-kira 40% dari pasien dengan depresi berat atau disthrymia. Terapi gangguan depresi memerlukan peran serta individu yang bersangkutan, keluarga maupun praktisi medis dan para medis yang professional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan obat antidepresan fluoxetin dan sertralin pada pasien depresi berat di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah Periode Juli-Desember 2016. Metode penelitian dilakukan secara deskriptif non eksperimental dan pengambilan data dilakukan secara retrospektif. Objek penelitian menggunakan data rekam medis pada bulan Juli-Desember 2016. Subjek penelitian adalah pasien dengan diagnose depresi berat tanpa ada penyakit penyerta. Hasil penelitian memperlihatkan pasien depresi yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 38,79% dan perempuan sebanyak 61,21%; usia 21-30 tahun dan 31-40 tahun memiliki jumlah yang paling besar yaitu sebanyak 25,86% dan 27,59%; penggunaan obat fluoxetin paling banyak digunakan yaitu sebesar 73,28% dan dosis terbanyak 20 mg/hari sebesar 51,72%; penggunaan SSRI+antipsikotik atipikal paling banyak digunakan yaitu sebesar 58,62%. Kata kunci : Fluoxetin, sertralin, depresi
KERASIONALAN PENGGUNAAN OBAT ANALGETIK PADA PASIEN SECTIO CAESAREA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG PERIODE JULI – DESEMBER 2016 Erna Prasetyaningrum; Dara Camelia Irnanda; Sri Haryanti
CENDEKIA EKSAKTA Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3194/ce.v4i2.3045

Abstract

Abstrak Penatalaksanaan nyeri pada pasien sectio caesarea yang ideal yaitu dengan meminimalis terjadinya efek samping pada ibu dan bayi (Nauta, 2009). Pada pasien pasca sectio caesarea managemen nyeri merupakan hal yang paling penting. Nyeri yang disebabkan karena pembedahan karena perubahan hormon. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kerasionalan pengunaan obat anlgetik pada pasien sectio caesarea di instalasi rawat inap rumah sakit umum daerah Tugurejo Semarang Periode Juli-Desember 2016. Kerasionalan obat analgetik dilihat dari tepat indikasi, tepat obat dan tepat dosis. Penelitian ini pengambilan data dilakukan secara retrospektif, data yang didapat diolah dan di sajikan secara perspektif. Subjek penelitian adalah pasien sectio caesarea di instalasi rawat inap rumah sakit umum daerah tugurejo semarang periode Juli-Desember 2016 yang menggunakan obat analgetik. Objek penelitian adalah data rekam medis pasien sectio caesarea di instalasi rawat inap rumah sakit umum daerah Tugurejo Semarang periode Juli-Desember 2016. Data penelitian yang diambil diantaranya meliputi usia, obat, dosis, frekuensi, skala nyeri. Dari hasil penelitian didapatkan usia yang paling banyak dilakukan sectio caesarea 31-35 sebanyak 39%, ketepatan indikasi sebanyak 100 %, kesesuaian obat 100 % dan ketepatan dosis sebanyak 6%. Kata kunci : obat analgetik, tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN BPJS DI IGD RSUD dr. GONDO SUWARNO KABUPATEN SEMARANG Rias Ayu Kartika; Maria Caecilia Nanny Setiawati; Erna Prasetyaningrum
Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik Vol 19, No 1 (2022): Jurnal Ilmu Farmasi & Farmasi Klinik
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.038 KB) | DOI: 10.31942/jiffk.v19i1.6677

Abstract

The antibiotics used for patients in the ER (emergency room) needs special attention, because the inappropriate use of antibiotics at the beginning of treatment can affect subsequent antibiotic therapy. This study intents to evaluate antibiotics used in BPJS patients in the emergency department of RSUD dr. Gondo Suwarno, Semarang Regency. This research was conducted using prescription data for BPJS patients at the ER at RSUD dr. Gondo Suwarno, Semarang Regency for the period January-June 2020. We used purposive sampling as a technic sampling and the data is collective retrospectively. The results showed that 30.64% of the total prescriptions for antibiotics were prescribed for 478 patients, most of whom were adult patients (26-45 years), which were 29.71%. Most route of administration is per oral (76.09%). Diagnosis of antibiotics, the most are trauma and open wounds (40.38%). 75.94% of antibiotics were given singly, most in order were ciprofloxacin (17.36%), amoxicillin (15.9%) and cefixime (13.81%) all orally. The most common combination antibiotics were oral amoxicillin and topical gentamicin (14.44%). All antibiotics prescribed were in accordance with the national formulary. According to the WHO criteria, the total drug prescribed per sheet and the percentage of antibiotic prescriptions for BPJS patients in the emergency room of RSUD dr. Gondo Suwarno, Semarang Regency, has not been rational, while the percentage of injection prescriptions, generic antibiotic prescriptions and conformity with National Formulary is rational. 
POLA PENGGUNAAN OBAT ANALGETIK NON OPIOID PADA MASYARAKAT DESA LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL Erna Prasetyaningrum; Adi Wahyu
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan adanya (actual) atau potensi kerusakan jaringan atau keadaan yang menggambarkan kerusakan tersebut. Gejala nyeri dapat digambarkan, diantaranya tajam menusuk, pusing, panas seperti terbakar, menyengat, pedih, nyeri yang merambat, rasa nyeri yang hilang-timbul, dan berbeda tempat rasa nyeri. Penggunaan obat nyeri (analgetik) sangat banyak sekarang ini, di apotek pembelian analgetik tidak diharuskan menggunakan resep karena termasuk dalam obat bebas sehingga banyak pasien yang terkadang membeli tanpa memeriksakan diri kedokter dan mendapatkan kejelasan apa penyakit dan obat apa yang sesuai untuk sakit pasien tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan obat analgetik non opioid pada masyarakat desa limbangan kabupaten Kendal. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif non eksperimental, dan pengambilan data dilakukan secara retrospektif. Hasil penelitian didapatkan obat analgetik yang dikonsumsi masyarakat desa limbangan kabupaten Kendal untuk jenis kelamin perempuan sebanyak 84,44%, laki-laki 15,56%; usia kurang dari 10 tahun sebanyak 2,22%, 21 sampai 30 tahun sebanyak 2,22%, 31 sampai 40 tahun sebanyak 13,33%, 41 sampai 50 tahun sebanyak 24,45%, 51 sampai 60 tahun sebanyak 37,78%, lebih dari 60 tahun sebanyak 20%; penggunaan obat analgetik tunggal sebanyak 15,56%, kombinasi sebanyak 84,44%; obat analgetik non opioid paracetamol sebanyak 46,15%, asam mefenamat sebanyak 19,23%, natrium diklofenak sebanyak 34,62%;frekuensi penggunaan obat analgetik non opioid yang paling banyak natrium diklofenak 2 kali 1 tablet sebanyak 34,62%, dan dosis pemakaian terbesar obat analgetik non narkotik natrium diklofenak dosis 100 mg sebanyak 34,62%.