Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

MEMAHAMI PEMIKIRAN KARYA PAULO FREIRE “PENDIDIKAN KAUM TERTINDAS” Muhammad Husni
AL - IBRAH Vol 5 No 2 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk mengetahui pendidikan yang membebaskan menurut paulo freire yaitu lebih mengarah kehumanisasi sosial. Sedangkan dalam prinsip utama pendidikan islam tidak hanya menyangkut masalah humanisasi sosial belaka tetapi juga mengarah kepengembangan berfikir bebas dan mandiri secara demokratis dengan memeperhatikan kecenderungan peserta didik secara individual yang menyangkut aspek kecerdasan akal dan bakat yang dititik beratkan pada pengembangan akhlak. konsep pemikiran Paulo Freire tentang pendidikan lebih mengarah kepada konsep pendidikan pembebasan (humanisasi). Dan islam sendiri juga melarang semua bentuk penindasan, secara historis islam juga telah menerapkan pendidikan pembebasan sebagaimana yang telah diterapkan oleh nabi Muhammad saw, yaitu gerakan pembebasan dari eksploitasi, penindasan, dominasi dan ketidak adilan dalam segala aspeknya. Freire juga mengakui bahwa pendidikan juga merupakan momen kesadaran kritis manusia terhadap berbagai problem sosial yang ada dalam masyarakat. Pendidikan islam dan paulo freire sama-sama memiliki pandangan bahwa manusia terlahir dengan fitrah-fitrah tertentu yang dapat dikembangkan melalui pendidikan yang humanis.
LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PERSPEKTIF ISLAM Muhammad Husni; Hasyim Muhammad
AL - IBRAH Vol 6 No 1 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61815/alibrah.v6i1.126

Abstract

Dalam kajian modern sains, jiwa sebagai objek materil konseling tidak dipandang sebagai subtansi materil yang berkelindan antara dunia fisik dan metafisik, tetapi hanya terlingkar pada sistem biologis semata ataupun terpaku pada kecanggihan sistem neurologis otak. Hal ini berbeda jika dipandang dari konseling Islam yangreligion sains, para filosof muslim seperti Ibnu Miskawaih, Ibnu Sina, Mulla Shadra memandang jiwa—sebagai objek materil konseling, memiliki substansi immateril (metafisik) yang terkait erat dengan intelek samawi yang immaterial pula. bimbingan konseling Islam berdimensi luas, capaiannya tidak hanya sebatas mengoptimalkan perkembangan pribadi-sosial, perkembangan karir, dan perkembangan belajar atau akademik konseli, melainkan jauh lebih luas yakni mengoptimalkan dimensi immateril mereka.