Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Tingkat Pengetahuan dan Sikap Dokter Umum di RS JUWITA Bekasi Mengenai Resusitasi Jantung Paru (RJP) untuk Menangani End of Life pada Pasien Ghifari, Azhar Muhamad; Basbeth, Ferryal; Arsyad, Arsyad; Sachrowardi, Qomariyah
Majalah Kesehatan Pharmamedika Vol 11, No 2 (2019): DESEMBER 2019
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/mkp.v11i2.1364

Abstract

Beberapa penelitian menunjukkan angka keberhasilan Resusitasi Jantung Paru (RJP) hingga saat ini masih buruk. RJP berhasil dilakukan pada pembedahan jantung, henti jantung yang disaksikan kangsung, irama jantung yang tidak beraturan (ventricular fibrillation atau tachycardia). Penelitian lain menunjukkan tindakan RJP sering bertentangan dengan keinginan pasien. Padahal setiap keputusan harus dibuat tanpa paksaan dan dengan kesadaran penuh, sebaliknya tindakan RJP sering dilakukan pada waktu penderita dalam keadaan incompetency. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan dan Sikap Dokter Umum di RS JUWITA Bekasi Mengenai RJP pada Akhir Kehidupan Pasien (end of life) dan Tinjauannya Menurut Islam. Metode. Penelitian ini merupakan studi deskriptif cross sectional menggunakan kuesioner, dan menggunakan teknik pengambilan sampel non-probabilitas. Hasil. Pengetahuan responden mengenai RJP ditemukan 30 responden menjawab dengan benar indikasi dan tujuan RJP, tetapi hanya 2 responden yang mengetahui angka keberhasilan RJP. Selain itu, ditemukan 18 responden yang melakukan RJP pada kasus death on arrival (DoA). Penilaian sikap responden menemukan bahwa 16 responden bersedia mentalkinkan pasien pada akhir kehidupan mereka, dan 18 responden akan melakukan informed consent sebelum malakukan tindakan RJP. Tingkat pengetahuan dan sikap responden mengenai RJP di RS Juwita Bekasi tergolong dalam kategori yang baik menurut studi ini. Simpulan. Tingkat pengetahuan dan sikap dokter mengenai resusitasi jantung paru di RS Juwita Bekasi memiliki nilai yang baik, hal ini sejalan dengan “pengetahuan yang baik akan memiliki sikap yang baik”.
Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Angkatan 2022 tentang Tes RT-PCR sebagai Alat Tes Diagnostik COVID-19 dan Tinjauannya Menurut Islam Nasrul, Jihan Rizki Natascha; Poerwantoro, Bambang; Arsyad, Muhammad; Basbeth, Ferryal
Junior Medical Journal Vol. 2 No. 3 (2023): November 2023
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v2i3.3984

Abstract

Kata Kunci : Pengetahuan, RT-PCR, COVID-19, Mahasiswa.Tahun 2020 terbukti menjadi tahun yang sulit secara global, dengan munculnya wabah COVID-19 dari adanya virus SARS-CoV-2. Standar paling baik untuk mendeteksi SARS-CoV-2 salah satunya adalah RT-PCR. Sangat penting bagi seorang setiap orang untuk memiliki pemahaman terkait COVID-19 ketika pandemi seperti COVID-19 melanda. Penelitian ini bertujuan meneliti tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI angkatan 2022 tentang RT-PCR sebagai alat uji diagnostik COVID-19. Penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian terdiri dari 75 responden. Pengumpulan data melalui formulir informed consentdan survei melalui g-form. Analisis data menggunakan analisis data univariat dengan bantuan SPSS. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 40 orang dari 75 responden mempunyai pengetahuan yang baik tentang RT-PCR. Sehingga menyimpulkan bahwa mayoritas responden mempunyai pengetahuan yang baik mengenai COVID-19 dan tes RT-PCR sebagai instrumen uji diagnostik virus tersebut. Menurut pandangan islam, pengetahuan dapat dicapai dengan cara memperluas pengetahuan, memandang pengalaman sebagai ilmu dan hikmah, serta menerima bahwa Allah adalah penyebab dari segala sesuatu yang terjadi.
Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Tuberkulosis Paru Pada Masa Pandemi Covid-19 Periode April-September 2019 Dan 2020 Di Puskesmas Pondok Gede Dan Tinjauannya Menurut Pandangan Islam Melania, Dinda; Basbeth, Ferryal; Arsyad, Muhammad
Junior Medical Journal Vol. 2 No. 11 (2024): July 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v2i11.4268

Abstract

Latar Belakang : Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan kuman Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis merupakan 10 penyebab kematian tertinggi di dunia yang menyebabkan kematian sekitar 1,3 juta jiwa. Keberhasilan pengobatan tuberkulosis di Indonesia termasuk tinggi yang mana ini dipengaruhi oleh faktor pasien, PMO dan faktor obat. Tingkat kepatuhan minum obat pada pasien tuberkulosis sangatlah penting karena dapat menentukan keberhasilan pengobatan ataupun prognosis pasien itu sendiri kedepannya. Saat ini, keadaan pandemi Covid-19 menjadi faktor kepatuhan minum obat pasien tuberkulosis. Islam pun menganjurkan umatnya untuk melakukan pengobatan hingga tuntas. Metode : Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah penderita tuberkulosis paru di Puskesmas Pondok Gede periode April-September 2019 dan 2020. Pengumpulan data ini dilakukan dengan pencatatan data dari rekam medis pasien tuberkulosis yang terdaftar di Puskesmas Pondok Gede pada periode tersebut. Analisis dilakukan secara univariat pada setiap variabel dan bivariat untuk melihat hubungan antar variabel. Hasil : Pada penelitian ini didapati frekuensi pasien tuberkulosis paru yang berobat menurun dari 44 orang sebelum pandemi ke 28 orang setelah pandemi. Sebelum pandemi didapati sebanyak 39 orang (88,6%) patuh dan setelah pandemi didapati sebanyak 18 orang (64,3%) patuh pengobatan tuberkulosis paru. Sehingga didapati p-value 0.014 yang berarti ada hubungan. Kesimpulan : Terdapat perbedaan kepatuhan minum obat pada pasien tuberkulosis paru di Puskesmas Pondok Gede sebelum dan setelah pandemi dimana setelah pandemi kepatuhan minum obat menurun dibandingan sebelum pandemi Covid-19. Disarankan sebagai umat Muslim untuk berobat hingga tuntas.