Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Supplementation of Vitamin A and D in the Medication of Lung Tuberculosis Rita Dian Pratiwi; Dibyo Pramono; Iswanto Iswanto; Junaedi Junaedi
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 6, No 1: March 2017
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.578 KB) | DOI: 10.11591/ijphs.v6i1.6537

Abstract

At District of Wonosobo, Indonesia incidence rate of lung tuberculosis(TB) is increasing over years. In 2011 sputum conversion rate had reached 83.8%. Incidence rate of lung TB is still relatively high. This is influenced by many factors, one of which is the process of transmission. Potential of transmission may still occur until end of intensive medication (2 months). Vitamin A and D as immunoprotection can be used as supplements that can accelerate sputum conversion. To find out effect of vitamin A and D supplementation in accelerating sputum conversion of lung TB patients during intensive phase. The study was true experimental (double blinded randomized controlled trial). Subject of the study consisted of two groups; one comprised as many as 30 positive acid fast bacillus lung TB patients supplemented with vitamin A at dosage of 1 x 5000 IU/day and vitamin D at dosage of 1 x 400 IU/day whereas another group was placebo during intensive phase. There was effect of vitamin A and D supplementation to acceleration of sputum conversion with score of p 0.003; HR 2.45. Sputum conversion acceleration occurred in the experiment group during the second week with vitamin A and D supplementation as much as 86%. Vitamin A and D supplementation could accelerate the incidence of sputum conversion as much as 2.45 times greater than placebo group; thus vitamin A and D could be used as complementary supplements in the medication of lung TB medication during intensive phase.
Evaluasi Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Leptospirosis di Kabupaten Bantul Tahun 2017 Meliana Depo; Dibyo Pramono; Samsu Aryanto
Jurnal Inovasi Kesehatan Vol 1, No 1 (2019): Oktober
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (716.894 KB)

Abstract

ABSTRAK  Latar Belakang: Leptospirosis di Kabupaten Bantul sudah menjadi endemis dan menjadi masalah prioritas karena insiden rate dan case fatality rate cukup tinggi. Metode: Evaluasi program menggunakan deskriptif observasional untuk menggambarkan pelaksanaan pencegahan dan pengendalian leptospirosis dari aspek input, proses, output dan outcome tiap puskesmas. Sampel adalah pelaksana program sebanyak 24 responden. Data yang dikumpulkan merupakan data primer dengan menggunakan kuesioner. Penelitian ini berlangsung pada 29 Mei – 13 Juni 2017. Hasil: Kendala dari aspek input antara lain sumber daya manusia tidak terlatih, media KIE belum memadai dan beban kerja yang cukup banyak. Dari aspek proses kegiatan Penyelidikan Epidemiologi dan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) belum optimal dan kerjasama lintas sektor belum tercapai. Aspek output telah terjadi KLB leptospirosis pada bulan Februari dan Maret 2016, trend kasus terbanyak pada tahun 2016 di Kecamatan Bantul. Dari aspek outcome menunjukkan IR 8,9/100.000 dengan CFR 5,75% tahun 2016. Kesimpulan: Faktor input, proses dan output berperan pada outcome. Hal ini dapat dilihat dari tinggginya IR dan CFR di Kabupaten Bantul dengan kondisi input, proses dan output yang belum berjalan optimal. Rekomendasi: Meningkatkan kualitas petugas dengan pelatihan, peningkatan KIE dan peran masyarakat, lintas program, lintas sektor terkait dan pengambil kebijakan untuk membangun kemitraan.
Adaptasi Linguistik Kuesioner Hospital Survey on Patient Safety Culture ke Versi Indonesia Monica GK Tambajong; Adi Utarini; Dibyo Pramono
The Journal of Hospital Accreditation Vol 4 No 01 (2022): Evaluasi berbagai Penerapan Standar Akreditasi
Publisher : Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35727/jha.v4i1.129

Abstract

Latar Belakang: Memahami budaya keselamatan pasien yang sudah terbentuk di rumah sakit adalah langkah pertama menuju keselamatan pasien. Salah satu cara untuk menilai budaya keselamatan pasien ini adalah dengan menggunakan kuesioner, seperti kuesioner Hospital Survey on Patient Safety Culture (HSOPSC). Kuesioner ini disusun dalam bahasa Inggris, sehingga masih membatasi penggunaannya di Indonesia. Tujuan: Untuk mendapatkan kuesioner HSOPSC versi Bahasa Indonesia yang valid dan reliabel, sehingga dapat digunakan dalam menilai gambaran budaya keselamatan pasien di berbagai rumah sakit. Metode: Penelitian ini menggunakan mixed method sequential exploratory design, diawali dengan penelitian kualitatif dan diikuti dengan penelitian kuantitatif untuk menguji validitas dan reliabilitas kuesioner. Subjek penelitian adalah tujuh tenaga kesehatan (dokter, perawat, tenaga kesehatan lain) pada fase kualitatif dan 123 kuesioner yang sudah diisi pada fase kuantitatif. Sampel pada fase kualitatif dipilih secara purposive, dan sampel pada tahap kuantitatif diambil secara acak bertingkat (stratified random sampling). Dilakukan wawancara mendalam terhadap tenaga kesehatan mengenai persepsi, dan pemahaman budaya keselamatan pasien di rumah sakit. Analisis kualitatif dilakukan dengan koding, menggunakan bantuan perangkat lunak atlas.ti. Selanjutnya, dilakukan adaptasi linguistik kuesioner HSOPSC dari versi bahasa Inggris menjadi versi bahasa Indonesia. Dilakukan uji reliabilitas berupa uji konsistensi internal dan uji validitas isi, serta validitas konstruk atas kuesioner yang dihasilkan. Hasil: Pada wawancara tidak didapatkan tema baru terkait persepsi dan pemahaman tentang budaya keselamatan pasien yang berbeda dengan dimensi yang diukur dalam kuesioner HSOPSC versi bahasa Inggris, sehingga tidak dilakukan penambahan item. Uji validitas isi, uji validitas konstruk, dan uji reliabilitas internal menunjukkan bahwa kuesioner hasil adaptasi linguistik ini bersifat valid dan reliabel. Terdapat satu item yang tidak memenuhi uji validitas konstruk dan reliabilitas, sehingga dikeluarkan dari model. Kesimpulan: Kuesioner HSOPSC versi bahasa Indonesia hasil adaptasi linguistik bersifat valid dan reliabel pada uji psikometri dan layak digunakan dalam menilai budaya keselamatan pasien.