Adi Utarini
Departemen Kebijakan Dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat Dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

ANALISIS PERILAKU PENDAMPING AKREDITASI KLINIK PRATAMA PASCA PELATIHAN Wiratri, Arum; Utarini, Adi
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 5, No 1 (2020): JIMKesmas (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jimkesmas.v5i1.10515

Abstract

Abstrak Pelatihan pendamping akreditasi klinik pratama merupakan usaha dalam peningkatan mutu pelayanankesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan melakukan evaluasi program pelatihan pendamping akreditasiklinik pratama pasca pelatihan. Evaluasi program pelatihan pada penelitian ini menggunakan pendekatanbehavior lavel dari Kirkpatrik model dengan melihat empat dimensi yaitu motivasi , dukungan organisasi,perilaku dan materi pelatihan. Penelitian ini diawali dengan melakukan pengumpulan data secara kuantitifmelalui penyebaran kuesioner kepada tim pendamping akreditasi klinik pratama yang telah mengikutipelatihan. Untuk lebih mendalami makna – makna dari hasil pengolahan kuesioner, penelitu melakukanwawancara semi terstruktur kepada tim pendamping akreditasi klinik pratama tersebut. Hasil dari kuesionermenunjukkan bahwa perilaku pendamping akreditasi berada pada rentang baik yaitu dengan skor 79.59%.Dukungan lingkungan menunjukkan rentang nilai baik dengan skor 84,43% . Materi pelatihan berada padarentang sangat baik yaitu 93.46% dan motivasi berada pada rentang sangat baik yaitu 93.84%. Sedangkan hasilwawancara menunjukkan bahwa pendamping akreditasi klinik pratama telah mengaplikasikan ketrampilanyang telah diperoleh dari pelatihan. Hasil presentase skor dan wawancara tersebut menunjukkan bahwapelatihan pendamping akreditasi klinik pratama dapat merubah tingkah laku para peserta pelatihan setelahkembali ke tempat kerja. Kata Kunci : Pelatihan , pendamping akreditasi klinik pratama , Kirkpatrik model
Women’s Autonomy and Tradition in Making Decision on Place of Delivery and Birth Attendants Annisa Nurrachmawati; Anna Marie Wattie; Mohammad Hakimi; Adi Utarini
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 12, No 2 (2018): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v12i2.342

Abstract

Data from the Basic Health Research survey (Riskesdas) in 2013 showed that 33.3% deliveries in Indonesia occurred outside health facilities. Culture and gender influenced the decision-making process regarding place of delivery and birth attendants. A qualitative longitudinal study with an ethnography study design was conducted to explore the socio-cultural context and women’s autonomy in the dynamics of decision making regarding  place of delivery and birth attendants. This study was conducted in the working area of Muara Kaman Health Center, Kutai Kertanegara, East Kalimantan. In-depth interviews with 17 pregnant women were conducted since the first or second trimester of pregnancy until childbirth. Data were analyzed using thematic analysis. Nine informants delivered at the health facilityand eight informants chose home delivery.Those who delivered at the health facility made their own decision. Nevertheless some informants who were autonomous still chose homebirth, either assisted by  midwives, TBAs, or both. Women whose choice was decided by others (husbands, parents and TBAs), all gave birth at home assisted by TBAs. Women’s autonomy needs to be strengthened by improved knowledge, practice of delivery plan and also increase family support to enable women to choose health facilities as place for delivery.
MEN'S INVOLVEMENT IN FAMILY PLANNING: A GENDER PERSPECTIVE Adi Utarini
Populasi Vol 9, No 2 (1998): Desember
Publisher : Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.342 KB) | DOI: 10.22146/jp.11784

Abstract

Akhir-akhir ini, keterlibatan pria dalam kesehatan reproduksi secara umum mulai banyak mendapat sorotan. Tulisan ini terutama membahas apakah keterlibatan tersebut berartimempersempit kesenjangan antara pria dan wanita secara umum. Dengan perspektif gender, keterlibatan pria dan wanita dianalisis dalam 3 tingkatan, yaitu pada tingkat kebijakan internasional, tingkat program dan tingkat individu. Hasil studi pustaka ini menunjukkan bahwa proses pembuatan keputusan yang berkaitan dengan keluarga berencana belum banyak dibahas, berbeda halnya dengan jenis keputusan dan pembuat keputusan. Untuk menyatakan bahwa keterlibatan pria berakibat positif terhadap kesetaraan gender (gender equality), diperlukan pemahaman yang lebih mendalam mengenai proses pembuatan keputusan sebagai titik kritis ke arah kesetaraan jender.
Audit Mutu Layanan Rujukan Primer Guna Mengurangi Jumlah Rujukan ke Layanan Sekunder. Studi Kasus pada Provinsi DKI Jakarta Muhammad Hardhantyo; Armiatin Armiatin; Adi Utarini; Hanevi Djasri
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 5, No 4 (2016)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.296 KB) | DOI: 10.22146/jkki.v5i4.29152

Abstract

ABSTRACTBackground: Cost control care was sensitive issue in Universal Health Coverage (UHC) era. Some assume it could be achieved by reduce the quality given or service fee for functional staff. However, optimizing primary care services to avoid hospitalization could be another form of cost controlled careMethod: Retrospective audit was performed to 1025 medical record from 15 primary health office in DKI Jakarta Province. Sample was patient referred to hospital from Januari 1st until June 30th 2015. W e monitored percentage of complete documentation, accuracy and quality of referred patient specifically for four diagnosis which Diabetes Melitus, Severe Pre Eclamcia, Hypertension and Dengue Fever. Selection of those diagnose was made based on high patient referred with low quality (60,2%). Result of audit was use to made effective refferal system guidance that contained referral manual for four case and revision of referral form.Result: Patient referred were 0-87 year old. Majorly range from 60-70 year old (25,9%), 43,2% were men and 56,8% were woman, and most of them 54,5% used universal health coverage BPJS PBI. Medical record audit showed there is only 69,5% (SD ± 13.26) patient deserved to be referred to hospital from primary health office. After implementation the re-audit result showed significant improvement of referral quality, from 69,5% become 83,4% (SD ± 13.67, P<0.05), including its complete documentation, accuracy, and quality of the referral system.Conclutsion: The innovation for improving quality of referral system need support from various stakeholder. Referral form changes need approval from BPJS because its function not merely for administation, it is a way to communicate between primary doctors and specialist in hospital. Some component was missing in referral form today. Referral guidance revision from Ikatan Dokter Indonesia also needed for 155 cases in primary health office. Cost controlled care in universal health coverage could be achieved by optimizing the function of doctor in primary health office. Keyword: Referral and conultation, gate keeper, quality assurance ABSTRAKLatar Belakang: Kendali biaya merupakan suatu hal yang sensitif di era Jaminan Kesehatan Nasional saat ini, banyak yang beranggapan bahwa kendali biaya berarti menurunkan mutu pelayanan atau jasa medis untuk staf fungsional. Padahal salah satu bentuk dari kendali biaya adalah optimalisasi peran dokter primer dengan menurunkan angka rujukan yang tidak perlu dari puskesmas.Metode: Audit dilakukan secara restrospektif, kami mengambil sampel sebanyak 1025 rekam medis pasien yang di rujuk dari 15 puskesmas di Provinsi DKI Jakarta selama periode Januari hingga Juni 2014. Audit rekam medis dilakukan untuk melihat aspek kelengkapan, ketepatan, serta mutu rujukan terutama pada empat kasus khusus yakni Diabetes Melitus, Pre Eklamsia, Hipertensi dan Demam Dengue. Pemilihan kasus tersebut didasarkan pada tingginya angka rujukan disertai dengan rendahnya kualitas rujukan pada empat kasus tersebut (60,2%). Hasil audit kemudian dijadikan acuan guna penyusunan sistem rujukan efektif yang terdiri dari manual rujukan, perbaikan form rujukan serta pedoman rujukan primer pada empat kasus.Hasil: Pasien yang dirujuk berusia antara 0 hingga 87 tahun (mean ± SD, 46.78 ± 19.15) dengan rentang usia terbesar adalah 60 hingga 70 tahun sebanyak 25,9%, laki-laki 43,2% dan perempuan 56,8%, dengan jaminan kesehatan terbanyak merupakan pengguna kartu BPJS PBI sebanyak 54,5%. Hasil audit menunjukkan bahwa hanya terdapat 69.5% (SD ± 13.26) kasus rujukan yang berkualitas dari 15 puskesmas di Provinsi DKI Jakarta. Pasca adanya implementasi, hasil re-audit menunjukkan peningkatan signifikan kualitas rujukan menjadi 83.4% (SD ± 13.67, P<0.05), baik dari segi kelengkapan, ketepatannya maupun mutunya.Kesimpulan: Inovasi untuk meningkatkan kualitas sistem rujukan memerlukan dukungan dari berbagai stakeholder. Penggantian form rujukan memerlukan persetujuan dari BPJS karena fungsinya tidak hanya sebagai kelengkapan administrasi tetapi juga sebagai jembatan komunikasi antara dokter umum dengan spesialis di rumah sakit. Saat ini beberapa komponen dalam form masih kurang lengkap. Perbaikan pedoman rujukan bagi 155 kasus yang dapat ditangani di puskesmas perlu disusun oleh Ikatan Dokter Indonesia. Dengan berbagai perbaikan tersebut, kendali biaya di era jaminan kesehatan saat ini dapat tercapai dengan mengoptimalkan fungsi dokter di layanan primer. Kata Kunci: Rujukan dan Konsultasi, Gate keeper, Jaminan Kualitas 
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG IODIUM DENGAN KETERSEDIAAN GARAM BERIODIUM DI RUMAH TANGGA Yayuk Hartriyanti; Adi Utarini; Djoko Agus Purwanto; Budi Wikeko; Susetyowati Susetyowati; Toto Sudargo; A.Fahmy Arif Tsani
Media Gizi Mikro Indonesia Vol 13 No 1 (2021): Media Gizi Mikro Indonesia Edisi Desember 2021
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/mgmi.v13i1.4424

Abstract

Latar Belakang. Iodium merupakan mikronutrien penting terutama bagi perkembangan otak janin dan anak. Iodium berperan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan sebagian besar organ terutama otak. Konsumsi iodium yang rendah dalam jangka panjang merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI). Tingkat pengetahuan mengenai GAKI dan garam beriodium berpengaruh terhadap ketersediaan dan praktik penggunaan garam beriodium. Pemerintah telah mengupayakan penanggulangan GAKI melalui fortifikasi garam dengan iodium. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengetahuan ibu tentang iodium dengan ketersediaan garam beriodium di rumah tangga dan faktor yang memengaruhinya. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional. Data diambil dari 198 rumah tangga menggunakan teknik proportional stratified random sampling. Penilaian pengetahuan ibu dilakukan dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk pertanyaan tertutup. Sementara itu, penilaian ketersediaan garam diperoleh dengan pengujian kandungan iodium (KIO3). Uji statistik yang digunakan adalah chi-square test/fisher’s exact test dan Mann Whitney U/Kruskal Wallis untuk mengetahui hubungan antar variabel. Hasil. Sebagian besar responden tinggal di daerah dataran tinggi (74,2%), berpendidikan SD (47,5%) dan bekerja sebagai petani (41,4%). Karakteristik lokasi geografi tempat tinggal responden berhubungan dengan pengetahuan responden mengenai GAKI serta dampak dan faktor risiko GAKI (p=0,023 dan p<0,001), sedangkan pekerjaan responden berhubungan dengan pengetahuan mengenai dampak dan faktor risiko GAKI (p=0,020). Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan pemenuhan syarat mutu kandungan KIO3 pada garam yang digunakan di rumah tangga. Namun ada kecenderungan responden yang mempunyai garam dengan KIO3 sesuai, lebih banyak pada responden dengan pengetahuan yang baik. Kesimpulan. Responden dengan pengetahuan baik lebih banyak yang memiliki garam dengan kadar iodium sesuai standar. Perlu adanya program edukasi mengenai GAKI, penggunaan dan penyimpanan garam beriodium, serta faktor penyebab penurunan kualitas garam di rumah tangga.
Penerapan Lean Management Untuk Menurunkan Waktu Tunggu Proses Pemulangan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta Retno Esti Respati Wirandari; Adi Utarini
The Journal of Hospital Accreditation Vol 1 No 02 (2019): Resistensi Antimikroba, Pencegahan Pasien Jatuh dan Waktu Tunggu
Publisher : Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35727/jha.v1i2.41

Abstract

Latar Belakang: Pada era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), RS dituntut juga untuk dapat mengendalikan mutu dan biaya. Waktu tunggu proses pemulangan pasien rawat inap di rumah sakit merupakan masalah yang penting diatasi oleh karena masih melebihi standar waktu yang ditetapkan (yaitu 2 jam). Untuk memecahkan masalah tersebut, diterapkan Lean management. Tujuan: Menerapkan Lean management dengan mengekplorasi peran tim Kaizen dan menggunakan Value Stream Mapping untuk menurunkan waktu tunggu proses pemulangan pasien rawat inap di RS Panti Waluyo Surakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan desain Action Research. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi pemulangan pasien rawat inap dan wawancara mendalam. Selanjutnya dilakukan penerapan tools Kaizen dan Value Stream Mapping dalam Lean dengan intervensi berupa perubahan alur proses pemulangan pasien rawat inap di RS Panti Waluyo Surakarta. Hasil: Rerata lama waktu tunggu proses pemulangan pasien rawat inap di RS Panti Waluyo menurun secara bermakna dari 3 jam 10 menit menjadi 2 jam 14 menit penerapan Lean management (p<0,01). Kesimpulan: Lama waktu tunggu proses pemulangan pasien rawat inap di RS Panti Waluyo Surakarta dapat diturunkan dengan penerapan Lean, meskipun belum mencapai standard pelayanan minimal yang ditetapkan Pemerintah. Perlu dilakukan tindak lanjut perbaikan untuk mencapai standar yang ditetapkan.
Strategi Peningkatan Mutu Terkait Infeksi Kateter Intravena Perifer dengan Siklus PDSA Lukluk Purbaningrum; Adi Utarini
The Journal of Hospital Accreditation Vol 3 No 01 (2021): Pembelajaran dari Kegiatan Akreditasi dan Peningkatan Mutu
Publisher : Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35727/jha.v3i01.100

Abstract

Masalah Mutu: Infeksi kateter intravena perifer menjadi permasalahan di banyak rumah sakit. Angka rerata infeksi kateter intravena perifer pada pasien dewasa 0,2 sampai dengan 0,9 permil. Angka kejadian infeksi kateter intravena perifer yang terjadi di Rumah Sakit (RS) Islam Yogyakarta PDHI sebesar 7,99 permil, sehingga perlu dilakukan upaya untuk menurunkan infeksi kateter intravena perifer dengan siklus Plan–Do–Study–Action (PDSA). Pilihan Solusi: Menerapkan proses peningkatan mutu terkait infeksi kateter intravena perifer dengan siklus PDSA dan mengidentifikasi hambatan dan dukungan dalam proses penerapan PDSA. Implementasi: Diterapkan action research dengan siklus PDSA. Subjek penelitian yaitu tim perbaikan flebitis. Penelitian menggunakan tiga siklus PDSA dengan intervensi: resosialisasi Standar dan Prosedur Operasional (SPO), pemasangan kateter intravena perifer, resosialisasi SPO Penggantian Lokasi Tusukan Infus, dan pelaporan kejadian infeksi kateter intravena perifer ke grup WhatsApp disertai feedback. Pengambilan data menggunakan data sekunder dari Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dengan membandingkan pencapaian sebelum dan sesudah siklus PDSA serta melihat dampak perubahan mutu. Evaluasi dan Pembelajaran: Terjadi peningkatan monitoring dan pelaporan angka kejadian flebitis pada siklus I-III dengan angka kejadian flebitis sebesar 6,72%, 7,60% dan 20,17% secara berturutan. Intervensi melalui tiga siklus PDSA belum dapat menurunkan angka infeksi kateter intravena perifer. Namun, intervensi ini mendorong terjadinya peningkatan monitoring, pendokumentasian, dan pelaporan kejadian flebitis. Analisis dan intervensi lebih lanjut diperlukan untuk mendapatkan hasil sesuai target.
Adaptasi Linguistik Kuesioner Hospital Survey on Patient Safety Culture ke Versi Indonesia Monica GK Tambajong; Adi Utarini; Dibyo Pramono
The Journal of Hospital Accreditation Vol 4 No 01 (2022): Evaluasi berbagai Penerapan Standar Akreditasi
Publisher : Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35727/jha.v4i1.129

Abstract

Latar Belakang: Memahami budaya keselamatan pasien yang sudah terbentuk di rumah sakit adalah langkah pertama menuju keselamatan pasien. Salah satu cara untuk menilai budaya keselamatan pasien ini adalah dengan menggunakan kuesioner, seperti kuesioner Hospital Survey on Patient Safety Culture (HSOPSC). Kuesioner ini disusun dalam bahasa Inggris, sehingga masih membatasi penggunaannya di Indonesia. Tujuan: Untuk mendapatkan kuesioner HSOPSC versi Bahasa Indonesia yang valid dan reliabel, sehingga dapat digunakan dalam menilai gambaran budaya keselamatan pasien di berbagai rumah sakit. Metode: Penelitian ini menggunakan mixed method sequential exploratory design, diawali dengan penelitian kualitatif dan diikuti dengan penelitian kuantitatif untuk menguji validitas dan reliabilitas kuesioner. Subjek penelitian adalah tujuh tenaga kesehatan (dokter, perawat, tenaga kesehatan lain) pada fase kualitatif dan 123 kuesioner yang sudah diisi pada fase kuantitatif. Sampel pada fase kualitatif dipilih secara purposive, dan sampel pada tahap kuantitatif diambil secara acak bertingkat (stratified random sampling). Dilakukan wawancara mendalam terhadap tenaga kesehatan mengenai persepsi, dan pemahaman budaya keselamatan pasien di rumah sakit. Analisis kualitatif dilakukan dengan koding, menggunakan bantuan perangkat lunak atlas.ti. Selanjutnya, dilakukan adaptasi linguistik kuesioner HSOPSC dari versi bahasa Inggris menjadi versi bahasa Indonesia. Dilakukan uji reliabilitas berupa uji konsistensi internal dan uji validitas isi, serta validitas konstruk atas kuesioner yang dihasilkan. Hasil: Pada wawancara tidak didapatkan tema baru terkait persepsi dan pemahaman tentang budaya keselamatan pasien yang berbeda dengan dimensi yang diukur dalam kuesioner HSOPSC versi bahasa Inggris, sehingga tidak dilakukan penambahan item. Uji validitas isi, uji validitas konstruk, dan uji reliabilitas internal menunjukkan bahwa kuesioner hasil adaptasi linguistik ini bersifat valid dan reliabel. Terdapat satu item yang tidak memenuhi uji validitas konstruk dan reliabilitas, sehingga dikeluarkan dari model. Kesimpulan: Kuesioner HSOPSC versi bahasa Indonesia hasil adaptasi linguistik bersifat valid dan reliabel pada uji psikometri dan layak digunakan dalam menilai budaya keselamatan pasien.
National health coverage programs and quality of referral obstetrics and gynaecology clinic in Dr Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta Eka Rusdianto Gunardi; Arresta Vitasatria Suastika; Hanevi Djasri; Adi Utarini
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 34, No 8 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.748 KB) | DOI: 10.22146/bkm.38067

Abstract

Purpose: Implementation of national health coverage contributes to the increasing number of outpatient visits in Obstetrics and Gynecology Department, Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital. It may be caused by improper referral system or number of government insurance patients called as BPJS patients. Therefore, this study aims to analyse the pattern and quality of referral system in the implementation of national health coverage.Method: The quasi experimental study was conducted using pre and post analysis of the cases pattern and referral quality. It included accuracy of referred case diagnosis, accuracy of referring health facility, and consistency of referred case diagnosis.Results: There was an increasing number of referral visits in the early implementation of  national health program; however, it declined overtime. There was reduction of general obstetrics and gynaecology cases and increase of sub-specialistic cases. It was in appropriate to the role of centre referral hospital in Indonesia. Around 98% referral diagnosis was correct to be referred, 82% cases came from correct health facility, and 98% referral diagnosis was consistent to Dr. Cipto Mangunkusumo hospital.Conclusion: The quality referral cases improves with the implementation of national health coverage program.
Dampak Implementasi Program Pendaftaran Daring untuk Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru Yohana Denyka Kurniawati; Hanevi Djasri; Adi Utarini
The Journal of Hospital Accreditation Vol 4 No 02 (2022): Efektivitas Sistem Akreditasi RS
Publisher : Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35727/jha.v4i02.133

Abstract

Latar Belakang: Di era digitalisasi, penggunaan teknologi menjadi sebuah pilihan dalam upaya peningkatan mutu dan percepatan pelayanan di sektor kesehatan, dan khususnya di Rumah Sakit (RS). RS Dr. Oen Solo Baru berusaha meningkatkan kecepatan pelayanan pasien rawat jalan dengan menerapkan aplikasi pendaftaran daring. Aplikasi pendaftaran daring mulai diimplementasikan sejak bulan Juli 2019, namun belum pernah dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaannya. Tujuan: Menilai dampak penggunaan aplikasi pendaftaran daring terhadap waktu tunggu pasien rawat jalan dan menggali kendala penerapan aplikasi pendaftaran daring. Metode: Dilakukan penelitian mixed method, dengan rancangan sekuensial eksplanatori. Metode kuantitatif dilakukan untuk mengukur perbedaan waktu tunggu di rawat jalan, sebelum dan sesudah implementasi aplikasi pendaftaran daring, serta mengukur pengalaman pasien rawat jalan terhadap penggunaan aplikasi tersebut. Metode kualitatif dilakukan untuk menggali kendala yang terjadi di lapangan setelah dijalankannya aplikasi pendaftaran daring, serta strategi dari pihak manajemen untuk pengembangan aplikasi pendaftaran daring. Hasil: Terdapat perbedaan waktu tunggu rawat jalan sebelum dan sesudah implementasi aplikasi pendaftaran daring. Rerata waktu tunggu sebelum adanya aplikasi pendaftaran daring 1,97+0,92 jam, sedangkan rerata waktu tunggu setelah implementasi daring 1,49+1,06 jam untuk pasien yang mendaftar secara manual (ada percepatan sebesar 24,40%) dan 1,69+0.93 jam untuk pasien yang menggunakan daring (ada percepatan sebesar 18,80%). Beberapa kendala yang masih ditemukan yaitu penggunaan aplikasi yang masih stagnan, kendala pasien terkait gawai, adanya sistem penalti dan blacklist. Strategi yang akan diambil manajemen rumah sakit untuk meningkatkan penggunaan dan pengembangan aplikasi, yaitu meningkatkan promosi, menambah akses layanan, pengembangan ke arah electronic payment (e-payment) dan commercial benefit. Kesimpulan: Aplikasi pendaftaran daring dapat mengurangi waktu tunggu pasien di rawat jalan secara signifikan. Aplikasi yang diterapkan sudah dapat memenuhi harapan dari para pengguna, meski jumlah penggunanya masih stagnan dan masih adanya kendala yang menyebabkan pasien belum mau beralih menggunakan daring. Perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan jumlah pengguna dan pengembangan aplikasi pendaftaran daring. Kata kunci: Aplikasi Pendaftaran Daring, Pengalaman Pasien, Strategi Pengembangan, Waktu Tunggu Rawat Jalan