Lusi Komala Sari
Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pragmatic/Religious and Moral Values in Hermana HMT’s Drama Script “Robohnya Surau Kami” (“The Collapse of Our Mosque”) Lusi Komala Sari; Bede Blaise Chukwunyere Onwuagboke
International Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE) Vol 4, No 4: December 2015
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.322 KB) | DOI: 10.11591/ijere.v4i4.4513

Abstract

Life in heaven is the hope of all religious human. Yet, to reach the paradise as promised to all faithful is not an easy road. It needs the balance of earthly life and hereafter’s life to reach the place which is promised by God. The drama Robohnya Surau Kami (RSK) created by dramatist Hermana HTM which is adapted from a short story written by A.A. Navis conveys the aforementioned. Using descriptive technique to analyze Drama RSK it is found that the drama script is created by structural elements as other literary works. The social-religious theme presented in flashback plot made this drama script to heave the readers’ imagination upward. The dialogue which made the gradation of character of each character in the drama brings out the uniqueness of Drama RSK. Unfortunately, the presentation of such an interesting script was poorly supported by various means of literary and dramatics that appear blurred. Despite this, the drama revealed pragmatic view which symbolizes real life situations full of religious and moral lessons for edifying religious and good social life in the society.
Kanon Style dalam Retorika Najwa Shihab pada Acara Mata Najwa di Metro Tv Lusi Komala Sari
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol 15, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/st.v15i1.11110

Abstract

Canon Style in Najwa Shihab’s Rhetoric at Mata Najwa Shows on Metro Tv ABSTRAKPenelitian kualitatif deskriptif ini untuk mendapatkan data diksi dan majas sebagai bentuk style retorika Najwa Shihab (NS). Pengumpulan data menggunaan teknik dokumentasi, sedangkan analisis data menggunakan teknik content analysis. Diksi yang paling dominan digunakan NS dalam membawaan acara adalah diksi populer. Diksi ini memberikan kesan rendah hati dan kesetaraan pada tuturan NS. Selain itu tuturan NS diwarnai diksi khusus, percakapan, dan idiom. Diksi khusus memberikan efek tajam pada bahasa. Diksi percakapan memberikan efek santai, ringan, dan akrab. Idiom memberikan efek estetika pada bahasa sekaligus makna yang padat. Majas paling dominan pada tuturan NS adalah majas penegasan. Kemudian, diikuti oleh majas pertautan, perbandingan, dan pertentangan. Majas penegasan membawa efek tajam pada bahasa sehingga tuturan menjadi jelas. Majas pertautan, perbandingan, dan pertentangan, menjadikan acara Mata Najwa menjadi hidup dan bertenaga. Penelitian ini menunjukkan bahwa majas tidak lagi digunakan secara konvensional untuk mendapatkan unsur keindahan semata. Lebih dari itu, pengunaan majas menunjukkan kecerdasan dan lebih menjelaskan konsep secara estetis.Kata kunci: Kanon, gaya retorika, presenterABSTRACTThis descriptive qualitative research is to obtain diction and figure of speech data as a form of Najwa Shihab's (NS) rhetorical style. Data collection used documentation techniques, while data analysis used content analysis techniques. The most dominant diction which is used by NS in presenting the program is popular diction. This diction gives the impression of humility and equality in NS speech. In addition, NS speech is varied by special diction, conversation, and idioms. Special diction gives a sharp effect on the language. Conversational diction gives a relaxed, light, and familiar effect. Idioms give an aesthetic effect to language as well as solid meaning. The most dominant figure of speech in NS speech is affirmative figure of speech. Then, it is followed by the figure of speech of linkage, comparison, and contradiction. Affirmation figure of speech has a sharp effect on language. Therefore, the speech becomes clear. The figure of connection, comparison, and contradiction, makes the Mata Najwa event come alive and powerful. This research shows that figure of speech is no longer used conventionally to get the element of beauty alone. Moreover, the use of figure of speech shows intelligence and explains the concept more aesthetically.Keyword: Canon, rhetoric style, host
Xenoglosofilia pada Akun Instagram Indonesian Event; Potret Terkini Retorika Tulisan Indonesia dan Implikasinya terhadap Pendidikan Bahasa Indonesia Lusi Komala Sari
Journal on Teacher Education Vol. 4 No. 3 (2023): Journal on Teacher Education
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jote.v4i3.11218

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan data xenoglosofilia di poster digital pada akun intagram indonesian.even serta mengkaji imbas xenoglosofilia terhadap pendidikan bahasa Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sumber data pada penelitian ini adalah akun intagram Indonesian Event. Sedangkan objek kajian pada penelitian ini adalah bentuk xenoglosofilia pada feed instagram Indoesian Event, selama satu tahun terakhir (2022). Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi. Penelitian ini menemukan bahwa penggunaan diksi Bahasa Inggris pada poster digital yang diunggah pada feed instagram indonesian.even 2022 mencapai angka 20,55%, sedangkan diksi yang berasal dari bahasa daerah hanya sebesar 0,02%. Hal ini menunjukkan bahwa style retorika tulisan pada poster digital yang dimuat pada akun instagram indonesian.event diwarnai secara dominan oleh Bahasa Inggris. Oleh karena itu, praktisi pendidikan perlu lebih selektif dalam menempatkan penggunaan diksi asing. Di samping itu, Potret xenogosofilia di Indonesia perlu mendapatkan perhatian khusus bagi pemegang kebijakan agar bisa menyusun gebrakan baru dalam rangka memelihara keutuhan Bahasa Indonesia sebagai legasi untuk penerus bangsa. Pengetahuan tentang keterancaman perkembangan Bahasa Indonesia yang selama ini hanya terdapat pada perkuliahan kedwibahasaan, sejatinya perlu disebarluaskan guna menumbuhkan kesadaran masyarakat bahasa tentang pentingnya menjaga marwah bahasa nasional.