Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MODEL PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PRIBADI DAN ANGKUTAN UMUM PADA DAERAH RUTE TRANSMUSI KORIDOR IV Siswa Indra; siswaindra@gmail.com siswaindra@gmail.com
PILAR Vol. 10 No. 2 (2014): PILAR 0902014
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manusia tidak dapat hidup sendiri, mereka perlu berinteraksi dan beraktifitas dalam rangka untuk memenuhi kebutuhannya. Transportasi dan sistem transportasi memegang peranan sangat penting dalam mendukung pergerakan masyarakat. Dalam melakukan aktifitasnya tersebut, manusia dihadapkan pada beberapa pilihan alat transportasi yang dapat digunakannya untuk mencapai tempat tujuan misalnya dengan menggunakan angkutan/ kendaraan  pribadi atau angkutan / kendaraan umum. Rute Trans Musi koridor IV melintasi  wilayah 4 kecamatan yaitu, Kecamatan Plaju, Seberang Ulu II, Seberang Ulu I dan Kertapati. Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) kota Palembang, daerah ini merupakan daerah-daerah yang paling padat  penduduknya (349.768 jiwa) dengan tingkat sosial ekonomi yang beragam. Dampak dari perkembangan ekonomi dan pembangunan yang diiringi dengan semakin tingginya tingkat mobilitas masyarakat akhirnya menimbulkan berbagai permasalahan dalam sistem jaringan transportasi seperti: kesemrawutan, ketidak efektifan,  dan ketidak nyamanan angkutan umum, sehingga memicu sistem transportasi yang terbentuk di dominasi oleh pengguna kendaraan pribadi, hal ini semakin meningkatkan kemacetan /tundaan di ruas-ruas jalan terutama di persimpangan.Tujuan dari penelitian ini adalah memodelkan pemilihan moda dan pengembangan dari model pemilihan moda yang didapat. Pada Rute Trans Musi Koridor IV, metode yang dipakai adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan survey ke rumah-rumah responden. Dalam pemodelan dari tujuh variabel yang dianggap akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan moda ternyata hanya dua variabel saja yang berpengaruh secara signifikan yaitu variabel waktu tempuh dan jarak. Tingkat ketepatan hasil prediksi model logistik biner pemilihan moda angkutan pribadi dibandingkan dengan angkutan umum adalah 93,3%. Nilai ini bermakna bahwa model logistik pemilihan moda yang dihasilkan mempunyai tingkat ketepatan hasil prediksi yang sangat tinggi, sehingga dapat diandalkan untuk memprediksi peluang pemilihan moda angkutan pribadi pada  data yang ada.
STUDI ANALISIS POTENSI KOLONG MENGGUNAKAN MULTI CRITERIA DECISION MAKING SEBAGAI SUMBER DAYA AIR DI KABUPATEN BELITUNG ( 29-32 ) Ahmad Syapawi; Wahidin Wahidin; Sukarman Sukarman; Siswa Indra
PILAR Vol. 14 No. 1 (2019): Pilar: Maret 2019
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) merupakan salah satu daerah penghasil sumber daya alam khususnya tambang. Kegiatan penambangan hampir seluruhnya meninggalkan lahan-lahan terbuka berupa kolong darat (hamparan Tailing dan Over-Burden) serta kolong air yang berukuran 11-100 ha, dengan kedalaman 5-25m. Luas total kolong di Kabupaten Belitung saat ini belum diketahui secara pasti karena tingginya jumlah penambang liar yang dilakukan masyarakat dengan lokasi penambangan diwilayah terpencil. Keberadaan kolong bagi masyarakat dan pemerintah Kabupaten Belitung saat ini minim sekali manfaatnya dan hampir tidak pernah dilakukan penelitian kearah pengembangan sumber daya kolong tersebut. Pemanfatan hanya sebatas sebagai sumber air bersih untuk mandi dan mencuci.Menurut Wardoyo dan Ismail (1998) kolong terbagi menjadi 3 (tiga) tipe yaitu Kolong Baru (kurang dari lima tahun), Kolong Muda ( 5-20 Tahun ) dan Kolong Tua ( diatas 20 tahun). Selain itu, berdasarkan hubungan antara kolongnya dibedakan menjadi kolong terpisah (tidak saling berhubungan) dan kolong menyatu (satu sama lain berhubungan). Kolong-kolong terpisah yang berumur lebih dari lima tahun tergolong aman untuk dimanfaatkan oleh masyarakat.                Memperhatikan permasalahan pengelolaan sumberdaya air terutama pemanfaatan air, maka diperlukan suatu evaluasi dalam penentuan potensi  untuk pengelolaan kolong Konservasi Sumber Daya AirKeinginan untuk memanfaatkan air beberapa macam tujuan tersebut dapat menimbulkan kebijakan yang saling bertentangan (conflicting nature). Untuk memperoleh nilai kemanfaatan maksimal semua tujuan penggunaan air secara simultan, sulit atau bahkan umumnya tidak mungkin dapat dicapai.  Usaha untuk memperoleh solusi optimal dapat ditempuh dengan cara : 1) memberikan nilai faktor bobot sesuai urutan prioritas masing-masing kriteria, 2) menentukan urutan prioritas alternatif solusi, dan 3) kalau mungkin menetapkan solusi terbaik (the best alternative).Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu metoda pengambil keputusan Multi Criteria Decision Making, yang peralatan utamanya adalah hirarki, dimana  suatu masalah yang tidak terstruktur dipecah ke dalam kelompok-kelompok persoalan dan kemudian diatur menjadi suatu hirarki
MIX DESIGN “BASE A” PADA PENINGKATAN JALAN TELANG JAYA-SUMBER MARGA TELANG, KABUPATEN BANYUASIN Sumiati sumiati sumiati; Mahmuda; Amirudin; Siswa Indra
Aptekmas Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 5 No 2 (2022): APTEKMAS Volume 5 Nomor 2 2022
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36257/apts.v5i2.4378

Abstract

Abstract Aggregat foundation A is a pavement layer located between the surface course and the sub-base course, It is a pavement layer that functions to withstand vehicle loads and as a surface layer palcment, therefore the material to be used must be strong and resistant, and must meet the General sfesifications for road construction. Aggregate gradation, aggregate cleanliness, wear, shape dan surface of the aggregate greatly affect the density and bearing capacity of Base A, therefore PT. Sriwijaya Indo Utama, which will carry ot the project on Telang Jaya-Sumber Telang Road, Muara Telang Jaya District- Sumber Marga Telang, Banyuasin Regency, has asked for a “Base A” mix design in the Materials Testing Laboratory of the Sriwijaya State Polytechnic. The results of testing the physical properties and baering capacity (CBR) of “Base A”, meet the General specifications for road construkstion, so that the mix-design of aggregate Base A can be applied in the project. Key word : mix-design, CBR, Base A