Ayustia Puspita Handayani
Universitas Gunadarma

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE PADA IKLAN KAMPANYE PEMILU PRESIDEN 2019 JOKOWI – MA’RUF AMIN DI TELEVISI Ayustia Puspita Handayani
SEMIOTIKA: Jurnal Komunikasi Vol 15, No 1 (2021): SEMIOTIKA: Jurnal Komunikasi
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/s:jk.v15i1.2490

Abstract

Menjelang pemilihan umum presiden Indonesia 2019, pasangan calon presiden gencar menampilkan iklan kampanye mereka melalui berbagai media. Menurut survei Adstensity, pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin lebih gencar memasang iklan kampanye di stasiun televisi nasional. Iklan digunakan sebagai sarana partai politik dalam menampilkan tokoh politiknya yang diharapkan mampu meningkatkan elektabilitas melalui berbagai tema iklan kampanye. Penelitian ini menggunakan metode semiotika Codes of Television John Fiske yang terbagi dalam tiga level, yaitu representasi, realitas dan ideologi. Serta model kampanye Nowak & Warneryd untuk menganalisis makna dan isi pesan dari iklan kampanye Pemilihan Umum Presiden 2019 pasangan calon nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf Amin. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa iklan ini menggambarkan Jokowi sebagai calon pemimpin yang rendah hati, peduli dengan sesama yang terlihat dari berbagai kegiatan yang dilakukan bersama masyarakat yang digambarkan melalui scene beliau menyuapi seorang anak di daerah pelosok, memeluk seorang nenek, menjadi sosok yang dicintai oleh berbagai usia dan juga digambarkan sebagai sosok pemimpin yang tegas melalui scene Jokowi menyampaikan pidato dengan semangat yang membara. Didalam iklan ini Jokowi – Ma’ruf Amin terlihat menunjukkan kesiapannya untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden dalam menyejahterakan masyarakat melalui beberapa program kerja yang dibuat untuk 5 tahun mendatang. Iklan ini merupakan bentuk kampanye yang dilakukan dalam memperkenalkan sosok Presiden Jokowi di masyarakat, serta upaya membentuk persepsi positif kepada khalayak luas dengan tujuan mendulang suara masyarakat Indonesia untuk memilih Jokowi – Ma’ruf Amin dalam kontestasi pemilihan umum presiden 2019.
Pengaruh Perilaku Phubbing terhadap Berkurangnya Intensitas Komunikasi Keluarga pada Masa Pandemi Covid-19 Ayustia Puspita Handayani; Husnita Husnita
KOMUNIKATIF : Jurnal Ilmiah Komunikasi Vol. 10 No. 2 (2021)
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi UKWMS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jk.v10i2.3370

Abstract

The Covid-19 pandemic has forced the government to implement a "stay at home" policy that requires people to reduce activities outside the home. The impact of this policy is that technology cannot be separated from the grip, causing phubbing behavior in the family environment. The purpose of this study was to determine whether there was an effect of phubbing behavior on the reduced intensity of family communication during the Covid-19 pandemic in the city of Jakarta. This study uses the Theory of Technological Determinism. The method used is descriptive quantitative, purposive sampling and data collection through questionnaires with a sample of 400 respondents. The results of the hypothesis test state that the value of sig. on the variable phubbing behavior of 0.000 < 0.005 and tcount 19,053 > ttable 1,984 so that Ho is rejected and Ha is accepted and from the results of the coefficient of determination (R2) an R Square value of 0.477 means that phubbing behavior affects the reduced intensity of family communication during the Covid-19 pandemic in the city of Jakarta by 47.7%. This result shows that the intensity of family communication during the Covid-19 pandemic is reduced due to the busyness of each family member with activities that are all technological. This is in accordance with the theory of Technological Determinism that the media is the main factor that most influences other things. The use of technology allows humans to be amputated from their duties and functions, both physically and mentally which causes the loss of dignity (dehumanization) as social beings. Pandemi Covid-19 membuat pemerintah menerapkan kebijakan “di rumah aja” yang mengharuskan masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah. Dampak dari kebijakan ini adalah tidak lepasnya teknologi dari genggaman sehingga memunculkan perilaku phubbing di lingkungan keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh perilaku phubbing terhadap berkurangnya intensitas komunikasi keluarga saat pandemi Covid-19 di Kota Jakarta. Penelitian ini menggunakan Teori Determinisme Teknologi. Metode yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif, purposive sampling dan pengumpulan data melalui kuesioner dengan jumlah sampel 400 responden. Hasil uji hipotesis menyatakan bahwa nilai sig. pada variabel perilaku phubbing sebesar 0,000 < 0,005 dan thitung 19,053 > ttabel 1,984 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima dan dari hasil koefisien determinasi (R2) didapat nilai R Square 0,477 yang berarti bahwa perilaku phubbing berpengaruh terhadap berkurangnya intensitas komunikasi keluarga pada masa pandemi Covid-19 di kota Jakarta sebesar 47,7%. Angka tersebut menunjukkan bahwa intensitas komunikasi keluarga selama pandemi Covid-19 berkurang dikarenakan kesibukan masing-masing anggota keluarga dengan kegiatan yang menjadi serba teknologi. Hal ini sesuai dengan teori Determinisme Teknologi bahwasanya media adalah faktor utama yang paling mempengaruhi hal lainnya. Penggunaan teknologi memungkinkan manusia teramputasi dari tugas dan fungsinya, baik secara fisik maupun mental yang menyebabkan hilangnya harkat (dehumanisasi) sebagai makhluk sosial.