Husnita Husnita
Universitas Gunadarma

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERSEPSI ANCAMAN DAN PERSEPSI RESIKO BAHAYA COVID-19 TERHADAP INFORMASI PADA AKUN INSTAGRAM @SATUANTUGASCOVID19 (MODEL HEALTH BELIEF PADA REMAJA USIA 20 – 24 TAHUN) Nafisah Nurul Amani; Husnita Husnita
Mediakom : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/mkm.2021.v5i2.4669

Abstract

Virus Covid-19 saat ini telah menjadi virus berbahaya yang tingkat penularannya sangat cepat. Namun saat ini banyak warga Indonesia belum sadar akan bahaya virus Covid-19. Berbagai upaya dilakukan untuk menginformasikan terkait informasi virus tersebut. Salah satunya dengan menggunakan sosial media yang saat ini berkembang dengan pesat termasuk Instagram, banyak berbagai pihak maupun lembaga menggunakan Instagram sebagai sumber penyaluran informasi. Salah satunya yaitu satuan tugas Covid-19 yang menggunakan Instagram sebagai wadah untuk menginformasikan terkait kasus Covid-19 di Indonesia. Akun Instagram @satuantugascovid19 merupakan akun yang memposting dan mempublikasikan informasi terkait dengan kasus virus Covid-19 di Indonesia. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh persepsi ancaman dan persepsi resiko bahaya Covid-19 terhadap informasi pada Akun Instagram @satuantugascovid19. Penelitian ini menggunakan teori Health Belief Model. Teori ini memiliki asumsi bahwa operilaku sesorang dipengaruhi oleh healt belief, apabila health belief individu positif maka akan melakukan pengontrolan, ancaman dan pencegahan bahaya Covid-19. Dalam penelitian ini pengontrolan yaitu persepsi ancaman, pencegahan yaitu persepsi resiko dan penyaringan yaitu informasi yang diberikan oleh akun Instagram @satuantugascovid19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan paradigma positivistik. 
Pengaruh Perilaku Phubbing terhadap Berkurangnya Intensitas Komunikasi Keluarga pada Masa Pandemi Covid-19 Ayustia Puspita Handayani; Husnita Husnita
KOMUNIKATIF : Jurnal Ilmiah Komunikasi Vol. 10 No. 2 (2021)
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi UKWMS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jk.v10i2.3370

Abstract

The Covid-19 pandemic has forced the government to implement a "stay at home" policy that requires people to reduce activities outside the home. The impact of this policy is that technology cannot be separated from the grip, causing phubbing behavior in the family environment. The purpose of this study was to determine whether there was an effect of phubbing behavior on the reduced intensity of family communication during the Covid-19 pandemic in the city of Jakarta. This study uses the Theory of Technological Determinism. The method used is descriptive quantitative, purposive sampling and data collection through questionnaires with a sample of 400 respondents. The results of the hypothesis test state that the value of sig. on the variable phubbing behavior of 0.000 < 0.005 and tcount 19,053 > ttable 1,984 so that Ho is rejected and Ha is accepted and from the results of the coefficient of determination (R2) an R Square value of 0.477 means that phubbing behavior affects the reduced intensity of family communication during the Covid-19 pandemic in the city of Jakarta by 47.7%. This result shows that the intensity of family communication during the Covid-19 pandemic is reduced due to the busyness of each family member with activities that are all technological. This is in accordance with the theory of Technological Determinism that the media is the main factor that most influences other things. The use of technology allows humans to be amputated from their duties and functions, both physically and mentally which causes the loss of dignity (dehumanization) as social beings. Pandemi Covid-19 membuat pemerintah menerapkan kebijakan “di rumah aja” yang mengharuskan masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah. Dampak dari kebijakan ini adalah tidak lepasnya teknologi dari genggaman sehingga memunculkan perilaku phubbing di lingkungan keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh perilaku phubbing terhadap berkurangnya intensitas komunikasi keluarga saat pandemi Covid-19 di Kota Jakarta. Penelitian ini menggunakan Teori Determinisme Teknologi. Metode yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif, purposive sampling dan pengumpulan data melalui kuesioner dengan jumlah sampel 400 responden. Hasil uji hipotesis menyatakan bahwa nilai sig. pada variabel perilaku phubbing sebesar 0,000 < 0,005 dan thitung 19,053 > ttabel 1,984 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima dan dari hasil koefisien determinasi (R2) didapat nilai R Square 0,477 yang berarti bahwa perilaku phubbing berpengaruh terhadap berkurangnya intensitas komunikasi keluarga pada masa pandemi Covid-19 di kota Jakarta sebesar 47,7%. Angka tersebut menunjukkan bahwa intensitas komunikasi keluarga selama pandemi Covid-19 berkurang dikarenakan kesibukan masing-masing anggota keluarga dengan kegiatan yang menjadi serba teknologi. Hal ini sesuai dengan teori Determinisme Teknologi bahwasanya media adalah faktor utama yang paling mempengaruhi hal lainnya. Penggunaan teknologi memungkinkan manusia teramputasi dari tugas dan fungsinya, baik secara fisik maupun mental yang menyebabkan hilangnya harkat (dehumanisasi) sebagai makhluk sosial.