MARTIANUS PERANGIN ANGIN
PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK DIAGNOSA ISPA DENGAN METODE GYSSENS DI INSTALASI RAWAT JALAN PUSKESMAS PUGUNG RAHARJO LAMPUNG TIMUR Martianus Perangin Angin; Angga Saputra Yasir; Umu Wafika
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.991 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v4i2.5286

Abstract

ISPA merupakan infeksi saluran pernapasan yang menimbulkan gejala batuk, pilek disertai dengan demam yang dapat berlangsung sampai dengan 14 hari yang dapat mengenai sepanjang saluran pernapasan. Peresepan antibiotika dalam pelayanan kesehatan yang kurang tepat dapat meningkatkan resiko terhadap keamanan pasien. Tujuan penelitian yaitu untuk memberi sebuah gambaran tentang evaluasi rasionalitas penggunaan antibiotika pasien anak rawat jalan secara kualitatif di Puskesmas Pugung Raharjo Lampung Timur. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan menggunakan data retrospektif. Data yang diambil merupakan rekam medik anak ISPA berumur  5 – 11 tahun sebanyak 38 pasien.Pola penggunaan antibiotik ini dengan satu jenis antibiotik yaitu amoxicillin.Hasil penelitian ini menunjukan yaitu karakteristik pasien ISPA lebih banyak terjadi pada anak laki – laki sebanyak 21 pasien (55,3%). Menurut penelitian metode Gyssens diperoleh data lengkap (VI; 100%), antibiotika sesuai indikasi (V; 100%), tidak ada antibiotik lebih efektif (IVA; 100%), tidak ada pemilihan antibiotik lebih aman (IVB; 100%), pemberian tidak terlalu lama (IVC; 100%), pemberian tidak terlalu singkat (IVD; 100%), pemberian tidak tepat dosis (IIA; 5,26%), interval pemberian tepat  (IIB; 100%), rute pemberian tepat (IIC; 100%), pemberian tepat waktu (I; 100%), tepat/bijak (0; 94,74%). Kesimpulannya yaitu penggunaan antibiotika yang kurang rasional menyebabkan perlunya pengawasan untuk meningkatkan rasionalitas penggunaanantibiotika.
EVALUASI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT IMANUEL WAY HALIM BANDAR LAMPUNG MARTIANUS PERANGIN ANGIN
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.352 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v3i1.2405

Abstract

Interaksi obat terjadi jika efek suatu obat berubah akibat adanya obat lain, makanan, atau minuman. Interaksi obat dapat menghasilkan efek yang memang dikehendaki, atau efek yang tidak dikehendaki yang lazimnya menyebabkan efek samping obat dan/atau toksisitas karena meningkatnya kadar obat di dalam plasma, atau sebaliknya menurunnya kadar obat dalam plasma yang menyebabkan hasil terapi menjadi tidak optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui angka potensi kejadian interaksi obat pada pasien rawat inap yang didiagnosa diabetes melitus tipe 2  di Rumah Sakit Imanuel Way Halim. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif non eksperimental yang bersifat retrospektif. Data penelitian dikumpulkan dengan cara pengambilan data berkas rekam medik pasien rawat inap diabetes melitus tipe 2. Data dianalisis menggunakan aplikasi drugs.com, Stockley’s Drug Interaction dan Medscape yang digunakan sebagai standar acuan interaksi obat. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 89 pasien yang didiagnosa menderita diabetes melitus tipe 2. Dari hasil penelitian yang dilakukan, potensi interaksi obat terjadi pada 56 pasien dengan persentase 62,92% dan tidak terjadi interaksi obat sebanyak 33 pasien dengan persentase 37,07%.Potensi kejadian interaksi obat berdasarkan mekanisme interaksi yaitu interaksi farmakodinamik dengan jumlah 47 kasus dengan persentase 71,21% dan interaksi farmakokinetik dengan jumlah 19 kasus dengan persentase 28,79%. Sedangkan potensi kejadian interaksi obat berdasarkan tingkat keparahan mayor berjumlah 2 kasus dengan persentase 3,03%, tingkat keparahan moderate berjumlah 57 kasus dengan persentase 86,37% dan tingkat keparahan minor berjumlah 7 kasus dengan persentase 10,60%. Jumlah kejadian interaksi antar obat hipoglikemi sebanyak 12 interaksi. dan interaksi antara obat hipoglikemi dengan obat lain sebanyak 55 interaksi.