Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERAN PROPOLIS SEBAGAI ANTIBAKTERI PADA PASIEN ULKUS DEKUBITUS Lailatut Toriqoh
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 2, No 2 (2019): Jurnal Farmasi Malahayati
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.044 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v2i2.2295

Abstract

Ulkus dekubitus adalah kerusakan terlokalisasi di kulit dan jaringan disebabkan oleh tekanan, geseran, atau gesekan, atau kombinasi dari ketiganya . Mayoritas luka pada penduduk dunia adalah luka karena pembedahan/trauma 48%, ulkus kaki 28% dan luka dekubitus 21%. Di masyarakat kita pengobatan ulkus dekubitus masih menggunakan obat herbal yaitu propolis dan madu. Propolis merupakan bahan alami yang dikumpulkan oleh lebah spesies Apis mellifera. Propolis mengandung flavonoid, asam fenolat termasuk caffeic acid phenylesthylester (CAPE), asam amino, arginin, mineral, etanol, vitamin C, vitamin E, phenol, dan cinnamic acid. Derajat ulkus dekubitus menurut National Pressure Ulcer Advisory Panel (NPUAP) yakni; Nonblanchable Erythema, Partial Thickness Skin Loss, Full Thickness Skin Loss, Full Thickness Tissue Loss, Depth Unknown, dan Suspected Deep Tissue Injury. Mikroorganisme  yang      paling  dominan  adalah Pseudomonas   Aeroginosa   (50%),   diikuti   oleh   Acinetobacter   baumanii   (16,7%)   dan Staphylococcus  aureus  (13,3%).  Mekanisme kerja propolis dalam menghambat mikroorganisme penyebab P. Aeruginosa dengan cara menghambat pembentukan biofilm ekstrak propolis yang diuji pada konsentrasi 100, 50, dan 10 μg / mL.
Manajemen Anestesi Peritonitis Eksplorasi pada Anak Usia 5 Tahun Lailatut Toriqoh; Sharlene Sabrina Azzahra; Ari Wahyuni
NUTRIENT Vol. 2 No. 1 (2022): Nutrient: Jurnal Gizi
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MEDAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36911/nutrient.v2i1.1327

Abstract

Peritonitis merupakan kegawatdaruratan bedah dengan etiologi yang bervariasi dengan angka kematian yang tinggi, terutama pada anak-anak. Penyebabnya terjadinya pertitonitis dapat berupa perforasi saluran usus, pankreatitis, penyakit panggul, tukak lambung, sirosis, atau apendix yang pecah.. Peritonitis salah satu penyebab kematian tersering pada penderita bedah dengan mortalitas sebesar 10-40%. Pada pembedahan laparatomi umumnya jenis anastesi yang digunakan adalah jenis anastesi umum inhalasi. Laparatomi merupakan salah satu prosedur definitif peritonitis yang bersifat mayor, dengan melakukan penyayatan pada lapisan-lapisan dinding abdomen untuk mendapatkan bagian organ abdomen yang mengalami masalah. Laparotomi ekspolrasi yang dilakukan pada pasien ini menggunakan teknik anestesi general dan membutuhkan pengawasan yang adekuat serta dosis yang tepat mengingat usia pasien. Anastesi umum adalah suatu keadaan tidak sadar yang bersifat sementara yang diikuti oleh hilangnya rasa nyeri di seluruh tubuh akibat pemberian obat anestesia. Laporan kasus ini membahas manajemen anestesi peritonitis eksplorasi pada anak usia 5 tahun dengan peritonitis