Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Optimasi Suhu Ruang Alat Pengering Ikan Melalui Penentuan Sudut Ideal Reflektor Cermin Datar Duran Hore
Jurnal Teknik Mesin Vol 1 No 1 (2018): Jurnal Teknik Mesin
Publisher : P3M- Politeknik Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.055 KB)

Abstract

Proses produksi ikan kering di NTT pada umumnya dilakukan secara tadisional dengan cara langsung dijemur dan mengandalkan sinar matahari sebagai pengeringnya. Didukung oleh suhu udara rata-rata siang hari di NTT berkisar dari 30 0 C sampai 33,7 0C maka energi panas ini sangat potensial untuk dimanfaatkan dalam memproduksi ikan kering. Untuk mencapai kadar air 20% sampai 35% agar perkembangan mikroorganisme pembusuk benar-benar berhenti dibutuhkan waktu penjemuran 5 hingga 8 hari. Waktu yang demikian lama memungkinkan terjadinya kerusakan dan penurunan kualitas ikan kering yang dihasilkan jika penyinaran kurang maksimal. Proses produksi ikan kering dengan cara dijemur langsung di tempat terbuka maka dari segi hygienitas kurang baik karena terkontaminasi debu, lalat, dan kotoran lainnya. Hal ini tentu saja berefek pada menurunya kualitas ikan dan harga jual. Selain itu proses penjemuran di tempat terbuka seperti ini apa bila tidak mendapat penyinaran secara maksimal maka akan menggangu kenyamanan lingkungan sekitar karena dapat menghasilkan aroma atau bau yang tidak sedap. Dari uraian di atas dikembangkan suatu alat pengeringan ikan melalui pemanfaatan energi panas matahari dengan sistim adjustabel reflector untuk mengoptimalkan suhu di dalam ruangan pengering. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode true experimental research dengan pokok kajian terletak pada: yang pertama adalah rancang bangun alat pengering, dan yang ke dua adalah menemukan sudut yang ideal untuk merefleksikan radiasi matahari ke kabin pengering sehingga proses pengeringan ikan dapat tercapai secara optimal. Dari pengujian yang telah dilakukan pada kemiringan reflector 45° dapat meningkatkan suhu ruang dalam kabin pengering hingga 63°C, dan stelah proses pengeringan selama 8 jam rata-rata kadar air sudah mencapai 45,29 % basis basah. Rencana kegiatan tahun ke 2 adalah mengembangkan kabin pengering dengan bahan dari aluminium dan diberi variasi 3 jenis absorber dari pasir, kelikir dan plat hitam. Tujuannya agar dapat diketahui jenis absorber mana yang paling ideal untuk dipakai untuk memproduksi ikan kering.
KAJI KEKUATAN SERAT MURNI (PURE FIBER) PADA PANGKAL PELEPAH LONTAR (BORASSUS FLABELLIFER) UNTUK PEMBEBANAN TARIK Duran Hore; Agustinus Deka Betan
Jurnal Teknik Mesin Vol 3 No 1 (2020): Vol.3 NO 1. (2020) Jurnal Teknik Mesin
Publisher : P3M- Politeknik Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada pangkal pelepah daun lontar memiliki serat yang belum banyak dikembangkan dari sisi engineering. Pelepah daun lontar sejauh ini biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat pedesaan hanya sebagai bahan bakar untuk keperluan masak-memasak. Pada penelitian ini akan digunakan serat pangkal pelepah lontar sebagai obyek penelitian di mana akan diteliti kekuatan serat yang dikandung di dalamnya. Penelitian ini bertujuan meneliti kekuatan tarik yaitu untuk mengetahui sifat mekaniknya serat agar dapat dimanfaatkan sesuai dengan aplikasi yang diinginkan. Proyeksi aplikasi dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan material baru yang nantinya dapat bermanfaat sebagai alternatif untuk pembuatan berbagai komponen mesin atau alat yang berbasis serat alam. Dari data hasil penelitian disimpulkan bahwa serat pangkal pelepah lontar memiliki mechanical properties dalam hal ini kekuatan tarik sangat baik yaitu 195,03 MPa di atas serat bambu yaitu 192,7 MPa, dan serat pisang yaitu 95 MPa. Dengan demikian maka serat pelepah pangkal lontar ini sangat potensial untuk dapat dikembangkan.
KORELASI WAKTU PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN TARIK SERAT PANGKAL PELEPAH LONTAR (BORASSUS FLABELLIER) Duran Hore; Agustinus Deka Betan; Melsiani R.F. Saduk
Jurnal Teknik Mesin Vol 3 No 2 (2020): Jurnal Teknik Mesin
Publisher : P3M- Politeknik Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32511/jtm.v3i2.711

Abstract

Salah satu unsur penyusun bahan komposit adalah serat, baik serat alam maupun serat sintetis, Serat sangat berperan menentukan karakteristik bahan komposit, seperti kekakuan, kekuatan, serta sifat-sifat mekanik lainnya. Serat juga yang menahan sebagian besar gaya-gaya yang bekerja pada bahan komposit. Komposit dengan penguat serat (fibrous composite) sangat efektif, karena bahan dalam bentuk serat jauh lebih kuat dan kaku dibanding bahan yang sama dalam bentuk padat (bulk). Serat yang digunakan sebagai penguat pada komposit harus dilakukan pengujian kekuatan tarik untuk mengetahui data kekuatan serat tunggalnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan serat pangkal pelepah lontar setelah diberi perlakuan alkali sehingga serat yang dipakai untuk pembuatan komposit pada kekuatan yang maksimum. Dari hasil pengujian diperoleh serat pangkal pelepah lontar yang mengalami perlakuan alkali NaOH 5% selama 30 menit mengalami peningkatan kekuatan dari 187,201 MPa menjadi 234,603 MPa atau sebesar 25,32%. Dengan demikian maka serat pangkal pelepah lontar ini potensial untuk dikembangkan.