Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Pesantren At-Taqwa Bekasi: Perubahan Pola Pendidikan dari Tradisional Menuju Modern (1980-2010) Samudra Eka Cipta
PATTINGALLOANG Vol. 7, No. 2, Agustus 2020
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v7i2.13293

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana perubahan pola manajemen pendidikan di pesantren yang sebelumnya menerapkan sistem pendidikan tradisional (salafiyah) seiring dengan kebijakan pemerintah melalui Kementrian Agama pada tahun 1980-an mengubah pola pendidikan kearah modern  (khalafi). Perubahan pola pendidikan pesantren memiliki esensi untuk menjawab kebutuhan masyarakat sekitar terutama bidang sosial pendidikan kegamaan. Penelitian ini diangkat sebagai penulisan tugas akhir peneliti dalam mengkaji perkembangan pola pendidikan yang meliputi beberapa aspek khususnya kurikulum yang diterapkan di Pondok Pesantren At-Taqwa Bekasi.Kata Kunci: Salafiyyah, Pesantren, At-Taqwa, KurikulumAbstractThis study examines how changes in education management patterns in pesantren that previously implemented a traditional education system (salafiyah) along with government policies through the Ministry of Religion in the 1980s changed the pattern of education towards a modern one (khalafi). Changes in the education pattern of pesantren have the essence to answer the needs of the surrounding community, especially the social sector of religious education. This research was appointed as the researcher's final assignment in assessing the development of educational patterns which includes several aspects, especially the curriculum applied at Pondok Pesantren At-Taqwa Bekasi.Keywords: Salafiyyah, Islamic Boarding School, At-Taqwa, Curriculum 
THE HANDLING EFFORTS OF THE DUTCH INDIAN GOVERNMENT IN FACING VARIOUS DISEASES IN JAVA 1911-1943 Samudra Eka Cipta
Candrasangkala: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/candrasangkala.v6i1.7663

Abstract

Selama  Abad 19 merupakan masa-masa sulit yang dihadapi oleh Pemerintah Hindia Belanda terutama dalam hal kesehatan. Pemerintah Hindia Belanda dikejutkan dengan berbagai penyakit yang menimpa masyarakatnya mulai dari wabah kolera, wabah pes, hingga penyakit kulit seperti kusta menyerang hampir 2/3 Jiwa Penduduk Jawa saat itu. Penambahan korban yang diderita diakibatkan oleh perilaku dan gaya hidup yang dilakukan oleh penduduk sehingga menyebabkan pertumbuhan pada penularan penyakit yang begitu cepat. Upaya dan langkah-langkah pencegahan yang dilakukan oleh Pemerintah Hindia Belanda berupaya untuk menekan jumlah korban akibat yang diderita mulai dari pemberian obat-obatan sampai tindakan untuk mengkarantina serta penggusuran perukiman yang dianggap kumuh seperti yang terjadi di Surabaya ketika dilanda wabah kolera tahun 1920. Artikel ini mengkaji beberapa sub bahasan yang terbagi menjadi tiga permasalahan yang akan dikaji diantaranya; 1) bagaimana awal perkembangan penyebaran berbagai penyakit yang terjadi di Jawa selama periode tahun 1911-1940, 2) faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya wabah tersebut, 3) bagaimana tindakan yang dilakukan oleh Pemerintah Hindia Belanda dalam mencegah dan memberantas perkembangan wabah yang terjadi di Jawa selama periode tahun 1911-1940?. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengkaji bagaimana tindakan baik berupa langkah preventif hingga upaya pemberantasan berbagai penyakit yang menyebabkan banyak korban jiwa di Hindia Belanda seleama periode tahun 1911-1943.
RE-INTERPRETASI BUKU TEKS SEJARAH INDONESIA: KRITIK TERHADAP NARASI NASIONALISME SEJARAH Samudra Eka Cipta
Sosio-Didaktika: Social Science Education Journal Vol 7, No 1 (2020)
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training, UIN (State Islamic University) Syarif Hidayatul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3272.666 KB) | DOI: 10.15408/sd.v7i1.14724

Abstract

Perjalanan Bangsa Indonesia sudah dimulai sejak masa sejarah yang berati masa dimana Bangsa Indonesia sudah mulai mengenal tradisi tulisan sebagai upaya untuk merekam sejarah leluhurnya. Perkembangan Bangsa Indonesia terus mengalami dinamika pada setiap periodisasinya. Dari dinamika tersebut kemudian ada sebuah usaha untuk memperkuat dan mempersatukan Bangsa Indonesia melalui nasionalisme. Nasionalisme di Indonesia dimulai sejak tahun 1901-1920 atau dikenal sebagai Masa Awal Pergerakan Indonesia dengan ditandainya organiasi pergerakan baik yang memiliki orientasi pada pendidikan maupun politik. Sejarah Nasionalisme di Indonesia tidak terbatas pada Era Pergerakan namun terus bergerak hingga saat ini. Pendidikan sejarah lahir dan berangkat melalui Sejarah Perkembangan Bangsa Indonesia. Tentunya dalam historiografi Bangsa Indonesia penuh dengan catatan-catatan perjuangan bagaimana para tokoh pendiri bangsa memperjuangkan untuk mendirikan Republik Indonesia melalui pertumpahan darah. Tentunya esensi dari Pendidikan Sejarah bagaimana upaya peningkatan nilai-niilai nasionalisme disajikan dalam bentuk historiografi. Hal tersebut jika mengutip pernyataan dari Soekarno ‘’bangsa yang besar adalah  bangsa yang menghargai sejarahnya’’ sebagai asumsi bahwa pentingnya untuk mempelajari sejarah selain untuk mempelajari awal sejarah Indonesia juga mempelajari perjuangan Bangsa Indonesia dalam mendirikan Republik Indoensia dengan berbagai dinamikanya terutama masih sangat dipengaharui unsur politis dalam mewarnai Sejarah Indonesia.
Suatu Tinjauan Historis Kebangkitan Diaspora Keturunan Arab Di Indonesia Samudra Eka Cipta
Jurnal Syntax Transformation Vol 1 No 05 (2020): Jurnal Syntax Transformation
Publisher : CV. Syntax Corporation Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/jst.v1i5.71

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat semangat nasionalisme keturunan Arab Hadrami dalam membangun semangat identitas nasional Indonesia. Orang Arab Hadrami telah lama didirikan dan menetap di Indonesia dan menetap untuk waktu yang lama. Abdurahman Baswedan adalah tokoh dalam gerakan Arab di Indonesia yang berhasil memobilisasi dan mengumpulkan orang keturunan Arab-Indonesia (Peranakan Arab dan Arab Totok) untuk bersatu dan menyatakan kesetiaan kepada nasionalisme Indonesia. Bentuk perjuangan yang dilakukan sendiri terwujud dalam gerakan sumpah Persatuan Arab-Indonesia dan membawa pengaruh pada lembaga pendidikan Al-Irsyad sebagai lembaga pendidikan dengan orienatation Islam dan nasionalis Dalam penelitian ini, ada beberapa masalah yang dikaji, yaitu 1) bagaimana kondisi awal keturunan Arab dalam menangani nasionalisme di Indonesia?, 2) bagaimana peran Abudrahman Baswedan dalam memerangi nasib keturunan Arab di Indonesia?
Ranggawarsita And Javanese Sufisme: A Study On Bagus Burham’s Thought On Javanese Islam Culture (1823-1870) Samudra Eka Cipta
Islah: Journal of Islamic Literature and History Vol 1, No 1 (2020): June 2020
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18326/islah.v1i1.31-42

Abstract

Perkembangan Kesusasteraan Jawa tentunya tidak terlepas dari peran para pujangga yang berkembang pada awal Abad ke-18 Masehi. Kebanyakan karya yang dihasilkan oleh para pujangga bertemakan tentang sosial. Isinya menggambarkan dinamika masyarakat Jawa saat itu. Tidak sedikit menghasilkan karya-karya yang bertemakan Islam, mengingat saat itu Islam menjadi suatu ciri identitas sosial masyarakat Jawa. Bagus Burham merupakan satu diantara banyak pujangga yang lahir dari kalangan Keraton Kartasura. Ia seorang pujangga sekaligus penyair dengan banyak karyanya yang bertemakan sosial dan agama. Karyanya tentang pandangan konsep Islam yang dikemukakan oleh Ranggawarsita dituangkan dalam Serat Wirid Hidayatjati Serat Kalatidha yang membahas tentang konsep ‘’Islamisme Jawa’’ menurut versinya. Dari hasil pemikirannya kemudian berkembangnya suatu istilah bagi masyarakat Jawa yakni ‘’Islam Kejawen’’. Islam Kejawen merupakan suatu konsep yang pertama kali diperkenalkan oleh Ranggawarsita dengan mempersatukan konsep ke-Islam dan kejawaan. Sebab, kemunculan para pujangga juga seiring dengan munculnya kelompok ‘’kebatinan’’ Jawa. Ranggawarsita melalui karyanya berusaha untuk mengakomodirkan kelompok kebatinan yang dianggap sebagai kelompok sesat dan memberikan kesempatan bagi kelompok tersebut untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam menurut versinya. Hal ini menyebabkan ketokohan Ranggawarsita sangat dihormati bagi masyarakat khususnya kelompok kebatinan.Kata Kunci: Kejawen, Ranggawarsita, Islam, Sufi, Jawa
100% KATOLIK 100% INDONESIA: Suatu Tinjauan Historis Perkembangan Nasionalisme Umat Katolik di Indonesia Samudra Eka Cipta
Jurnal Sosiologi Agama Vol 14, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.426 KB) | DOI: 10.14421/jsa.2020.141-07

Abstract

Since the arrival of the Portuguese to Indonesia, many missionaries have spread Catholicism in Indonesia. The Maluku region became the beginning of the Catholicsm process in Indonesia, when a Portuguese missionary Francis Xavier came to the largest spice producing region in the world at that time. Previously, the arrival of the Portuguese in Indonesia in addition to their trade also brought religious interests in it. In 1546-1547 when he arrived in Maluku, he had succeeded in baptizing thousands of people also building schools for the indigenous population. When the VOC, which incidentally was a follower of Protestantism, tried to protest the population in the archipelago. They also sought to monopolize religion by mastering Catholic churches from Portuguese Spanish heritage, bearing in mind that in Europe there had been a strong push by Protestants against Catholics so that the impact of the Protestant-Catholic feud reached the Archipelago. Apparently, the era of Colonial Government began to be implemented after the fall of the VOC has had a tremendous impact on the development of Catholicism in Indonesia with the emergence of a spirit ‘'Catholic Awakening Indonesia'’ in line with the period of the emergence of Indonesian movement organizations in achieving Free Indonesia. This is inseparable from the role and emergence of several Indonesian Catholic figures in the political field including Ignasius Kasimo, and M.G.R Soegijapranata, even military fields such as Adi Sucipto and Slamet Riyadi who are among the leaders among Indonesian Catholics who defend for the sake of the nation and state of Indonesia.
Kaum Arab Hadrami Dalam Sejarah Perkembangan Lembaga Pendidikan Al Irsyad (1918-1950) Samudra Eka Cipta
Al-Misbah (Jurnal Islamic Studies) Vol. 8 No. 2: October 2020
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/almisbah.v8i2.1962

Abstract

Penelitian berusaha untuk mengkaji bagaimana peranan keturunan Arab dalam mengembangkan sistem pendidikan yang berorientasikan negara dan agama. Terpecahnya golongan keturunan Arab antara pro terhadap Gagasan Nasionalisme dengan kelompok yang menentang Nasionalisme didirikanlah Lembaga Pendidikan Al-Irsyad yang ditujukan untuk memajukan kebutuhan pendidikan bagi kalangan masyarakat pribumi dan kalangan Keturunan Arab. Tokoh-tokoh penting dalam pendirian Lembaga Al-Irsyad seperti Abdul Rahman Baswedan dan Ahmad Sukrati berhasil membentuk generasi yang kelak akan memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia melalui lembaga pendidikan. Sebelum dibentuknya Lembaga Pendidikan Al-Irsyad terjadi perbedaan pandangan diantara sesama Kelompok Masyarakat Keturunan Arab Jami’at Kheir sudah terlebih dahulu didirikan akan tetapi sebagian anggota menginginkan agar pentingnya pendidikan bagi kaum pribumi dan Masyarakat Keturunan maka sebagian anggota bekas Jam’at Kheir kemudian mendirikan Lembaga Pendidikan Al-Irsyad. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosio-historis dengan memiliki rumusan masalah diantaranya, 1) bagaimana mula kondisi sosial Masayarakat Keturunan Arab di Indonesia, 2) bagaimana awal pendirian Lembaga Pendidikan Al-Irsyad dan, 3) bagaimana peran Lembaga Pendidikan Al-Irsyad?
MUSIK KOPLO SEBAGAI IDENTITAS KELOKALAN BARU PADA PENGGUNAAN BAHASA OSING BANYUWANGI (BERDASARKAN TINJAUAN SOSIO KULTURAL-HISTORIS) Samudra Eka Cipta
CERMIN: Jurnal Penelitian Vol 4 No 1 (2020): JULI
Publisher : Relawan Jurnal Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/cermin_unars.v4i1.517

Abstract

Penelitian ini berusaha untuk mengkaji bagaimana fenomena musik koplo yang saat ini sudah menjadi trend dikalangan masyarakat luas termasuk kalangan anak muda. Penggunaan bahasa daerah menambah warna baru dalam upaya untuk melestarikan budaya lokal bahasa pada musik koplo. Di Banyuwangi yang mayoritas masyarakatnya berbahasa Osing menjadikan musik koplo sebagai salah satu langkah dalam memperkenalkan Budaya Osing. Para musisi Banyuwangi seperti Demy seorang penyanyi lokal Banyuwangi yang mempopulerkan Bahasa Using melalui judul lagu ‘’Kanggo Riko’’. Bukan hanya saja musisi lokal akan tetapi musisi ternama sekalipun seperti Nella Kharisma juga mempopulerkan lagu yang berjudul ‘’Welas Hang Ring Kene & Ngelabur Langit’’. Bahkan musisi senior asal Catur Arum sudah terlebih dahulu memperkenalkan budaya Osing melalui lagu-lagu yang diciptakan. Dari peran para musisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengunaan bahasa Using dapat terus dilestarikan melalui musik di era serba digital. Pada penelitian ini terdapat beberapa rumusan masalah yakni: 1) bagaimana perkembangan awal Bahasa Osing?, 2) bagaimana awal perkembangan Musik Koplo, 3) bagaimana perkembangan Bahasa Osing hingga pada akhirnya menuju eksistensi pada kesenian Musik Koplo?
Nationalism of History Education: A Perspective on Indonesian History Text Books Samudra Eka Cipta
IJECA (International Journal of Education and Curriculum Application) Vol 3, No 1 (2020): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/ijeca.v3i1.2034

Abstract

The journey of the Indonesian Nation has begun since the historical period which means that the Indonesian Nation has begun to recognize the tradition of writing as an effort to record the history of its ancestors. The development of the Indonesian nation continues to experience dynamics in each period. From these dynamics then there is an effort to strengthen and unite the Indonesian Nation through nationalism. Nationalism in Indonesia began in 1901-1920 or known as the Early Period of the Indonesian Movement with the marking of movement organizations both oriented towards education and politics. The history of Nationalism in Indonesia is not limited to the Era of Movement but continues to move today. Historical education was born and departed through the History of the Development of the Indonesian Nation. Of course, in the historiography of the Indonesian people is full of records of the struggle of how the founding fathers of the nation fought to establish the Republic of Indonesia through bloodshed. Certainly the essence of Historical Education is how efforts to increase the values of nationalism are presented in the form of historiography. This research has problem formulation which consists of (1) how is the development of historiography in Indonesia?,(2) how is nationalism related to history textbooks, (3) how is the concrete form of nationalism in historical education?.
Pembentukan Nilai Nasionalisme di Pondok Pesantren At-Taqwa Bekasi Melalui Materi Sejarah pada Pembelajaran Kitab Kuning Samudra Eka Cipta; Wawan Darmawan
PAKIS (Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu Sosial) Vol 1, No 1 (2021): PAKIS, March 2021
Publisher : Pendidikan IPS FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.489 KB) | DOI: 10.20527/pakis.v1i1.3187

Abstract

Pondok Pesantren as an educational institution that teaches diniyah is also taught about nationalism. Considering, there is a lot of negative stigma in society related to the issue of radicalism that develops in boarding schools. This is what led to the weak supervision and implementation of nationalism values in boarding schools. This study discusses how the application of nationalism values in the pondok pesantren environment, especially in Pondok Pesantren At-Taqwa Bekasi and is associated with historical learning through yellow book learning materials. Including the efforts of KH Noer Alie who is also a national hero and founder of At-Taqwa Pondok Pesantren trying to teach the values of nationalism to his students. This study uses a literary approach in writing this article. The problem formulation in this article is 1) how is the pattern of education in Pondok Pesantren At-Taqwa? 2) how is KH Noer Alie's efforts in applying the values of nationalism in Pondok Pesantren At-Taqwa?, 3) what are the yellow book materials that teach the values of nationalism