Riantini Virtriana
Center of Remote Sensing, Institut Teknologi Bandung, Bandung

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PEMODELAN TINGKAT LAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT BERBASISKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (WILAYAH STUDI: KOTA BANDUNG) Yati, Marlina Wandi; Deliar, Albertus; Virtriana, Riantini
Indonesian Journal of Geospatial Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Layanan kesehatan merupakan hak asasi manusia dan juga merupakan salah satu aspek penting yang menunjang pembangunan suatu bangsa. Fasilitas ? fasilitas kesehatan memiliki peran penting dalam menjawab kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan. Semakin tinggi jumlah penduduk di suatu wilayah, maka kebutuhan akan ketersediaan fasilitas kesehatan pun akan semakin meningkat. Dalam memodelkan tingkat layanan kesehatan masyarakat, faktor aksesibilitas keruangan dan jumlah penduduk merupakan faktor pendukung dalam melakukan pertimbangan. Faktor ? faktor pendukung tersebut memberikan pengaruh dalam melakukan proses pengolahan data dan analisis. Wilayah studi kasus dalam melakukan penelitian ini adalah Kota Bandung. Metode analisis spasial yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode buffering dan pengukuran jarak lurus. Hasil akhir penelitian berupa peta cakupan pelayanan puskesmas dan peta cakupan pelayanan rumah sakit di Kota Bandung. Dari hasil pengolahan data yang dilakukan, banyak sekali fasilitas kesehatan di Kota Bandung yang belum memenuhi standardisasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah, ditinjau dari segi pelayanan terhadap jumlah penduduk. Berdasarkan hasil akhir penelitian, terdapat wilayah ? wilayah yang tercakup dalam lebih dari 1(satu) fasilitas kesehatan.
Tropical Peatland Identification using L-Band Full Polarimetric Synthetic Aperture Radar (SAR) Imagery (Study Case: Siak Regency, Riau Province) Desti Ayunda; Ketut Wikantika; Dandy A. Novresiandi; Agung B. Harto; Riantini Virtriana; Tombayu A. Hidayat
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 26 No. 2 (2019): April 2019
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.189 KB) | DOI: 10.4308/hjb.26.2.63

Abstract

From previous research reported that tropical peatland is one of terrestrial carbon storage in Earth, and has contribution to climate change. Synthetic Aperture Radar (SAR) is one of remote sensing technology which is more efcient than optical remote sensing. Its ability to penetrate cloud makes it useful to monitor tropical environment. This research is conducted in a tropical peatland in Siak Regency, Riau Province. This research was conducted to identify tropical peatland in Siak Regency using polarimetric decomposition, unsupervised classifcation ISODATA, and Radar Vegetation Index (RVI) from SAR data that had been geometrically and radiometrically corrected. Polarimetric decomposition Freeman-Durden was performed to analyze radar backscattering mechanism in tropical peatland, which shows that volume and surface scattering was dominant because of the presence of vegetation and open area. Unsupervised classifcation ISODATA was then performed to extract “shrub class”. By assessing its accuracy, the class that represents shrub class in reference map was selected as the selected “shrub class”. RVI then was calculated using a certain formula. Spatial analysis was then conducted to acquire certain information that average value of RVI in tropical peatland tend to be higher than in non-tropical peatland. By integrating selected “shrub class” and RVI, peat classes were extracted. The best peat class was selected by comparing with peatland referenced map which is acquired from the Indonesian Agency for Agricultural Resources and Development (IAARD) using error matrix. In this research, the best peat class yielded 73.5 percent of Producer’s Accuracy (PA), 81.6 percent of User’s Accuracy (UA), 66.1 percent of Overall Accuracy (OA), and 0.1079 of Kappa coefcient (Ks).
Implementation of SExI–FS (Spatially Explicit Individual-based Forest Simulator) Model using UAV Aerial Photo Data Case Study: Jatinangor ITB Campus Aminah Kastuari; Deni Suwardhi; Himasari Hanan; Ketut Wikantika; Agung Budi Harto; Riantini Virtriana; Shafarina Wahyu Trisyanti
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 27 No. 4 (2020): October 2020
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4308/hjb.27.4.314

Abstract

Landscape architecture affected by interaction between built and natural environment such as vegetation. Nowadays, landscape architects are using 3D city models for simulations, which requires highly dynamic and time-varying attributes. 3D city modelling structure has been standardized by CityGML, although researches that are related to the storing of dynamic data had been conducted for the past years, it has not been supported by any standard until this very moment. In dynamizer, it is added as a data structure into a CityGML structure that is already existed, although the existing structure is a static one. Kolbe’s research on dynamic data using CityGML called dynamizer could use the spatial data in more dynamic way by changing its geometric, thematic, or appearance data, but its purpose is not specific for trees or vegetation. In this paper, a method of simulating the vegetation growth using SeXI-FS will be discussed to show the dynamic changes that happen in vegetation as part of the dynamic changes in landscape architecture. The result of this research will be used to address the importance of information on vegetation by studying its changes in Jatinangor ITB Campus and as initial research to build dynamizer in CityGML for landscape architecture.
Skenario matriks perbandingan berpasangan dalam analisis risiko aliran piroklastik Gunung Api Semeru, Jawa Timur Novie N. Afatia; Albertus Deliar; Riantini Virtriana
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 3, No 3 (2012)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1294.026 KB) | DOI: 10.34126/jlbg.v3i3.46

Abstract

ABSTRAKPenduduk Indonesia yang bermukim di lingkungan gunung api disebabkan kawasan gunung api merupakan daerah subur untuk pertanian dan berpotensi bahan galian/tambang. Salah satunya adalah Gunung Semeru yang merupakan gunungapi tertinggi (3.676 m dpl.) di Pulau Jawa. Mahameru merupakan puncak tertinggi Gunung Semeru, dengan kawahnya yang disebut Jonggring Seloko yang terbuka ke arah tenggara. Pada saat terjadi erupsi salah satu produk yang dominannya adalah aliran piroklastik. Ancaman bahaya aliran piroklastik di gunung api berpotensi menimbulkan bencana berupa korban jiwa dan kerugian harta benda. Kerugian akibat bencana tersebut perlu dilakukan analisis risiko aliran piroklastik. Analisis ini dilakukan dengan melakukan pembobotan pada masing-masing kriterianya dengan menggunakan metode perbandingan berpasangan dalam konteks Analytic Hierarchy Process. Analisis risiko ini memberikan beberapa macam alternatif skenario pada matriks perbandingan berpasangannya. Matriks perbandingan berpasangan digunakan untuk membandingkan antara berbagai kriteria yang akan diberi bobot, untuk menunjukkan seberapa penting satu kriteria terhadap kriteria yang lain. Pembobotan pada subkriteria dari masing-masing kriteria dengan menggunakan ranking, yaitu metoda Rank Sum. Kriteria yang dibandingkan adalah bahaya, kerentanan, dan kapasitas. Subkriteria dibagi menjadi indikator dan klasifikasi. Indikator dari kriteria bahaya berupa aliran piroklastik, indikator dari kriteria kerentanan berupa tataguna lahan, dan indikator dari kriteria kapasitas berupa alat pemantauan, akses jalan serta lembaga kebencanaan. Hasil penelitian ini adalah adanya beberapa alternatif pilihan yang akan dihasilkan dari lima skenario yang telah disusun. Semua desa memiliki daerah yang mempunyai nilai risiko paling tinggi, kecuali Desa Sidomulyo dan Desa Taman Ayu. Desa Oro Oro Ombo memiliki daerah yang paling luas dengan nilai risiko tertinggi, yaitu sebesar 187.993,7756 m2.Kata kunci: analisis risiko, ranking, perbandingan berpasangan, aliran piroklastik, bencana, Gunung Semeru ABSTRACTThe Indonesia’s population prefer to live in volcanic areas because of their fertile soil which is good for agriculture and it is potential in mineral deposits/mining. One of them is Mt. Semeru (3.676 m asl), the highest volcano in Java Island. Mahameru is the highest peak of Mt. Semeru, its crater is called Jonggring Seloko which open southeastward. Pyroclastic flow is the dominant product erupted during eruption. Pyroclastic flows are potential threat to cause loss of life and property. Due to loss of life and property a risk analysis of pyroclastic flows is required. This analysis is carried out by weighing on each criterion using pairwise comparison method in the context of Analytic Hierarchy Process. This risk analysis provides several kinds of alternative scenarios on its pairwise matrix comparison. Pairwise comparison matrix is used to compare between various criteria which will be weighed, to show how important a criterion to others. Weighing on subcriteria of each criterion by using ranking, namely Rank Sum method. The compared criteria are hazards, vulnerabilities and capacities. Subcriteria is divided into indicator and classification. Indicator of hazard criteria is pyroclastic flow, indicator of vulnerability criteria is land use, and indicator of capacity criteria is in the form of monitoring instruments, access roads and disaster management agencies. The results of this study that there are several options that would be resulted from five scenarios that had been prepared. All villages have the highest risk value areas, except Sidomulyo and Taman Ayu villages. Oro-oro Ombo has the most extensive area with the highest risk namely 187,993.7756 m2.Keywords: risk analysis, ranking, pairwise comparison, pyroclastic flows, disaster, Mount Semeru
Pemodelan Tingkat Layanan Kesehatan Masyarakat Berbasiskan Sistem Informasi Geografis (Wilayah Studi: Kota Bandung) Marlina Wandi Yati; Albertus Deliar; Riantini Virtriana
Indonesian Journal of Geospatial Vol 6 No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Layanan kesehatan merupakan hak asasi manusia dan juga merupakan salah satu aspek penting yang menunjang pembangunan suatu bangsa. Fasilitas "“ fasilitas kesehatan memiliki peran penting dalam menjawab kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan. Semakin tinggi jumlah penduduk di suatu wilayah, maka kebutuhan akan ketersediaan fasilitas kesehatan pun akan semakin meningkat. Dalam memodelkan tingkat layanan kesehatan masyarakat, faktor aksesibilitas keruangan dan jumlah penduduk merupakan faktor pendukung dalam melakukan pertimbangan. Faktor "“ faktor pendukung tersebut memberikan pengaruh dalam melakukan proses pengolahan data dan analisis. Wilayah studi kasus dalam melakukan penelitian ini adalah Kota Bandung. Metode analisis spasial yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode buffering dan pengukuran jarak lurus. Hasil akhir penelitian berupa peta cakupan pelayanan puskesmas dan peta cakupan pelayanan rumah sakit di Kota Bandung. Dari hasil pengolahan data yang dilakukan, banyak sekali fasilitas kesehatan di Kota Bandung yang belum memenuhi standardisasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah, ditinjau dari segi pelayanan terhadap jumlah penduduk. Berdasarkan hasil akhir penelitian, terdapat wilayah "“ wilayah yang tercakup dalam lebih dari 1(satu) fasilitas kesehatan.
Analisis Pola Perubahan Tutupan Lahan Berdasarkan Metode Spatial Cluster di Provinsi Jawa Barat Albertus Deliar; Paulus B.K. Santoso; Riantini Virtriana
Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi Vol 7 No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/geodika.v7i1.7105

Abstract

Secara empiris, tutupan lahan di Provinsi Jawa Barat menunjukkan adanya sebaran pola perubahan secara signifikan. Informasi pola sebaran ini menjadi penting untuk diketahui agar dapat diidentifikasi penyebabnya. Studi ini mempunyai tujuan untuk menemukenali pola perubahan lahan dari perspektif spasial, khususnya di Provinsi Jawa Barat. Pencapaian tujuan melibatkan analisis pola cluster global dan pola cluster local untuk mengetahui pola dan konsentrasi lokasi perubahan tutupan lahan. Analisis pola cluster global mengidentifikasi pola sebaran data di suatu wilayah, sementara analisis pola cluster lokal mengidentifikasi keberadaan cluster yang terjadi di setiap lokasi. Penentuan pola distribusi spasial menggunakan metode statistik Global Moran yang menghasilkan informasi umum tentang pola distribusi untuk seluruh area. Studi ini juga menganalisis pola setiap titik terhadap pola sekitarnya yang memanfaatkan metode Local Moran untuk penyelesaiannya. Pelibatan Sistem Informasi Geografis (SIG) melengkapi studi ini yang menunjukkan bahwa 8,2% dari luas yang ada di Jawa Barat terjadi perubahan tutupan lahan. Analisis Global Moran memberikan informasi bahwa perubahan lahan di Jawa Barat membentuk pola cluster. Analisis Local Moran menghasilkan 7,94% untuk tipe HH pada lokasi lahan yang mengalami perubahan. Tipe cluster HH ini menunjukkan bahwa lokasi-lokasi yang mengalami perubahan di kelilingi juga oleh lokasi yang berubah.