Wahyudi Wahyudi
Institut Agama Islam Ma'arif NU Metro Lampung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Al-Wujuh Wa Al-Nazhair Dalam Alquran Perspektif Historis Wahyudi Wahyudi
AL QUDS : Jurnal Studi Alquran dan Hadis Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.064 KB) | DOI: 10.29240/alquds.v3i1.575

Abstract

This article discusses the al-wujuh wa al-nazhair al-Qur'an in a historical perspective. The problem of pronunciation in the Qur'an seems to have emerged since the early generations of Islam. But in its development this study has been hated because it is deemed deviated from the function of the Qur'an which is a guide book (huda) not a book of linguistic practice. This opinion cannot be taken for granted, because understanding the meaning of pronunciation is the first step to understanding the Qur'an. This study explains the history of the development of the science ofal-wujuh wa al-nazhair in the classical and contemporary era. Through qualitative research and the chronic historiographic approach, researchers want to examine how this scientific development is from classical and contemporary times and distorted in each period. The result is that in classical era more work appeared specifically discussing this discourse. While in the contemporary era the discourse ofal-wujuh wa al-nazhair was more applicable and integrated in the commentaries. And more affected by hermeneutic thinking instead.
TAFSIR SUFI: ANALISIS EPISTEMOLOGI TA’WÎL AL-GHAZÂLI DALAM KITAB JAWÂHIR AL-QUR’ÂN Wahyudi Wahyudi
Jurnal Ushuluddin Vol 26, No 1 (2018): January - June
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jush.v26i1.4243

Abstract

Tradisi sufisme dalam Islam masih diperdebatkan oleh para pakar. Sebagian menyebut sumber rujukan dari sufisme adalah paham emanasi Neo-Platonisme. Ada pula yang menyebutkan bahwa sumber utama ajaran sufi adalah riyâdah dan perilaku spiritual. Pengetahuan perspektif tasawuf adalah limpahan ilahiyah (al-fayd al-Ilahiyyah) yang bersifat transendental. Secara umum kontak sufisme dengan al-Qur’an berlangsung dalam aktivitas exegenis dan eisegesis sekaligus. Persinggungan ini memunculkan dua macam aliran tasawuf, nazari dan amali. Salah satu ulama yang berhasil membangun epistemologi ta’wil esoterik adalah al-Ghazâli. Ia menulis kitab Yaqut al-Ta'wîl fi Tafsir al-Tanzîl, namun kitab tersebut tidak dapat kita warisi. Epistemologi ta’wil al-Ghazâli terformulasikan dalam kitab Jawâhir al-Qur'ân. Ta'wîl al-Ghazâli berangkat dari pemahaman bahwa al-Qur’an memiliki sisi zahir dan batin. Dimensi lahir dalam istilah al-Ghazâli disebut dengan ‘ilm al- al-sadf. Sementara sisi batin al-Qur’an al-Ghazâli menyebutnya dengan ‘ilm al-lubâb. Penyeberangan dari ‘ilm al-sadf ke al-lubâb merupakan sistematika membumbung dari partikular ke universal. Jika ilmu masih mendekati kulit, maka nilainya kecil, sementara nilai ilmu akan bertambah jika menjauh dari kulit awal dan mendekati esensi
Teologi Ash’ariyyah Dalam Tafsir Ulama Nusantara (Studi Ittijah I’tiqâdy dalamTafsir Jâmi’ al-Bayân min Khulâṣah Suwâr al-Qur’ân Karya Muhammad bin Sulaimân) Wahyudi Wahyudi; Eka Prasetiawati; Muhyidin Thohir
Jurnal Ushuluddin Vol 28, No 1 (2020): January - June
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jush.v28i1.6571

Abstract

Tulisan ini membahas tentang pengaruh teologi Ash’ariyah dalam salah satu kitab Tafsir ulama Nusantara. Sebagai sebuah karya, hasil interpretasi al-Qur’ân tidak akan pernah lepas dari pengaruh backgroud sosial-kultural, teologi dan keilmuan penulis. Tafsir Jami’ al-Bayan ini cukup menarik karena masih menggunakan tulisan tangan yang dibukukan oleh pondok Grobogan. Selain itu, jarang sekali karya tafsir ulama Nusantara yang berbahasa Arab. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka (library research) dengan hermeneutika sebagai pisau analisisnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh teologi Ash’ariyah sangat nampak ketika Kyai Muhammad berbicara tentang ayat-ayat sifat dan mutasyâbihat. Meskipun kadang dalam kitab tafsirnya, Kyai Muhammad tidak memberikan bantahan yang begitu signifikan. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari tafsir Ijmâli. Namun, ittijah I’tiqâdy cukup kental mewarnai tafsiran beliau ketika menafsirkan ayat-ayat teologi