Muhammad Jundi
Institut Agama Islam Negeri Sultan Amai Gorontalo

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Persepsi Mahasiswa terhadap Pelaksanaan Perkuliahan Naḥwu dengan Sistem Daring Muhammad Jundi
Al-Ma‘rifah Vol 17 No 2 (2020): Al-Ma'rifah: Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Arab
Publisher : Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/almakrifah.17.02.01

Abstract

This article aims to describe students’ perceptions of naḥwu 2 lecture with online system for 4th-semester students in the Arabic Language Department, IAIN Sultan Amai, Gorontalo. The study was conducted in a survey type with a qualitative approach. The data collection techniques used were questionnaires and interviews. Data were analyzed using qualitative data analysis techniques by Milles and Huberman, including data collection, data reduction, data presentation, and concluding. Research results: (1) Online lecture for naḥwu 2 is carried out with deductive methods in the form of lectures, memorizing Matn al-Ājurrūmīyah, and group material presentation; (2) As many as 46.15% of respondents stated that the material was not well presented. The influencing factors are group presentation and network quality. Only 53.85% of respondents stated that the understanding they got after attending naḥwu 2 lectures online was quite good. As many as 84.62% of respondents stated that memorization of the matn had a positive effect on understanding the material and the ability to take words. According to them, online lecture are considered ineffective in naḥwu 2. The retention of the material they get is not comparable to the funds they spend on internet quota needs during naḥwu 2 online lecture.
Analisis Kesesuaian Indikator dan Kompetensi Dasar Bahasa Arab KMA 183 Muhammad Jundi; Najamudin Petta Solong
Tatsqifiy: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Vol. 2 No. 1 (2021): Tatsqifiy: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.254 KB) | DOI: 10.30997/tjpba.v2i1.3642

Abstract

Munculnya KMA 183 dan penerapannya pada tahun ajaran 2020/2021 membawa banyak hal yang baru dan berbeda. Maka, madrasah yang dalam hal ini guru harus melakukan penyesuaian dalam hal perangkat pembelajaran PAI dan bahasa Arab. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dokumentasi. Dokumen-dokumen berupa RPP dan perangkat pembelajaran lainnya ditelaah dan bandingkan dengan isi KMA 183. Ditemukan bahwa guru bahasa Arab dalam mengembangkan indikator dari kompetensi dasar yang ada belum maksimal. Terlihat dari belum sesuainya indikator dengan kompetensi dasar yang berada pada tingkat berpikir C4. Guru masih menggunakan kata kerja operasional yang tidak relevan dengan kompetensi dasar yang ada. Diharapkan kedepannya lebih banyak lagi sosialisasi kepada guru dalam hal penyusunan perangkat pembelajaran khususnya dalam pengembangan indikator pembelajaran.
ULAMA DAN UMARA DALAM MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM DI TANAH BUGIS ABAD XX Muhammad Dalle; Muhammad Jundi
Ta'allum: Jurnal Pendidikan Islam Vol 10 No 1 (2022)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/taalum.2022.10.1.137-159

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap peran dan hubungan antara para ulama dan umara dalam modernisasi pendidikan Islam di tanah Bugis abad XX. Penelitian berjenis library research ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, data bersumber dari berbagai literatur ilmiah sejarah, dan dikumpulkan dengan metode dokumentasi serta dianalisis menggunakan kaca mata hermeneutika modern. Penelitian ini menemukan bahwa peran ulama dan umara dalam modernisasi pendidikan Islam di tanah Bugis pada Abad XX diwujudkan dalam beberapa gerakan besar, yaitu: Muhammadiyah, As’adiyah, Darud Da’wah wal irsyad, Amiriyyah, dan Universitas Muslim Indonesia. Di tanah Bugis, para ulama sangat dimuliakan sebab mereka bukanlah ulama rendahan yang bisa disuap dan menjilat penguasa. Justru para umara lah yang cenderung memperlihatkan ketergantungan terhadap para ulama. Di saat yang sama, terjadi hubungan simbiosis mutualisme anatara keduanya dimana umara memfasilitasi terwujudnya iklim pendidikan Islam yang kondusif untuk membangun sumber daya manusia yang berakhlak mulia, dan ulama pun tidak pernah tinggal diam jika melihat sebuah kemungkaran dengan langsung mengkritik serta mengingatkan umara. Meskipun demikian, hubungan simbiosis mutualisme ini sedikit ternodai oleh upaya pemaksaan umara terhadap ulama untuk mendukung hasrat politik kelompok mereka.
ULAMA DAN UMARA DALAM MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM DI TANAH BUGIS ABAD XX Muhammad Dalle; Muhammad Jundi
Ta'allum: Jurnal Pendidikan Islam Vol 10 No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/taalum.2022.10.1.137-159

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap peran dan hubungan antara para ulama dan umara dalam modernisasi pendidikan Islam di tanah Bugis abad XX. Penelitian berjenis library research ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, data bersumber dari berbagai literatur ilmiah sejarah, dan dikumpulkan dengan metode dokumentasi serta dianalisis menggunakan kaca mata hermeneutika modern. Penelitian ini menemukan bahwa peran ulama dan umara dalam modernisasi pendidikan Islam di tanah Bugis pada Abad XX diwujudkan dalam beberapa gerakan besar, yaitu: Muhammadiyah, As’adiyah, Darud Da’wah wal irsyad, Amiriyyah, dan Universitas Muslim Indonesia. Di tanah Bugis, para ulama sangat dimuliakan sebab mereka bukanlah ulama rendahan yang bisa disuap dan menjilat penguasa. Justru para umara lah yang cenderung memperlihatkan ketergantungan terhadap para ulama. Di saat yang sama, terjadi hubungan simbiosis mutualisme anatara keduanya dimana umara memfasilitasi terwujudnya iklim pendidikan Islam yang kondusif untuk membangun sumber daya manusia yang berakhlak mulia, dan ulama pun tidak pernah tinggal diam jika melihat sebuah kemungkaran dengan langsung mengkritik serta mengingatkan umara. Meskipun demikian, hubungan simbiosis mutualisme ini sedikit ternodai oleh upaya pemaksaan umara terhadap ulama untuk mendukung hasrat politik kelompok mereka.