Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Supplementation of Sapindus rarak and Garlic Extract in Feed Containing Adequate Cr, Se, and Zn on Rumen Fermentation C H Prayitno; Y Subagyo; . Suwarno
Media Peternakan Vol. 36 No. 1 (2013): Media Peternakan
Publisher : Faculty of Animal Science, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.386 KB) | DOI: 10.5398/medpet.2013.36.1.52

Abstract

The objective of the study was to evaluate the effect of Sapindus rarak extract (SRE) with or without garlic extract (GE) on in vitro ruminal fementation. This research was conducted experimentally with a randomized block design, with 7 treatments and 5 blocks. The treatments were: R0:  dairy cow feed; R1: R0 + 1.5 ppm Cr + 0.3 ppm Se + 40 ppm Zn; R2: R1 + 1.8 g/kg methanol extract of lerak fruit  meal (SRE); R3: R2 + 0.25 ppm of garlic extract (GE); R4: R2 + 0.50 ppm of GE; R5: R2 + 0.75 ppm of GE; R6: R2 +1.0 ppm of GE. The results showed that the supplementation of SRE alone or without GE did not affect the pH, however, it decreased crude fiber digestibility. The supplementations of SRE and GE, decreased crude fibre digestibility as much as 13.01% up to 16.6%. The supplementation of 1.8 g/kg SRE + 0.25 ppm GE in the dairy cattle diet was able to decrease ace-tate, protozoal population and increase propionate. The supplementation of 1.8 g/kg SRE and 0.25 ppm garlic represents the best combination for dairy cattle feed in improving ruminal fermentation based on feed digestibility, fermentation products, and rumen bacterial population. 
Pengujian Vigor Daya Simpan dengan Metode Pengusangan Cepat Fisik dan Vigor Kekuatan Tumbuh pada Benih Padi . Cutrisni; Faiza Chairani Suwarno; . Suwarno
Buletin Agrohorti Vol. 3 No. 3 (2015): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.373 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v3i3.15816

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi daya simpan dan vigor benih dari dataran tinggi, dataran rendah dan genotipe padi rawa. Percobaan pendahuluan menunjukkan bahwa durasi yang sesuai untuk pengusangan cepat adalah 40-450C dan 100% RH, pengujian untuk daya simpan (VDS) adalah 40, 60, dan 48 jam untuk dataran rendah, dataran tinggi, dan benih padi rawa. Metode yang tepat untuk menguji vigor kekeringan yaitu UKDdp menggunakan kertas merang dan diberikan Polyethylene Glycol (PEG 6000) -2.0 bar (Metode VKTkekeringan (PEG)) dan metode UKD menggunakan kertas stensil ditempatkan pada 2 cm di kedalaman air dengan posisi berdiri, di mana benih yang terletak di 30 cm di atas permukaan air (Metode VKTkekeringan (ketinggian)). VKTkekeringan (ketinggian) merupakan metode yang terbaik karena lebih sederhana dan lebih murah. Metode yang tepat untuk menguji vigor salinitas adalah UKDdp menggunakan kertas merang dengan 4000 ppm NaCl (VKtsalin (NaCl)). Benih terdiri dari 10 dataran rendah, 20 dataran tinggi, dan 20 rawa. Tidak ada koefisien korelasi yang signifikan antara daya simpan, vigor kekeringan dan vigor salinitas. Genotipe dengan daya simpan tertinggi yang masing-masing B12539-7-SI-1-1-MR-2-PN-3-1, B12154D-MR-22-8, dan B13109-5-MR-3-KA-1 untuk dataran rendah, dataran tinggi, dan Sebaran. Genotipes dengan vigor kekeringan tertinggi adalah Sintanur dan B12653-MR-8-2-PN-3-1 untuk dataran rendah, B12154D-MR-22-8 untuk padi gogo, sedangkan genotipe dengan vigor salinitas tertinggi padi rawa adalah B13120 -19-MR-2-KA-1.
Karakterisasi Morfologi dan Fisiologi untuk Mendapatkan Marka Morfologi dan Fisiologi Padi Sawah Tahan Kekeringan (-30 kPa) dan Produktivitas Tinggi (> 8 ton/ha) Eko Sulistyono; . Suwarno; Iskandar Lubis
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 17 No. 2 (2012): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.273 KB)

Abstract

This study aims to obtain strains of drought-resistant rice with productivity more than 8 tons/ha, get critical point of soil moisture for drought-resistant rice and obtain morphological and physiological markers for drought-resistant rice. The First year researh consisted of the first experiment was arranged in a randomized block design consisting of two factors with three replications. The first factor is the frequency of irrigation is irrigation every 4, 8, 12, and 16 days. The second factor is 5 strains of rice paddies. The second experiment was arranged in a Split Plot design. The first factor as the main plot is composed control drought stress (irrigation every 2 days until the high pool of 2.5 cm) and drought stress (irrigated when soil water potential at between -30 kPa to -35.9 kPa). The second factor subplot was 100 rice strains to be selected for resistance to drought stress. The second year research was the main plot is composed of control (irrigation as farmers usually do) and drought stress (irrigated when soil water potential reached -30 kPa) and sub plot were 8 rice strains and 4 comparator varieties. Results of experiment is a critical point soil water potential of -35.9 kPa, Drought tolerant lines and production of ≥ 8 tons / ha by 8 lines of strain B12493C-MR-11-4-4, B11598C-TB-2-1-7-MR-4, TB155J-TB-MR-3, TB155J-TB-MR-3-2, B12476G-MR-20, B 12498C-MR-1-1-6, B12825E-TB-1-24, and B11598C-TB-4-1-1. The number of tiller and proline content were a marker of morphology and physiology of drought-resistant rice. Drought tolerant low land rice (-30 kPa) with high productivity (> 8 tons/ha) at farmer’s land condition were B11598C-TB-2-1-7-MR-4, TB155J-TB-MR-3, and TB155J-TB-MR-3-2.
Penerapan Sistem Pelayanan Otomatis Berbasis Teknologi RFID Untuk Mengeliminasi Antrian Di Pintu Tol . Sodikin; . Suwarno; Eko Supriyanto
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 1 (2011): April
Publisher : Universitas Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1258.513 KB) | DOI: 10.36448/jts.v2i1.260

Abstract

Sistem pelayanan otomatis berbasis teknologi RFID dalam sistem pelayanan di pintu tol bukanlah hal baru, namun ketika teknologi tersebut didesain untuk dikembangkan dan diterapkan di Indonesia, maka banyak hal yang secara khusus akan membedakan dengan sistem RFID yang diterapkan di beberapa negara lain. Perbedaan dimaksud terutama pada karakteristik lalu lintas, pengemudi dan jenis atau golongan kendaraan. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh keputusan teoritis dan menghasilkan suatu produk pendukung bagi penerapan sistem pelayanan pintu tol yang mampu mengeliminasi antrian di pintu tol, dimana teknologi yang digunakan disesuaikan dengan golongan kendaraan dan karakteristik lalu lintas serta pengguna jalan tol di Indonesia. Kendaraan yang telah terpasang Tag RFID memasuki pintu tol yang bertanda RFID. Saat kendaraan memasuki pintu tol, maka RFID reader yang terpasang pada toll-gate akan membaca data dari Tag RFID dan mengirimkan ke pusat pengolah data. Data tersebut merupakan data tentang ID dan lokasi gerbang masuk tol. Sensor IR1 dan IR2 akan aktif mengidentifikasi adanya kendaraan yang memasuki gerbang tol. Kondisi aktif dari sensor IR1 dan IR2 ini digunakan sebagai validasi data yang diambil oleh RFID reader. Apabila kendaraan tanpa Tag RFID memasuki gerbang tol berdasarkan sensor IR1 dan IR2 maka pusat unit kendali akan mengaktifkan perangkat enforcement sehingga kendaraan tersebut dialihkan ke jalur pengambilan tiket, sedangkan kendaraan yang menggunakan Tag RFID akan langsung masuk ke jalur tol. Saat kendaraan dengan Tag RFID keluar pintu tol, maka RFID reader yang terpasang pada toll-gate akan membaca data dari Tag RFID dan mengirimkan data ke pusat pengolah data. Data tersebut merupakan data tentang ID dan lokasi gerbang keluar tol. Sensor IR1 dan IR2 akan aktif mengidentifikasi adanya kendaraan yang akan keluar gerbang tol dan kondisi ini digunakan sebagai validasi data yang diambil oleh RFID reader. Apabila kendaraan tanpa Tag RFID akan keluar dari gerbang tol berdasarkan sensor IR1 dan IR2 maka pusat unit kendali akan mengaktifkan perangkat enforcement sehingga kendaraan tersebut dialihkan ke jalur pembayaran tiket. Sedangkan kendaraan yang menggunakan tag RFID akan langsung keluar jalan tol.
Soil Leaching of on Particular Condition of Redox Potential by Insitu Water Source in Balandean South Kalimantan M. ALWI; SUPIANDI SABIHAM; S. ANWAR; . SUWARNO; . ACHMADI
Jurnal Tanah dan Iklim (Indonesian Soil and Climate Journal) No 32 (2010): Desember 2010
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jti.v0n32.2010.%p

Abstract

The experiment was conducted in Soil Fertility Laboratory, Agriculture Faculty, IPB from March to July 2009. The treatment was arranged in Factorial Completely Randomized Design with two factors i.e. insitu water source and condition of redox potential. Water source for leaching was fresh water, peat water, and brackish water. The condition of redox potential consisted of: -100 ± 25, 0 ± 25, 100 ± 25, 200 ± 25, 300 ± 25, and 400 ± 25 mV. In leachate water on redox potential as 400 mV, the concentration of Fe2+, total Fe, SO42-, and Al were 376.76, 554.44, 961.55, and 180 ppm respectively (at first week) decreased into 227.20, 312.22, 506.86, and 44 ppm (at eight week). Whereas in leachate water that leaching by peat water, at the first week concentration of Fe2+, total Fe, SO42-, and Al were 412.50, 493.11, 823.57, and 110.50 ppm decreased into 253.65, 302.50, 463.60, and 29.50 ppm at the eighth week. After leaching as long as eighth weeks, concentration of Fe2+, total Fe, SO42-, and Al in soil material decreased from 578.26 ppm, 3680 ppm, 1011.26 ppm, and 18.66 me 100g-1 to 350.26 ppm, 3095 ppm, 376.76 ppm, and 11.79 me 100g-1.