Tulisan ini membahas tentang kisah dalam al-Qur’an pada kitab madkhal ila al-Qur’an al-Karim karya M. Abed al-Jabiri. Kajian ini penting untuk melihat konsep kisah al-Qur’an sebagai salah satu pisau analisis untuk menafsirkan al-Qur’an. Disamping itu, dalam tafsirnya ini M. Abed al-Jabiri memiliki gagasan besar tentang pengembangan ulumul qur’an yang menurutnya selama ini hanya berjalan di tempat, sehingga diperlukan analisis baru untuk menangkap pesan-pesan yang ingin disampaikan al-Qur’an. Di dalam kitab ini langkah awal yang dilakukan al-Jabiri adalah merekonstruksi makna al-Qur’an, al-Jabiri memberikan kritik atas berbagai definisi yang telah dikonstruksi oleh para ulama seperti al-Suyuti, al-Syanqiti, al-Isfahani dan lain sebagainya. Selanjutnya, al-Jabiri mengklasifikasi surat-surat al-Qur’an yang berbicara tentang kisah dalam kategori makiyyah dan madaniyyah. Kategori makiyyah, dibagi dalam dua tahap, sedangkan pada kategori madaniyyah hanya satu tahap. This paper discusses the story in the Al-Qur'an in the madkhal ila Al-Qur'an al-Karim by M. Abed al-Jabiri. This study is important to see the concept of the Al-Qur'an story as one of the analytical tools for interpreting the Al-Quran. Besides that, in this interpretation M. Abed al-Jabiri has a big idea about the development of ulumul quran which according to him has only been running in place, so that a new analysis is needed to capture the messages that the Qur'an wants to convey. In this book, al-Jabiri's initial steps were to reconstruct the meaning of the Koran, al-Jabri provided a critique of the various definitions constructed by classical scholars such as al-Suyuti, al-Syanqiti, al-Isfahani and so on. . Furthermore, al-Jabiri classified the letters of the Al-Qur'an which speak of stories in the category of makiyyah and madaniyyah. The category of makiyyah is divided into two stages, while in the madaniyyah category there is only one stage.