Sungkono Sungkono
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Surya Dharma Bandar Lampung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

INTENSITAS SERANGAN HELOPELTIS SPP. PADA BUAH MUDA DAN BUAH TUA THEOBROMA CACAO L. DI PROVINSI LAMPUNG R. Dadang Rieswanto S.Wa; Firsttio M. Amin; Sungkono
Fruitset Sains : Jurnal Pertanian Agroteknologi Vol. 10 No. 05 (2022): Desember: Ilmu Pertanian
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensitas serangan hama penghisap buah Helopeltis spp pada buah muda dan buah tua kakao varietas Lindak dan Criollo serta mengetahui keberadaan jenis-jenis musuh alaminya di Desa Sungai Langka, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada penelitian ini terlihat bahwa hama Helopeltis spp menyerang baik pada Varietas Criollo maupun Lindak. Pada pengamatan pertama, jumlah hama Helopeltis spp yang ditemukan pada Varietas Criollo sebanyak 35 ekor, sedangkan pada Varietas Lindak sebanyak 32 ekor; semua dalam berbagai stadium. Hama Helopeltis spp teramati lebih banyak ditemukan pada buah tua dibandingkan buah muda baik pada varietas Criollo. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah:  (1) Serangan hama Helopeltis spp cukup banyak ditemukan pada buah tua varietas Criollo dibandingkan pada varietas Lindak, untuk intensitas serangan akibat dari serangan hama Helopeltis spp dari kategori ringan hingga sedang. (2) Helopeltis spp yang menyerang varietas Criollo berbeda nyata antara buah muda dengan buah tua untuk setiap ulangannya, namun pada varietas Lindak berbeda nyata antara buah muda dengan buah tua pada ulangan pertama, kedua dan ketiga, sedangkan pada ulangan keempat serangan Helopeltis spp tidak berbeda nyata pada uji t taraf 5 %. (3) Musuh alami  Helopeltis spp yang ditemukan antara lain laba-laba (Hogna aspersa), semut rangrang (Oecophylla smaragdina), belalang sembah (Stagmomantis carolina), semut hitam (Dolichoderus bituberculatus); yang populasinya cukup banyak hanya semut hitam. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui apakah ukuran buah kakao berpengaruh terhadap serangan Helopeltis spp.
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA KLON UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz) AKIBAT APLIKASI PUPUK KANDANG SAPI Kukuh Setiawan; Muhammad Hendriyanto; Sungkono Sungkono; Dadang Rieswanto; Ardian Ardian; Muhammad Syamsoel Hadi
Jurnal Agrotek Tropika Vol 12, No 2 (2024): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 12, Mei 2024
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v12i2.6170

Abstract

Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang telah menjadi sentra produksi ternak sapi.  Kondisi ini merupakan alternatif penyedia pupuk organic berupa pupuk kandang sapi (pupuk kandang sapi) yang berpotensi untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi ubikayu.  Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pertumbuhan dan produksi dua klon ubikayu., mengevaluasi pertunbuhan dan poriduksi akibat pemberian pupuk kandang sapi dan mengevaluasi pertumbuhan dan produksi  klon akibat aplikasi pupuk kandang.  Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidodadi, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran, Propinsi Lampung mulai Februari hingga Desember 2020.  Perlakuan disusun secara factorial (2x2) dalam rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) dengan dua ulangan yang digunakan sebagai kelompok.  Factor pertama adalah dua klon ubikayu, UJ3 dan/UJ5, selanjutnya factor kedua adalah dua dosis pupuk kandang sapi, 0 ton/ha dan 20 ton/ha.  Variable yang diamati adalah tinggi tanaman (TT), diameter batang (DB), jumlah daun total (JDT), jumlah daun hijau (JDH), bobot kering daun (BKD), bobot kering batang (BKB), jumlah akar (JA), bobot ubi segar (BUB), bobot ubi kering (BUK).  Hasil menunjukkan bahwa pada aplikasi pupuk kandang sapi 20 ton/ha, JTD UJ3 cenderung lebih tinggi dibanding UJ5 namun BKD UJ3 lebih rendah dibanding UJ5.  BBU dan BKU UJ3 cenderung lebih tinggi dibanding yang UJ5 pada aplikasi 20 ton pupuk kandang sapi/ha.  Hal ini berarti bahwa UJ3 ukuran batang 5% lebih besar dibanding UJ5 akibat pupuk kandang sapi melalui distribusi bahan kering dari daun ke bagian akar, sehingga produksi UJ3 lebih tinggi 10% lebih tinggi.