Kukuh Setiawan
University of Lampung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Keragaman genetik, fenotip dan heritabilitas beberapa genotip sorghum pada kondisi tumpangsari dan monokultur Kukuh Setiawan; Rafika Restiningtias; Setyo Dwi Utomo; Ardian Ardian; M S Hadi; Sunyoto Sunyoto; Erwin Yuliadi
Jurnal Agro Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/4568

Abstract

Selain sebagai bahan pangan dan pakan, sorgum berpotensi menghasilkan nira untuk bioethanol. Beragamnya potensi hasil nira, mendorong perlunya evaluasi keragaan berbagai genotip sorgum untuk digunakan sebagai kriteria seleksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi produksi nira, membandingkan keragaman genetik dan fenotip pada beberapa genotip sorgum, serta menghitung heritabilitas arti luas. Penelitian dilaksanakan di Desa Sukanegara, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan dari April 2017 sampai Februari 2018.  Rancangan perlakuan disusun secara strip plot dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan tiga ulangan yang digunakan sebagai kelompok.  Kondisi tumpangsari dan monokultur yang digunakan sebagai pembanding disusun secara strip plot. Sebanyak 15 genotip digunakan, yaitu GH 3, GH 4, GH 5, GH 6, GH 7, GH 13, Super 1, Super 2, Samurai 1, UPCA, Numbu, Mandau, Talaga Bodas, P/IWHP, dan P/F 5-193-C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotip Talaga Bodas mempunyai kandungan nira yang cukup tinggi baik pada kondisi tumpangsari maupun monokultur yang masing-masing sebesar 144,0 ml dan 166,0 ml.  Sementara genotip Super 1 menunjukkan kandungan nira paling tinggi pada kondisi tumpangsari (163,0 ml) dan genotip GH13 menghasilkan volume nira paling tinggi pada sistem monokultur (183,0 ml). Nilai heritabilitas arti luas pada tinggi tanaman, nilai brix, kandungan nira, dan jumlah ruas pada sistem tanam tumpangsari dan monokultur termasuk dalam kriteria tinggi (0,6-0,9). Nilai heritabilitas yang tinggi pada karakter tersebut menunjukkan bahwa faktor genetik lebih berpengaruh sehingga bisa digunakan sebagai kriteria seleksi.ABSTRACT In addition to foodstuffs and feed, sorghum potentially produces “nira” for bioethanol. The varying potency of the nira results, prompting the need to evaluate the performance of various sorghum genotypes for use as selection criteria. The objectives of this study were to evaluate nira production, to compare genetics and phenotype variances of sorghum genotypes, also to calculate broad sense heritability of some sorghum genotypes.  This study was conducted at Desa Sukanegara, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan from April 2017 to February 2018.  The experiment was designed by stripe plot in completely randomized block design with three replications used as block. The conditions of monoculture and intercropping used as comparison were arranged in stripe plot.  As many as 15 genotypes used in this study i.e. GH 3, GH 4, GH 5, GH 6, GH 7, GH 13, Super 1, Super 2, Samurai 1, UPCA, Numbu, Mandau, Talaga Bodas, P/IWHP, and P/F 5-193-C. The result showed that Talaga Bodas genotype had high volume of nira content under monoculture and intercropping conditions as 144.0 ml and 166.0 ml, respectively. However, Super 1 genotype had high nira content (163.0 ml) under intercropping condition and GH13 genotype had high nira content under monoculture (183.0 ml). Broad sense heritability of plant height, brix value, nira content, and internode number in both intercropping and monoculture conditions was high (0.60 – 0.90).  These high heritability values mean that these characters are influenced by genetics factor and could be used as selection criteria.
PENGENALAN KLON UBIKAYU GENJAH SEBAGAI ALTERNATIF PANEN MUDA PADA PETANI DAN INDUSTRI TAPIOKA DI LAMPUNG Kukuh Setiawan; Ardian Ardian; Setyo Dwi Utomo; Fitri Yeli; Ahmad Syaifudin; Arif Surtono; Sungkono Sungkono; Agustiansyah Agustiansyah; Purba Sanjaya
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2, No 2 (2023): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2 No 2, September 2
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v2i2.7799

Abstract

Abstrak: Lampung merupakan sentra produksi ubikayu di Indonesia dengan luas area sekitar 199.385 ha.  Luas area terbesar berada di Lampung Tengah sekitar 120 ribu ha.  Salah satu kendala utama selain harga ubikayu yang sering berfluktuasi adalah panen muda atau awal di tingkat petani dan industri tapioka.  Tujuan penulisan makalah ini adalah pengenalan klon ubikayu yang genjah sebagai solusi penen muda di tingkat petani.  Penanaman ubikayu klon genjah dengan produksi tinggi ini dilaksanakan di tiga kabupaten di Lampung, yaitu Lampung Selatan, Lampung Timur, dan Lampung Tengah Great Giant Food (GGF).  Ada 7 klon yang digunakan, yaitu Vamas, Vati, Litbang UK 2, Daun 9 (berumur genjah), dan Adira 4, UJ3, UJ5 (berumur 10-12 bulan).  Jarak tanam yang digunakan adalah 100 x 80 cm atau populasi 12.500 tanaman/ha.  Data pendukung untuk pengenalan klon ubikayu genjah adalah tinggi tanaman, bobot ubi dan kadar pati.  Saat pertumbuhan awal, yaitu 1 bulan setelah tanam (BST) terlihat tidak berbeda antara ubikayu berumur genjah dan yang berumur normal (10-12 BST).  Namun, pada saat tanaman berumur 7 BST, tinggi tanaman Vamas mencapai rata-rata 227 cm sebaliknya UJ3 mempunyai rata-rata tinggi tanaman sekitar 257 cm.  Selanjutnya, bobot ubi Vamas dan UJ3 masing-masing mencapai 36,1 ton/ha dan 25,3 ton/ha.  Dengan demikian Vamas bisa direkomendasikan sebagai klon ubikayu genjah karena mampu berproduksi tinggi pada umur 7 BST
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA KLON UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz) AKIBAT APLIKASI PUPUK KANDANG SAPI Kukuh Setiawan; Muhammad Hendriyanto; Sungkono Sungkono; Dadang Rieswanto; Ardian Ardian; Muhammad Syamsoel Hadi
Jurnal Agrotek Tropika Vol 12, No 2 (2024): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 12, Mei 2024
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v12i2.6170

Abstract

Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang telah menjadi sentra produksi ternak sapi.  Kondisi ini merupakan alternatif penyedia pupuk organic berupa pupuk kandang sapi (pupuk kandang sapi) yang berpotensi untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi ubikayu.  Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pertumbuhan dan produksi dua klon ubikayu., mengevaluasi pertunbuhan dan poriduksi akibat pemberian pupuk kandang sapi dan mengevaluasi pertumbuhan dan produksi  klon akibat aplikasi pupuk kandang.  Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidodadi, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran, Propinsi Lampung mulai Februari hingga Desember 2020.  Perlakuan disusun secara factorial (2x2) dalam rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) dengan dua ulangan yang digunakan sebagai kelompok.  Factor pertama adalah dua klon ubikayu, UJ3 dan/UJ5, selanjutnya factor kedua adalah dua dosis pupuk kandang sapi, 0 ton/ha dan 20 ton/ha.  Variable yang diamati adalah tinggi tanaman (TT), diameter batang (DB), jumlah daun total (JDT), jumlah daun hijau (JDH), bobot kering daun (BKD), bobot kering batang (BKB), jumlah akar (JA), bobot ubi segar (BUB), bobot ubi kering (BUK).  Hasil menunjukkan bahwa pada aplikasi pupuk kandang sapi 20 ton/ha, JTD UJ3 cenderung lebih tinggi dibanding UJ5 namun BKD UJ3 lebih rendah dibanding UJ5.  BBU dan BKU UJ3 cenderung lebih tinggi dibanding yang UJ5 pada aplikasi 20 ton pupuk kandang sapi/ha.  Hal ini berarti bahwa UJ3 ukuran batang 5% lebih besar dibanding UJ5 akibat pupuk kandang sapi melalui distribusi bahan kering dari daun ke bagian akar, sehingga produksi UJ3 lebih tinggi 10% lebih tinggi.