Pasola cultural park merupakan sebuah ide pengembangan area pasola yang awalnya hanya sebuah acara tradisi lokal menjadi salah satu tempat / gerbang pengenalan budaya sumba khususnya tradisi pasola yang sedikit baru, menarik, bersifat rekreatif-edukatif dan juga dengan mempertimbangkan keunikan atau kekhasan lokal bagi pengujung domestik, mancanegara masyarakat dan bahkan generasi-genarasi muda sumba yang datang agar budaya ini dapat terus di jaga dan dilestarikan kedepannya. Permasalahan dalam perancangan Pasola Cultural Park terdapat yaitu:(1) Bagaimana mengembangkan tempat pasola yang awalnya hanya merupakan tempat pagelaran atraksi masyarakat lokal menjadi salah satu wadah atau tempat / gerbang pengenalan budaya sumba sumba khususnya tradisi pasola yang sedikit baru, menarik, bersifat rekreatif-edukatif bagi pengujung domestik, mancanegara masyarakat dan bahkan generasi-genarasi muda sumba yang datang agar budaya ini dapat terus di jaga dan dilestarikan kedepannya dan (2)Bagaimana merancang area pasola cultural park yang dapat berdampingan atau selaras dengan lingkungan social masyarakat sekitar tanpa merusak, merubah atau menganggu lingkungan masyarakat sekitar. Tema yang digunakan dalam perancangan Pasola Cultural Park tersebut yaitu “ Sumba localism”., Tema ini dipilih dengan pertimbangkan kesesuaian latar belakang dan masalah perancangan. “ Sumba localism” yaitu tema arsitektur yang berwawasan lokalitas dengan focus mengangkat kekhasan dan kondisi lingkungan sekitar sumba. Jadi dapat di katakan arsitektur localism merupakan nama lain dari arsitektur tradisional atau vernacular.