Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Wujud Kebertahanan Kampung Kota Surabaya Pada Masa Pandemi Covid 19 Eva Elviana; Diyan Lesmana
JURNAL ARSITEKTUR Vol 11, No 1 (2021): Januari
Publisher : Universitas Bandar Lampung (UBL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36448/ja.v11i1.1603

Abstract

Keberadaan kampung-kampung sebagai area permukiman turut mengisi peruntukan tata guna lahan di kawasan perkotaan Surabaya. Kampung-kampung lama yang padat menempati area strategis diantara kawasan perdagangan dan jasa maupun peruntukan lainnya, mampu menunjukkan jati diri dan bertahan pada era perkembangan kota saat ini. Terlebih saat ini pada masa Pandemic Covid 19, sebagai kawasan permukiman yang berpenduduk padat, dituntut untuk dapat melindungi diri, baik dari sisi lingkungan fisik kampungnya maupun masyarakatnya, untuk mampu bertahan dalam situasi yang penuh keterbatasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana perilaku masyarakat dalam lingkungan perkampungan di beberapa wilayah perkotaan, untuk dapat mampu bertahan, beradaptasi dan mengembangkan diri dalam menghadapi situasi pandemic Covid 19, yang serba terbatas dan tidak menentu. Masyarakat dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan kondisi dan situasi yang telah mengubah kebiasaan sehari hari menjadi sebuah kebiasaan baru dalam era New Normal. Penelitian ini termasuk dalam kategori diskriptif kualitatif, yakni menganalisa kemampuan bertahan pada masyarakat di kampung kota, baik ditinjau dari aspek fisik lingkungannya maupun non fisik (perilaku & budaya masyarakatnya), sehingga dapat dikaji wujud kebertahanannya. Metode penelitian menggunakan teknik observasi lapangan dan interview pada beberapa responden secara purpose sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan untuk bertahan, baik secara fisik maupun non fisik, akan mampu meningkatkan rasa memiliki terhadap tempat (sense of place).
PERUBAHAN POLA TATANAN RUANG TANEAN LANJANG DI KAMPUNG BATIK TANJUNG BUMI (The Changes of the Spatial Pattern of Tanean Lanjang in Kampung Batik Tanjung Bumi) Muchlisiniyati Safeyah; Eva Elviana; Nurjanti Takarini; Aris Sutejo
Tesa Arsitektur Vol 16, No 2: 2018
Publisher : Unika Soegijapranata Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v16i2.1123

Abstract

Kampung batik of Tanjung Bumi has the uniqueness from the craft of batik gentongan and traditional settlement of tanean lanjang. Batik activities that originally as a filler of spare time, is currently done to earn income.The changes of paradigm is expected to have an impact on changing the pattern of arragement of tanean lanjang. The research was descriptive with qualitative method which was done on 6 (six) groups of tanean lanjang. The changes in the paradigm of society do not show much change in the pattern of arragement of tanean lanjang in the kampung batik of Tanjung Bumi. The tanean lanjang (the long of yard); fence; location, orientation, hierarchy, and shape of the Langgar; and the porch of houses are the elements that are preserved. The function of the Langgar becomes less. The spaces in the houses are private whereas the porch of the houses has changed on its character from semi-privat become semi-public. The changes happened on its pattern, total, and the function of the residential space which more complex. It is also much more influenced by development of life of social than the development of batik activities.The pattern of tanean lanjang can be a place of the develpment of batik activities. The traditional settlement of tanean lanjang is still suitable with the meaning the way of life today.
Designing Public Open Spaces as a Form of Environmental Identity Eva Elviana; Sri Suryani; Wiwik Dwi Susanti
Nusantara Science and Technology Proceedings International Seminar of Research Month Science and Technology in Publication, Implementation and Co
Publisher : Future Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The presence of open space in the middle of the buildings can be a counterweight to the environment. Physically the composition between buildings and open space (solid – void) forms a harmony in a spatial pattern. Open space in a residential environment provides a very important function, because the presence of open space can support community activities, such as gathering, and socialization among citizens, playing, cycling and exercising, as well as providing recreational area for residents. On a wider scale, such as urban environment, the presence of public open space can also function as the place of meetings among citizens of different types of men and women, young and old as well as various social status, buying and selling activities, playing ground and recreation, especially in the afternoon or holiday time, as well as other public activities. This shows the importance of the role and function of open space in supporting the activities of citizens and the surrounding environment. This research was conducted to study an open space design with roles and function that can be accommodated there so it can form the character/identity of the environment. The research was done by observing the open space in a simple housing environment and conducting interviews with residents. Further exploring in a design. Characteristic functions and typical community activities in a simple housing environment becomes the dominant factors in forming the traits and identities.
The Concept of Cultural Tourism Development of Sanggraloka Sekar Wilis in Ponorogo with A Vernacular Architectural Approach Eva Elviana; Erwin Djuni Winarto
Nusantara Science and Technology Proceedings 5th International Seminar of Research Month 2020
Publisher : Future Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/nstp.2021.0920

Abstract

Sanggraloka Sekar Wilis is a tourist spot developed by local people in the village of Kesugihan, Pulung sub-district, Ponorogo. By exploring the beauty of the natural panorama combined with the cool mountain air at the foot of Mount Wilis. Currently, the existing facilities reflect a family tour, but there are no facilities to accommodate cultural arts activities, which are so closely related to the people of Ponorogo. Therefore, it takes a development concept that combines tourist attractions, cultural attractions, and natural beauty. The development concept is manifested in the layout design (layout) and building layout designs that carry the theme of local-traditional architecture (vernacular). This research is included in the qualitative descriptive research category, which describes all the potentials and problems, and performs the qualitative analysis. To explore the culture of the people, the local art of the building (local architecture) and the character of the area were carried out using synchronic reading and diachronic reading techniques. So that the resulting formulation of the concept of cultural tourism development with a vernacular architectural approach. This research was conducted to raise the traditional values ??and localization of the art of building (vernacular architecture) in the concept of developing facilities to accommodate cultural arts attractions so that the appearance of the building is expected to reflect the locality. The results showed that using vernacular architecture can reflect the identity of the area, and can create harmony with the environment.
Pemanfaatan Potensi Alamiah Kawasan Gunung Beruk Ponorogo dalam Mendukung Wisata Berkelanjutan Eva Elviana; Rizka Tiara Maharani; Diyan Lesmana
Envirotek : Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol 14 No 2 (2022): Envirotek : Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.164 KB) | DOI: 10.33005/envirotek.v14i2.229

Abstract

Kawasan Gunung Beruk terletak di desa Karang Patihan Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo, banyak menyimpan kekayaan alamiah berupa pemandangan alam yang indah, lahan berkontur membentuk perbukitan, hawa sejuk pegunungan, serta aneka jenis pepohonan khas pegunungan, yang dapat dikembangkan menjadi sebuah kawasan wisata. Pesona keindahan alam dengan karakteristik pegunungan, dapat menjadi pemicu timbulnya atraksi wisata yang berbasis pada lingkungan alam. Diharapkan kegiatan wisata yang terbentuk nantinya dapat menjamin keberlanjutan. Penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi potensi kekayaan alam Gunung Beruk, dalam menghasilkan sebuah atraksi wisata yang menarik dan menyenangkan, serta berkelanjutan. Metode penelitian dilakukan dengan melakukan analisis terhadap potensi alamiah kawasan Gunung Beruk, dengan mengeksplorasinya agar menghasilkan sebuah atraksi wisata yang berkelanjutan. berbasis pada budaya kelokalan setempat, sehingga dapat menjamin keberlanjutannya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa berbagai ragam atraksi wisata yang berbasis pada kelokalan budaya setempat serta didukung oleh karakter alam pegunungan, akan dapat mendukung terciptanya wisata yang berkelanjutan.
Pemanfaatan Potensi Alamiah Kawasan Gunung Beruk Ponorogo dalam Mendukung Wisata Berkelanjutan Eva Elviana; Rizka Tiara Maharani; Diyan Lesmana
Envirotek : Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 14 No. 2 (2022): Envirotek: Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/envirotek.v14i2.24

Abstract

Kawasan Gunung Beruk terletak di desa Karang Patihan Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo, banyak menyimpan kekayaan alamiah berupa pemandangan alam yang indah, lahan berkontur membentuk perbukitan, hawa sejuk pegunungan, serta aneka jenis pepohonan khas pegunungan, yang dapat dikembangkan menjadi sebuah kawasan wisata. Pesona keindahan alam dengan karakteristik pegunungan, dapat menjadi pemicu timbulnya atraksi wisata yang berbasis pada lingkungan alam. Diharapkan kegiatan wisata yang terbentuk nantinya dapat menjamin keberlanjutan. Penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi potensi kekayaan alam Gunung Beruk, dalam menghasilkan sebuah atraksi wisata yang menarik dan menyenangkan, serta berkelanjutan. Metode penelitian dilakukan dengan melakukan analisis terhadap potensi alamiah kawasan Gunung Beruk, dengan mengeksplorasinya agar menghasilkan sebuah atraksi wisata yang berkelanjutan. berbasis pada budaya kelokalan setempat, sehingga dapat menjamin keberlanjutannya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa berbagai ragam atraksi wisata yang berbasis pada kelokalan budaya setempat serta didukung oleh karakter alam pegunungan, akan dapat mendukung terciptanya wisata yang berkelanjutan
UPAYA PENINGKATAN CITRA KAWASAN WISATA BUDAYA PADA SANGGRALOKA SEKAR WILIS PONOROGO Eva Elviana; Erwin Djuni Winarto; Azkia Avenzoar
Envirotek : Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 13 No. 1 (2021): Envirotek: Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/envirotek.v13i1.130

Abstract

Sanggraloka Sekar Wilis merupakan nama sebuah kawasan wisata yang terletak di desa Kesugihan Kecamatan Pulung, Ponorogo. Dengan lokasi tapak di lereng gunung Wilis, dilatar belakangi perbukitan, memberikan panorama alam yang indah, didukung dengan berbagai macam pepohohan sebagai peneduh serta adanya sumber air bersih yang dimanfaatkan menjadi sebuah kolam renang keluarga. Adanya beberapa fasilitas bermain anak, serta bumi perkemahan, menjadikan tempat ini banyak dikunjungi oleh masyarakat sekitar. Meski terdapat bangunan Pendopo dengan style Joglo Panoragan pada kawasan ini, namun citra kawasan yang mencerminkan seni budaya Ponorogo, belum tesedia secara memadai. Atraksi budaya seperti pagelaran tari Reog Ponorogo, dilakukan pada ruang terbuka yang masih cukup luas. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan upaya meningkatkan citra kawasan sebagai wisata budaya, melalui eksplorasi elemen-elemen arsitektur sehingga mampu meningkatkan citra kawasan dengan mengangkat nilai-nilai tradisi-kelokalan (vernacular). Penelitian kualitatif ini menggunakan metode analisis secara diskriptif melalui observasi lapangan dan indepth interview. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan arsitektur vernacular pada penyelesaian bangunannya, dapat peningkatan citra kawasan wisata, sehingga memperkuat identitas budaya Ponorogo.
QUESTIONING THE BENEFITS OF ARCHITECTURE WITH A USE AND IMAGE APPROACH Wiwik Dwi Susanti; Fairuz Mutia; Eva Elviana
Border: Jurnal Arsitektur Vol. 3 No. 2 (2021): NOVEMBER 2021
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Architecture and Design, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/border.v3i2.71

Abstract

The basic concepts of use and image introduced by Romo Mangun became the basis for harmonization in architecture that collaborated contextually with gatra elements. The phenomenon that occurs at this time is that many architectures are oriented to the image aspect, one of which is the emergence of thematic villages that have been transformed into tourist areas. It's like an oasis in the hustle and bustle of city life. The beautification carried out focuses on the physical aspect (image), the local character of the urban village is removed. Colorful thematic village in Malang City, the image aspect is more highlighted, while the use aspect is still questionable. The new facilities that have sprung up seem to eliminate the character of the urban village which is synonymous with heterogeneity. In this study, attempts to explore colorful villages with an image and use approach, because the village is identical with various kinds of problems that can be solved by architecture. The method used in this research is descriptive qualitative method. It is hoped that this research will be able to provide an illustration that in architecture it is not only emphasized on the image aspect but also with the use aspect.