Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pergeseran koseismik dari Gempa Bumi Jawa Barat 2009 Irwan Meilano; Hasanuddin Z. Abidin; Heri Andreas; Dina Anggraeni; Irwan Gumilar; Teriyuki Kato
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 1, No 1 (2010)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.483 KB) | DOI: 10.34126/jlbg.v1i1.4

Abstract

SARIUntuk mengetahui besar dan pola pergeseran koseismik Gempa Bumi Jawa Barat 2009, telah dilakukan pengamatan GPS (Global Positioning System) pada 4 – 7 September 2009. Hasil pengolahan data menunjukkan terdapat pergeseran koseismik maksimum sebesar 2,1 cm terdeteksi di sekitar Garut Selatan. Secara umum pola pergeseran tersebut menunjukkan arah baratdaya (SW) untuk stasiun GPS yang terletak di timurlaut (NE) dari sumber gempa bumi. Sedangkan untuk stasiun GPS yang terletak pada arah baratlaut (NW) dari sumber gempa bumi di sekitar Kota Cianjur, tidak menunjukkan pola pergeseran yang signifikan. Data pergeseran di permukaan tersebut digunakan untuk menentukan geometri sumber gempa menggunakan pemodelan dislokasi elastis. Sumber gempa memiliki arah jurus N600E kemiringan 500, dengan mekanisme sesar naik. Arah sudut jurus ini hampir tegak lurus dengan arah kompresif maksimum akibat tunjaman Lempeng Australia sehingga disimpulkan bahwa gempa bumi ini bukan gempa bumi interplate tetapi gempa bumi intraslab.Kata kunci: Pergeseran koseismik, Gempa Bumi Jawa Barat 2009, intraslabABSTRACTOn September 4-7 2009, GPS observation was carried out to determine the amount and pattern of coseismic displacement of the 2009 West Java earthquake. GPS data analysis show that 2.1 cm coseismic displacement was detected around South of Garut. In general, coseismic displacement pattern show South- West direction of displacement for GPS station located at North-East. While no significant coseismic displacement was detected for GPS station located North-West of epicenter. Surface displacement data was used to determine earthquake source’s geometry by using elastic dislocation modeling technique. The strike of the earthquake was 600, dip 500 and the mechanism was reverse fault. The inferred strike was perpendicular to the direction of maximum compression of Australian Plate subduction so it can be concluded that the earthquake did not occur in the interplate but in the intraslab.Keywords: Coseismic displacement, 2009 West-Java earthquake, intraslab
Pemetaan Permasalahan Sistem Referensi Koordinat pada Well-tie dan Vintage Processing Dwi Wahyu Utomo; Heri Andreas; Mipi Ananta Kusuma
Indonesian Journal of Geospatial Vol 5 No 2 (2016)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Penelitian ini ditujukan untuk memetakan permasalahan yang terjadi pada kegiatan eksplorasi migas dengan survei seismik terkait aspek geodetik. Metode penelitian ini dilakukan berdasarkan kajian literatur dan mempelajari penelitian-penelitian terdahulu terkait permasalahan aspek geodetik pada kegiatan survei seismik. Permasalahan terjadi pada tiap tahapan pada kegiatan eksplorasi tersebut. Permasalahan bermula dari adanya pergeseran dalam penentuan titik kontrol yang digunakan dalam kegiatan survei seismik, kemudian terdapat permasalahan pendefinisian sistem referensi koordinat yang digunakan dalam seismic line, vintage, dan well-tie, serta permasalahan pada saat injeksi data navigasi dan terdapat permasalahan blunder. Permasalahan tersebut merambat pada permasalahan pergeseran penentuan titik pengeboran, kegagalan dalam tahap pengeboran menimbulkan kerugian finansial yang cukup besar. Diberikan solusi penyeragaman sistem referensi koordinat serta pentingnya peran teknik geodesi pada setiap tahapan dalam survei seismik tersebut.
Karakteristik Deformasi Gunungapi Ijen dalam Periode 2002-2005 Hasil Estimasi Metode Survei GPS Hasanuddin Z. Abidin; Muhammad Hendrasto; Heri Andreas; Muhammad Gamal; Mipi A. Kusuma; Umar Rosadi; Iyan Mulyana; Dedi Mulyadi; Ony K. Suganda; Bambang H. Purwanto; Fumiaki Kimata
Journal of Mathematical and Fundamental Sciences Vol. 39 No. 1-2 (2007)
Publisher : Institute for Research and Community Services (LPPM) ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemantauan aktivitas gunungapi dapat dilakukan dengan berbagai metode, dimana salah satunya adalah metode deformasi. Metode ini dapat diimplementasikan menggunakan beragam sensor dan teknik, dimana salah satunya adalah teknik yang menggunakan pengamatan terhadap satelit GPS (Global Positioning System). Makalah ini menjelaskan penggunaan metode survei GPS secara periodik untuk studi deformasi Gunungapi Ijen, gunungapi aktif tipe-A yang terletak di Jawa Timur. Dari hasil survei GPS yang telah dilaksanakan pada Juni 2002, April 2004, Juni 2004 dan Agustus 2005 teramati bahwa pada saat aktivitas gunung Ijen meningkat, pergeseran titik-titik pengamatan dapat mencapai sekitar 1-2 dm, baik dalam komponen horisontal maupun vertikal. Deformasi dalam level ini belum disertai dengan aktivitas letusan dari gunung Ijen.
KONTRIBUSI PENGAMATAN GEODESI MODERN DALAM MEMAHAMI DINAMIKA TEKTONIK DI INDONESIA: ESTIMASI KUTUB EULER LEMPENG MINOR SUNDA Dina Anggreni Sarsito; Susilo Susilo; Dhota Pradipta; Heri Andreas
Bulletin of Geology Vol 3 No 1 (2019): Bulletin of Geology
Publisher : Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), Institut Teknologi Bandung (ITB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/bull.geol.2019.3.1.5

Abstract

Penentuan Kutub Euler Sesaat Resen pada saat ini adalah salah satu kontribusi bidang geodetik untuk penentuan geo-kinematik bumi menggunakan asumsi geometrik bola ideal. Parameter kutub Euler diestimasi berdasarkan perubahan kecepatan/ pergerakan minimal tiga stasiun GNSS-GPS yang terletak di zona rigid yang sama. Dengan menggunakan best fitting L2-Norm dari data observasi GNSS GPS pada tahun 1992-2017, hasil estimasi yang dihasilkan memberikan sensitivitas yang tidak homogen terhadap pola distribusi titik pengamatan. Residu absolut dari pengamatan terhadap hasil estimasi kecepatan kutub Euler akan menunjukkan keberadaan stasiun di dalam atau di luar zona rigid. Dengan menerapkan semua langkah yang disebutkan, nilai estimasi Kutub Euler Sesaat Resen dari blok mikro Sunda adalah di bawah 5mm/tahun untuk residu absolut dengan akurasi hingga 1mm/tahun, dengan demikian parameter ini dapat digunakan sebagai informasi geo-kinematik yang akurat. Kata kunci: Geodesi, Lempeng Minor, Sunda, Kutub Euler, L2-Norm Minimization