Idham Effendi
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Sistem Imbuhan Air Tanah Karst Pada Sub-sistem Hidrogeologi Wonosari – Baron, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Berdasarkan Analisis Isotop 18O dan 2H Taat Setiawan, ST. MT.; Soeharti Isnaini; Novi M.A Asghaf; Idham Effendi
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 9, No 3 (2018)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1801.003 KB) | DOI: 10.34126/jlbg.v9i3.235

Abstract

AbstrakPenelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi sistem imbuhan air tanah karst Kab. Gunungkidul, khusunya sub-sistem Wonosari Baron, berdasarkan analisis isotop stabil air tanah (18O dan 2H). Hasil penelitian menunjukkan beberapa karakter sistem imbuhan air tanah. Air tanah pada dataran Wonosari menunjukkan keterkaitan dengan imbuhan yang bersifat lokal hingga menengah. Air tanah pada mata air permanen dan sistem sungai bawah tanah Bribin – Seropan menunjukkan keterkaitan dengan sistem imbuhan yang bersifat regional. Air tanah pada kompleks mata air Baron dan Ngobaran menunjukkan keterkaitan dengan imbuhan yang bersifat lokal hingga regional.Kata kunci : isotop 18O dan 2H, air tanah karst, Gunungkidul.AbstractThis research was conducted to identify karst groundwater recharge of Gunungkidul Regency, especially the Wonosari Baron sub-system, based on stable isotope analysis of groundwater (18O and 2H). The results show some character of groundwater recharge system. Groundwater on the Wonosari plain shows a correlation with local to medium-recharge system. Groundwater in permanent springs and the Bribin - Seropan underground river system show a linkage to the regional recharge system. Groundwater in the Baron and Ngobaran springs complex is associated with local to regional recharge system.Keywords : isotope of 18O and 2H, karstic groundwater, Gunungkidul.
Karakteristik Interaksi Air - CO2 - CaCO3 dan Analisis Sistem Aliran Air Tanah Karst Musim Kemarau di Kab. Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta Taat Setiawan; Soeharti Isnaini; Novi M. A. Asghaf; Idham Effendi
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 29, No 2 (2019)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/risetgeotam2019.v29.1022

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan pengukuran sifat fisika dan kimia air di lapangan berupa suhu, daya hantar listrik, pH, dan ion HCO3-, serta analisis hidrokimia di laboratorium terhadap contoh air dari sumur bor, mata air, dan sungai bawah tanah. Interpretasi aliran air tanah karst sebagai bentuk interaksi antara air (H2O), CO2, dan CaCO3 dilakukan dengan menghitung indeks kejenuhan CaCO3 dan tekanan parsial CO2. Hasil analisis menunjukkan air tanah pada mata air dan sungai bawah tanah memiliki tingkat interaksi air- CaCO3 lebih singkat dan interaksi air-CO2 lebih lama dibanding air tanah pada sumur bor. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa sistem akuifer karst pada satuan plato Wonosari memiliki karakter aliran difusi yang bersifat tertutup, sedangkan pada satuan perbukitan karst Gunungsewu menunjukkan adanya perubahan karakter aliran secara difusi pada zona epikarst menjadi aliran konduit.This study was conducted by measuring the physical and chemical properties of water in the field: temperature, electrical conductivity, pH, and HCO3-, as well as hydrochemical analysis of major ions in the laboratory against water samples from boreholes, springs, and underground rivers. Groundwater flow system as a result of water-CO2-CaCO3 interaction is interpreted by calculating the saturation index of CaCO3 and the partial pressure of CO2. The results of the analysis show that groundwater in springs and underground rivers have shorter water-rock interaction and longer water-CO2 interactions than groundwater in boreholes. This condition indicates that the karst aquifer system in the Wonosari plateau unit has a character of diffusion flow (closed system), whereas in the Gunungsewu karst hills shows a change in the character of the flow diffusion in the epikarst zone into a conduit flow.