Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisa Kekuatan Perkerasan Runway, Taxiway, dan Apron (Studi Kasus Bandar Udara Soekarno Hatta dengan Pesawat Airbus A-380) Rindu Twidi Bethary; Muhammad Fakhruriza Pradana; Suni Basidik
Journal Industrial Servicess Vol 1, No 1 (2015): Oktober 2015
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v1i1.311

Abstract

Pertumbuhan volume lalu lintas udara yang cukup tinggi menyebabkan dibutuhkannya jenis pesawat yang dapat mengangkut jumlah orang dalam jumlah besar, pesawat Airbus A-380 merupakan pesawat yang mampu mengangkut penumpang terbanyak di dunia saat ini. Besarnya beban yang di akibatkan oleh pesawat Airbus A-380 ditambah bertumbuhnya volume lalu lintas menyebabkan perlu adanya evaluasi terhadap kekuatan struktur perkerasan pada bandar udara Soekarno –Hatta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kekuatan perkerasan runway, taxiway, dan apron mampu menahan beban dari pesawat airbus A-380. Penelitian ini menggunakan metode ICAO dengan mengumpulkan data-data terkait dari instansi pengelola bandar udara, data – data yang dibutuhkan merupakan data sekunder seperti perkerasan eksisting, karakteristik pesawat, pergerakan pesawat, dan nilai PCN pada bandar udara Soekarno – Hatta. Berdasarkan grafik kekuatan perkerasan bandar udara Soekarno-Hatta, mampu menahan beban hingga sebesar 80.000 lbs, nilai ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan berat pesawat Airbus A-380 yang sebesar 57.000 lbs. Kemudian hal ini di perkuat dengan nilai Pavement Classification Number pada bandar udara Soekarno Hatta sebesar 120 R/D/W/T dan 96 R/D/W/T (pada Apron terminal 3) lebih besar dari nilai Aircraft Classification Number dari pesawat jenis Airbus A-380 yaitu sebesar 94 R/D/M. 
ANALISIS WAKTU BAKU KAPAL DI PELABUHAN PENYEBERANGAN MERAK ( Studi Kasus Dermaga 4 dan 5 ) Muhammad Fakhruriza Pradana; Rindu Twidi Bethary; Dewi Suharyanti
Jurnal Fondasi Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : JURUSAN TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jft.v8i1.5400

Abstract

Pelabuhan penyeberangan Merak merupakan pintu gerbang lalu lintas Jawa-Sumatera yang terletak di Kota Cilegon. Pelabuhan Merak saat ini memiliki 5 dermaga yang beroperasi. Pelabuhan Merak kurang mengoptimalkan penggunaan dermaga 4 dan 5, dikarenakan dermaga 4 dan 5 belum memiliki trayek tetap untuk jadwal kapal bersandar. Pengelolaan pelabuhan Merak yang tidak efektif merupakan salah satu penyebab rendahnya pelayanan. Salah satu parameter yang perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan pelayanan ada lahlamanya waktu operasional yang dibutuhkan kapal di pelabuhan.Data yang digunakan adalah data primer yang merupakan hasil dari wawancara berbagai sumber dan data hasil survey waktu bongkar muat dan manuver kapal. Data sekunder adalah jadwal keberangkat an kapal, jumlah dan kapasitas kapal.Waktu baku operasional merupakan jumlah dari waktu bongkar muat dan manuver dikalikan dengan kapasitas kapal. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Nilai waktu baku operasional kapal di Pelabuhan Merak rata-rata 62,124 menit/kapal. Dimana waktu baku dari masing-masing kapal sesuai dengan kapasitasnya adalah: kapal dengan kapasitas 20 kendaraan roda empat sebesar 54.273 menit, kapasitas 26 kendaraan roda empat sebesar 58.555 menit, kapasitas 30 kendaraan roda empat sebesar 61.410 menit, kapasitas 32 kendaraan roda empat sebesar 62.837menit, kapasitas 34 kendaraan roda empat sebesar 64.265 menit, kapasitas 35 kendaraan roda empat sebesar 64.978 menit, kapasitas 38 kendaraan roda empat sebesar 67.119 menit, kapasitas 40 kendaraan roda empat sebesar 68.547 menit. 2) Nilai rata-rata sebesar 62,124 menit/kapal menunjukkan operasional kapal di Pelabuhan Merak belum optimal karena lebih dari selang waktu keberangkatan yang ditetapkan di Pelabuhan Merak yaitu sebesar 60 menit.
ANALISA PERKERASAN BANDAR UDARA MENGGUNAKAN METODE ACN-PCN DAN CBR (STUDI KASUS BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG) Muhammad Fakhruriza Pradana; Dwi Esti Intari; Faisal Ahmad Akbar
Jurnal Fondasi Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : JURUSAN TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jft.v9i1.7296

Abstract

Bandara Husein Sastranegara merupakan salah satu pusat keluar dan masuknya turis asing maupun domestik. Dibutuhkannya moda transportasi udara yang mampu mengangkut penumpang dengan kapasitas yang lebih besar dari moda transportasi yang ada di Bandara Husein Sastranegara. Sehubungan dengan meningkatnya pelayanan pesawat untuk jarak jauh serta seiring optimalisasi dan pengembangan bandar udara Husein Sastranegara, diperlukan evaluasi sisi operasional kondisi perkerasan bandar udara tersebut, maka penelitian ini akan menganalisa nilai PCN bandar udara Husein Sastranegara dengan ACN relatif pada Boeing 787-9 dreamliner sebagai pesawat rencana, serta menganalisa ketebalan lapis perkerasan dengan metode california bearing ratio (CBR) menggunakan pesawat rencana Boeing 787-9 dreamliner.Penelitian ini bertujuan mengetahui kelayakan dan optimalitas operasional ACN pesawat Boeing 787-9 dreamliner terhadap PCN bandara Husein Sastranegara dan mengetahui kelayakan ketebalan perkerasan bandara Husein Sastranegara terhadap ketebalan perkerasan untuk pesawat Boeing 787-9 dreamliner. Penelitian ini menggunakan metode ACN-PCN dan CBR dengan pesawat rencana Boeing 787-9 dreamliner.Nilai ACN yang dihasilkan pada komputasi software COMFAA adalah 85,3/F/C/X dan nilai ACN dari tabel pesawat terbang adalah 87/F/C/X. Nilai PCN bandara Husein Sastranegara Bandung adalah 50/F/C/X/T. Bandar udara Husein Sastranegara Bandung belum layak menampung pesawat Boeing 787-9 dreamliner dan harus meningkatkan nilai PCN sebesar 87/F/C/X untuk dapat mengoptimalkan pesawat Boeing 787-9 dreamliner. Tebal perkerasan total yang dibutuhkan pesawat Boeing 787-9 dreamliner  adalah sebesar 127 cm. Tebal perkerasan eksisting yang ada di bandar udara Husein Sastranegara Bandung adalah 100 cm. Bandar udara Husein Sastranegara Bandung belum layak menampung pesawat Boeing 787-9 dreamliner dan harus overlay 27 cm untuk dapat menampung pesawat Boeing 787-9 dreamliner.
Analisis Pengaturan Pola Parkir Dan Kebutuhan Parkir (Studi Kasus Stasiun Tangerang) Muhammad Fakhruriza Pradana; Rindu Twidi Bethary; Adi Lukman Amir
Jurnal Fondasi Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : JURUSAN TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1039.631 KB) | DOI: 10.36055/jft.v7i2.4074

Abstract

Stasiun Tangerang merupakan salah satu stasiun yang terletak di provinsi Banten.Stasiun ini termasuk stasiun besar kelas C. Lahan parkir di stasiun Tangerang hanya memliki satu penempatan, yakni areal yang dibangun sebagai ruang parkir stasiun (off street parking).Pada areal yang disediakan oleh stasiun Tangerang ini dibedakan menjadi 3 tempat areal parkir yakni areal parkir khusus motor, areal parkir motor dan mobil, serta areal khusus mobil.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaturan pola parkir dan kebutuhan lahan parkir di stasiun Tangerang. Pola parkir stasiun Tangerang di desain sesuai dengan pedoman perencanaan dan pengoprasian fasilitas parkir 1998 . Pengumpulan data yang dibutuhhkan dari instansi pengelola parkir pada stasiun Tangerang, data data yang dibutuhkan berupa data primer dan data sekunder.Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk lahan parkir satu dengan luas lahan parkir 2100 m2 didapat kapasitas kendaraan roda dua 696 dan roda empat dapat 25 unit kendaraan, untuk lahan parkir dua dengan luas lahan parkir 1440 m2 didapat kapasitas kendaraan roda dua 700 unit kendaraan, dan lahan parkir tiga yang mempunyai luas lahan 1785m2 didapat kapasitas kendaraan roda empat 82 unit kendaraan. Maka pada hari kerja atau ramainya pengunjung untuk lahan parkir satu dan dua belum memenuhi kebetuhan parkir yang diminta , sedangkan lahan parkir tiga sudah dapat memenuhi kebutuhan parkir yang diminta.