Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KERAGAMAN KELAS BIVALVIA BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGIS DAN HABITAT DI PANTAI BINALATUNG DAN SELAYUNG KOTA TARAKAN KALIMANTAN UTARA Zainuddin Zainuddin; Nyoman Puniawati Soesilo; Trijoko Trijoko
Jurnal Harpodon Borneo Vol 11, No 1 (2018): Volume 11 No.1 April 2018
Publisher : Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (637.601 KB) | DOI: 10.35334/harpodon.v11i1.531

Abstract

Sebagian besar Bivalvia di Kota Tarakan memiliki nilai ekonomis sehingga terus dieksploitasi untuk dijadikan bahan makanan maupun bahan baku cendramata. Akan tetapi belum ada catatan tentang kekayaan Bivalvia di perairan pantai Kota Tarakan. Tujuan penelitian ini mengetahui keanekaragaman Kelas Bivalvia di Pantai Binalatung dan Selayung Kota Tarakan berdasarkan karakter morfologis dan habitat. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode transek dengan ukuran 10 m x 10 m. Spesimen dikumpulkan dari zona subtidal dan intertidal Pantai Binalatung dan Selayung. Bivalvia yang didapatkan diidentifikasi karakter morfologi, fisikokimia air, substrat, dan tekstur subtrat diambil dan diukur pada semua stasiun. Data morfologi dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga spesies yang ditemukan dan dikelompokkan menjadi tiga Famili, tiga Ordo dan dua Subkelas. Karakter morfologi yang ditemukan yaitu, Bentuk cangkang, Warna cangkang, Keadaan cangkang, Pahatan cangkang, Periostrakum, Umbo, Bekas Otot, Garis Pallial. Spesies Meretrix meretrix di ditemukan pada masing-masing stasiun di zona intertidal maupun subtidal. Sedangkan spesies Saccostrea cucculata di ditemukan pada masing-masing stasiun di zona intertidal.
PENGENALAN COASTAL CLEAN-UP DI KAWASAN EKOWISATA PULAU DERAWAN, KABUPATEN BERAU, KALIMANTAN TIMUR Zainuddin Zainuddin; Gazali Salim
Jurnal Pengabdian Masyarakat Borneo Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpmb.v2i2.521

Abstract

Pulau Derawan memiliki habitat sesuai ecological preference salah satunya adalah kawasan Wisata PulauDerawan. Yang terletak di Kecamatan Pulauan Derawan, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur.Besarnya potensi sumberdaya hayati laut yang tinggi harus di imbangi dengan melindungi habitat ekosistembiota tersebut terutama di Ekowisata Pulau Derawan. Perlindungan habitat sangat penting bagi kelangsunganhidup biota laut sehingga biota laut sangat perlu dijaga kelestariannya dalam hal bersih-bersih di kawan PulauDerawan. Bersih-bersih pantai atau Coastal Clean-up merupakan kegiatan internasioal yang di kembangkandi daerah pantai untuk keberlangsungan dan perlindungan ekosistem. Kegiatan coastal clean-up telahdilaksanakan di daerah ekowisata Pulau Derawan didapatkan 3 jenis sampah yaitu dari rumah tangga, sampahdari alam dan sampah wisatawan. Total keseluruhan sebanyak 157 kg dengan komposisi distribusi jenissampah berasal dari wisatawan sebesar 2 kg dengan persentase sebesar 1 % kemudian distribusi jenis sampahberasal dari alam sebesar 60 kg dengan persentase sebesar 38 % kemudian distribusi jenis sampah berasal dariwarga/rumah tangga sebesar 95 kg dengan persentase sebesar 61 %.
Utilization of Trash Fish for Cultivation of Crablet Mud Crab (Scylla serrata) Heppi Iromo; Dori Rachmawani; Abdul Jabarsyah; Zainuddin Zainuddin
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 25, No 3 (2020): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ik.ijms.25.3.110-114

Abstract

The high demand for mud crabs in North Kalimantan causes catch to increase in the wild. If it is not balanced with efforts to increase its aquaculture of mud crab, in the future there will be a decline in population. This study aims to determine the growth and survival rate of mud crab seed (crablet, Scylla serrata) in the application method of different types of trash fish. This research used a completely randomized design with 4 treatments and 3 replications. The Crablet used carapace width average 0.07-0.09 cm and weigh average 0.05-0.07 g with total 150 crablets. The treatments applied by trash fish were (A) Tilapia Fish (Oreochromis mossambicus), (B) Longfin Herrings Fish (Ilisha elongata), (C) Sword Fish (Trichiurus lepturus) and (D) Snails (Telescopium telescopium). The results were The best weight growth of crablet occurs in the treatment of T. lepturus (P>0.05) and  the highest of survival rates of crablet were found in treatment T. telescopium (P<0.05)  than the other. The trash fish were used turned out to be able survival of crablet mud crab (Scylla serrata).
Penggunaan Probiotik EM4 Terhadap Laju Pertumbuhan Ikan Lele (Clarias Sp) Dengan Dosis yang Berbeda Zainuddin Zainuddin; Awaludin awaludin; Acay Acay; Atika Okta Melisa
Journal Of Biology Education Vol 4, No 2 (2021): Journal Of Biology Education
Publisher : Tadris Biologi IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/jobe.v4i2.11969

Abstract

Penelitian penggunaan probiotik komersial dengan dosis yang berbeda terhadap pertumbuhan ikan lele dilakukan di Mini Hatchery Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Borneo Tarakan tahun 2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan probiotik terhadap laju pertumbuhan ikan lele (Clarias sp)dengan dosis yang berbeda dengan ukuran 4-5 cm. penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 3 ulangan. A (kontrol), B (10 ml/kg pakan), C (20 ml/kg pakan) dan D (30 ml/kg pakan). Penelitian ini dilakukan selama 30 hari. Parameter yang diamti adalah pertumbuhan panjang dan berat, kelangsungan hidup, serta beberapa parameter kualitas air seperti suhu, pH, DO dan amoniak. Pengukuran pertumbuhan ikan lele dilakukan 2 kali hari pertama dan hari terakhir penelitian yang berlangsung 30 hari. Hasil penelitian menunjukan pertumbuhan panjang rata-rata ikan lele pada perlakuan A (1,100± 0,190 cm), B (1,0600 ± 0,141 cm), C (1,0633 ± 0,041 cm) dan perlakuan D (3,3067 ± 3,120 cm). Rata-rata bobot ikan lele pada perlakuan A (2,7800 ± 0,376 gr), B  (2,6100 ± 0,556 gr), C (3,646 ± 2,276 gr) dan perlakuan D  (3,026 ± 0,345 gr). Sedangkan pada kelangsungan hidup ikan lele pada perlakuan A (100 ± 00%), B (86,66 ± 11,54%), C (86,66 ± 11,54%) dan perlakuan D (100 ± 00%).