Dyah Maya Nihayah
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Need Assessment Desa Wisata Menuju Ecotourism Studi Kasus : Kecamatan Gunungpati Dyah Maya Nihayah; Eko Teguh Utomo; Eni Kusrini
Prosiding Seminar Nasional Inovasi Dalam Pengembangan SmartCity Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Inovasi Dalam Pengembangan SmartCity

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKKota Semarang selama ini dikenal sebagai kota industri dan bisnis, tapi bukan berarti Kota Semarang tidak memiliki tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi. Kecenderungan perkembangan dunia pariwisata mulai meninggalkan konsep pariwisata massal dan mengarah kepada konsep pariwisata lingkungan. Pemanfaatan jasa lingkungan untuk kepentingan wisata alam, perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan pariwisata alam yakni konservasi, edukasi, ekonomi, rekreasi dan peran / partisipasi masyarakat. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengidentifikasi potensi wisata dan melakukan need assessment desa wisata untuk mewujudkan Kecamatan Gunungpati sebagai daerah Ecotourism. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini ada 2 cara, yaitu dengan teknik penelitian lapangan (field research) ,observasi dan wawancara dengan wisatawan di kawasan wisata. Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode statistik deskriptif dilengkapi dengan literatur dan tulisan yang terkait dengan topik penelitian. Hasil penelitian menunjukan pengambangan desa wisata di Kecamatan Gunungpati sudah didukung dengan adanya potensi desa wista dan obyek wisata alam. Terdapat 5 desa wisata yang berada di kecamatan Gunungpati yang dikelola oleh kearifan lokal masyarakat dengan pendampingan Pemda Kota Semarang. Hal ini dapat dilihat dari tersedianya sarana prasarana yang memadai di tempat wisata seperti tempat parkir, toilet dan tempat sampah yang mampu menambah kenyaman bagi pengunjung. Kelompok-kelompok masayarakat di sekitar waduk Jatibarang terus berinovasi dalam menciptakan atraksi wisata. Hal ini bertujuan untuk mendukung potensi obyek wisata yang sudah ada dan menciptakan kegiatan wisata yang berinteraksi serta bertanggung jawab dengan alam atau sering disebut ecotourism.Kata Kunci : desa, wisata, need assessment, ecotourism
COMPETITIVENESS OF LEADING COMMODITIES TO SUPPORT DEVELOPING REGION OF AGROTOURISM Murwatiningsih Murwatiningsih; Dyah Maya Nihayah; Shanty Oktavilia
Economic Journal of Emerging Markets Volume 5 Issue 2, 2013
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/ejem.vol5.iss2.art6

Abstract

AbstractThe aim of the research is to seek the competitiveness of the leading commodity in Semarang city which supports the development of centre commodity in agrotourism area. The method of analysis is leading sector, scoring analysis and capacity asessment through FGD. The result of the research reveals that leading commodities are Durian, Longan, Water Apple, and Rambutan. It is found that subdistrict Gunungpati and Mangunsari are ready to be the centre of horticulture commodity because its strategic location. It is located nearby Jatibarang reservoir (potential to be a tourism village), its cultivation is relatively successful, accessable transportation, and good management. Hence, it can be the pilot project area.Key words: competitiveness, centre, commodity, horticultureJEL Classification: O20, Q10AbstrakKesejahteraan petani tidak meningkat karena daya saingnya rendah dan pengelolannya tidak optimal. Tujuan penelitian, untuk melihat daya saing komoditas unggulan Kota Semarang untuk mendukung pengembangan sentra komoditas di kawasan agrowisata. Metode analisis yaitu sektor basis, analisis scoring serta capacity assessment melalui FGD. Hasil penelitian menunjukkan komoditas yang diunggulkan di Gunungpati adalah durian, klengkeng, jambu air dan rambutan. Kelurahan Gunungpati dan Mangunsari siap dijadikan sentra komoditas hortikultura di Kecamatan Gunungpati karena letaknya strategis- dekat dengan waduk Jatibarang (dapat menjadi desa wisata), budidaya relatif lebih berhasil, transportasi dan akseptibilitas lebih mudah, pengelolaannya bagus sehingga sudah menjadi daerah percontohan.Kata Kunci: daya saing, sentra, komoditas, hortikulturJEL Classification: O20, Q10
KINERJA DAYA SAING KOMODITAS SEKTOR AGROINDUSTRI INDONESIA Dyah Maya Nihayah
Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol 19 No 1 (2012): VOL. 19 NO. 1 MARET 2012
Publisher : Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Stikubank

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (999.314 KB)

Abstract

International trade has developed very rapidly in recent years. In fact, Indonesia' export reaches US$ 11,8million in August 2010, especially from non oil export. That's the highest during the Indonesia's trade.Agroindustry sector can be the alternative to open the opportunities of efficient market. That's refers toachievement the economics of scale, due to using the local raw materials. Based on that, this research aimed toidentified the competitiveness of agroindustry's commodities. The data taken from the Standard Classification ofIndonesian Business Field (KBLI) in the Central Bureau of Statistics in 2009 and the Standard InternationalTrade Classification (SITC) 3 Digits from Comtrade, United Nations during 2005- 2009. Competitivenessperformance measured by the Revealed Comparative Advantage (RCA), and the Revealed SymmetricComparative Advantage (RSCA). The result showed 3 commodities, namely 'non soft' vegetable oils (SITC 422),natural rubber (SITC 231) and cocoa (SITC 072), that have the highest index of RCA and RSCA continouslyduring 2005-2008. Other outcomes indicates the decline of commodities that have Indonesia's market share isbigger than the world's market share. Appropriate policies are needed to select commodities which have a highscale economies and competitiveness in international marketKey words : comparative, RCA, RSCA, agroindustry