Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Kajian Pusat-Pusat Pelayanan Di Kabupaten Kampar Muliana, Rona; Astuti, Puji; Fadli, Akmal
JURNAL SAINTIS Vol 18 No 1 (2018)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/saintis.2018.vol18(1).2846

Abstract

[ID] Pusat-pusat pelayanan merupakan suatu aglomerasi dari berbagai kegiatan atau aktivitas serta aglomerasi dari berbagai prasarana dan sarana yang dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan wilayah. Pembangunan pusat-pusat pelayanan selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat juga diharapkan mampu mendukung pengembangan wilayah. Adapun tujuan penelitian ini adalah: (1) mengidentifikasi struktur pusat-pusat pelayanan di Kabupaten Kampar berdasarkan RTRW Kabupaten Kampar; (2) mengidentifikasi struktur pusat-pusat pelayanan di Kabupaten Kampar berdasarkan analisis skalogram dan indeks sentralitas; (3) menyusun rekomendasi struktur pusat-pusat pelayanan di Kabupaten Kampar. Metode penelitian adalah deduktif kuantitatif dengan menggunakan analisis skalogram dan indeks sentralitas. Hasil penelitian menunjukkan Dari draft RTRW Kabupaten Kampar dengan hasil analisis skalogram dan indeks sentralitas terdapat perbedaan struktur pusat-pusat pelayanan. Dari analisis skalogram dan indeks sentralitas tidak terdapat hirarki II dan hirarki III sehingga terjadi pemusatan fasilitas pada hirarki 1 yakni Kota Bangkinang sebagai ibukota Kabupaten. Setelah dibandingkan struktur pusat-pusat pelayanan di Kabupaten Kampar berdasarkan draft RTRW dengan analisis skalogram dan indeks sentralitas, maka direkomendasikan struktur pusat-pusat pelayanan di Kabupaten Kampar terdiri dari 5 hirarki yaitu hirarki I berada di Kecamatan Bangkinang Kota, hirarki II berada di Kecamatan Tapung, Kampar Kiri, Siak Hulu, dan Tapung Hulu, hirarki III berada di Kecamatan Tapung Hilir, Kampar Kiri Hilir, dan XIII Koto Kampar, hirarki IV berada di Kecamatan Bangkinang, Gunung Sahilan, Perhentian Raja, Salo, dan Kampar, hirarki V berada di Kecamatan Kampar Kiri Tengah, Rumbio Jaya, Kuok, Kampar Timur, Koto Kampar Hulu, Tambang, Kampar Utara, dan Kampar Kiri Hulu. [EN] Service centers are an agglomeration of various activities or activities as well as agglomeration of various infrastructure and facilities that can support the growth and development of the region. The development of service centers in addition to meeting the needs of the community is also expected to be able to support regional development. The objectives of this study are: (1) to identify the structure of service centers in Kampar Regency based on the Kampar Regency RTRW; (2) identifying the structure of service centers in Kampar District based on a scalogram analysis and centrality index; (3) prepare recommendations for the structure of service centers in Kampar District. The research method is quantitative deductive using scalogram analysis and centrality index. The results showed that from the draft of the Kampar District RTRW with the results of the scalogram analysis and the centrality index there were differences in the structure of the service centers. From the scalogram analysis and the centrality index there is no hierarchy II and hierarchy III so that there is a centralization of facilities in hierarchy 1 namely the City of Bangkinang as the capital of the Regency. After comparing the structure of the service centers in Kampar Regency based on the draft RTRW with a scalogram analysis and centrality index, it is recommended that the structure of the service centers in Kampar Regency consist of 5 hierarchies namely hierarchy I is in Bangkinang Kota District, hierarchy II is in Tapung District, Kampar Kiri, Siak Hulu, and Tapung Hulu, hierarchy III is in Tapung Hilir District, Kampar Kiri Hilir, and XIII Koto Kampar, hierarchy IV is in Bangkinang District, Mount Sahilan, Perhentian Raja, Salo, and Kampar, hierarchy V is in Kecamatan Subdistrict Kampar Kiri Tengah, Rumbio Jaya, Kuok, Kampar Timur, Koto Kampar Hulu, Tambang, Kampar Utara, and Kampar Kiri Hulu.
Analisis Implementasi Kawasan Teknopolitan di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau: Analysis of Techno Park Implementation in Pelalawan Regency, Riau Province Afni M Yulandra; Rona Muliana; Firdaus
JURNAL SAINTIS Vol. 20 No. 01 (2020)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.652 KB) | DOI: 10.25299/saintis.2020.vol20(01).4779

Abstract

[IN] Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi rencana teknopolitan di Kabupaten Pelalawan, mengidentifikasi implementasi rencana teknopolitan di Kabupaten Pelalawan dan merumuskan strategi pengembangan teknopolitan di Kabupaten Pelalawan. Metode penelitian yang digunakan deduktif kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode pengumpulan data dengan observasi, telaah pustaka dan wawancara. Adapun pemilihan responden yang diwawancara adalah dengan cara purposif sampling. Setelah melakukan penelitian, didapat kesimpulan bahwa dalam masterplan Teknopolitan Pelalawan direncanakan akan dikembangkan menjadi 7 zona, yakni zona pendidikan, zona riset, zona industri, zona perumahan, zona sarana dan pelayanan umum, zona perdagangan dan jasa, dan zona lindung dan konservasi. Pengembangan kawasan teknopolitan yang terdiri dari 7 zona telah memasuki tahap awal perkembangan dimana pada tahapan ini telah dibangun kawasan pendidikan berupa sekolah tinggi teknologi pelalawan (ST2P) dan lembaga riset yang meneliti bibit kelapa sawit dan klinik kelapa sawit (PPKS). Sementara progres lainnya adalah mulai dibangunnya sarana prasarana seperti jalan menuju dan dalam kawasan teknopolitan yang telah dibuka dan diperkeras. Untuk zona lindung dan konservasi juga telah disiapkan bibit untuk pembangunan kebun raya. Sedangkan untuk zona lainnya masih dalam tahap perencanaan. Adapun strategi dalam pengembangan teknopolitan selanjutnya adalah memaksimalkan kinerja ST2P sebagai pusat inovasi yang nantinya menginkubasi perusahaan pemula dalam industri hilir kelapa sawit dan memberikan layanan bisnis dan teknologi kepada UMKM yang sudah ada.
Efektivitas Implementasi Program Perumahan Bersubsidi Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah Kota Pekanbaru (Studi Kasus : Kecamatan Tenayan Raya) : Effectiveness of Subsidied Housing Programs Implementation for Low-Income Communities In Pekanbaru City (Case of Study: Tenayan Raya District) Firdaus Agus; Septia Fanny; Rona Muliana
JURNAL SAINTIS Vol. 20 No. 02 (2020)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/saintis.2020.vol20(02).5710

Abstract

[ID] Untuk mengetahui tercapai atau tidaknya suatu tujuan program perlu dilakukan evaluasi terhadap implementasi program tersebut, baik pelaksanaan program maupun hasilnya. Evaluasi diperlukan untuk mengukur tingkat efektivitas mekanisme program dari pembiyaan dan apakah efektivitas bila dilihat dari hasil pembangunannya, disamping itu akan diketahui sejauhmana peran pemerintah melalui Kepnmen PUPR No.348/KPTS/M/2015, sebab untuk beberapa tahun kedepan kebijakan pembangunan perumahan MBR ini masih relavan dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas program. Pendekatan yang digunakan dalam peneltian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif yang didukung oleh data dari hasil kuesioner, wawancara, dan observasi lapangan, serta data dari kajian dokumen dan telaah pustaka. Perhitungan efektivitas dilakukan dengan melakukan pembobotan menggunakan skala Likert yang didasarkan pada kriteria efektivitas. Hasil penelitian menunjukkan secara umum efektifitas Implementasi Program Perumahan Bersubsidi bagi MBR mendapat nilai 80% yang berarti Efektif. [EN] To find out whether or not a program goal has been achieved, it is necessary to evaluate the implementation of the program, both the program's implementation and its results. Evaluation is needed to measure the effectiveness of the program mechanism of financing and whether the effectiveness when viewed from the results of its development, besides that it will be known to what extent the role of government through the Ministry of PUPR No. 348 / KPTS / M / 2015, because for the next few years the MBR housing development policy is still relavan implemented. This study aims to determine the level of effectiveness of the program. The approach used in this research is a quantitative and qualitative approach which is supported by data from the results of questionnaires, interviews and field observations, as well as data from document review and literature review. The effectiveness calculation is done by measuring the Likert scale based on the effectiveness criteria. The results shows that Effectiveness of Subsidied Housing Programs Implementation at a rate of 80% which mean generally Effective.
KAJIAN PUSAT PERTUMBUHAN DAN WILAYAH HINTERLAND DI KABUPATEN SIAK Rona Muliana
JURNAL PLANOLOGI DAN SIPIL (JPS) Vol 3 No 2 (2021): JPS Volume 3 Nomor 2, Agustus 2021
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terpusatnya sarana prasarana di daerah perkotaan yakni Kota Siak Sri Indrapura sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Siak, menjadikan daerah sentra produksi perkebunan dan pertanian yang umumnya berada di wilayah yang jauh dari pusat kota cenderung mengalami kesulitan dalam memperoleh pelayanan dari fasilitas-fasilitas perekonomian dan interaksinya sangat terbatas ke pusat-pusat pelayanan tersebut. Hal ini kemudian berdampak pada terjadinya ketimpangan antar wilayah perkotaan dan pedesaan yang secara geografis cukup sulit dan jauh untuk dijangkau. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pusat pertumbuhan dan wilayah hinterland di Kabupaten Siak. Analisis data dilakukan dengan menggunakan tiga analisis, yaitu: (i) Analisis Skalogram untuk mengetahui Kecamatan yang berpotensi sebagai pusat dari kelengkapan sarana dan prasarana; (ii) Analisis Indeks Sentralitas berdasarkan Konig dan Shimbell untuk mengetahui tingkat konektivitas antar setiap Kecamatan; dan (iii) Analisis Gravitasi untuk mengetahui kekuatan interaksi dari masing-masing Kecamatan. Hasil penelitian menunjukkan ada 2 Kecamatan yang berpotensi sebagai pusat pertumbuhan utama yakni Kecamatan Siak dan Kecamatan Tualang. Jadi sudah semestinya Kabupaten Siak memiliki 2 inti atau 2 hirarki 1 (2 pusat pertumbuhan utama). Diharapkan dengan adanya 2 hiraki I diharapkan masalah kesenjangan wilayah di Kabupaten Siak teratasi. Kecamatan Tualang menjadi pusat pertumbuhan untuk Kabupaten Siak sebelah barat dan selatan. Sementara Kecamatan Siak menjadi pusat pertumbuhan untuk Kabupaten Siak sebelah timur dan utara.
Pelatihan Teknik Bercocok Tanam Hidroponik di Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru Febby Asteriani; Rona Muliana; Puji Astuti
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia Vol 1 No 1 (2021): JAMSI - September 2021
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.935 KB) | DOI: 10.54082/jamsi.44

Abstract

Pada saat ini, telah terjadi pergeseran paradigma dalam pembangunan. Masyarakat bukan saja sebagai obyek yang menjadi tujuan dari pembangunan, melainkan sekaligus menjadi Subyek atau pelaku dalam pembangunan, oleh karena itu sangat diperlukan partisipasi aktif dari masyarakat untuk ikut terlibat dalam pembangunan. Fenomena yang terjadi saat ini adalah masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Selain itu, semakin meningkatnya aktivitas manusia membuat kualitas udara semakin  berkurang. Bercocok tanam Hidroponik merupakan salah satu bentuk sederhana partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan. Selain bermanfaat untuk menjaga kelestarian lingkungan, teknik hidroponik ini juga dapat meningkatkan perekonomian keluarga dan membantu memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang pentingnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan serta ketrampilan teknik bercocok tanam Hidroponik. Metode yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan dan melakukan praktik langsung teknik bercocok tanam hidroponik. Peserta dalam kegiatan ini adalah masyarakat di Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru.  Hasil kegiatan menunjukkan bahwa peserta mulai memahami pentingnya ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan  sangat antusias dalam mengikuti kegiatan pelatihan terebut sehingga peserta pelatihan telah memiliki kemampuan dalam teknik bercocok tanam Hidroponik. Peserta pelatihan diharapkan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari serta dapat berbagi ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya kepada masyarakat lainnya.
Penanaman Tanaman Pangan dengan Pemanfaatan Lahan Tidur di Kelurahan Simpang Tiga Pekanbaru Febby Asteriani; Rona Muliana; Subhan Arridho; Apriyan Dinata
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia Vol 3 No 1 (2023): JAMSI - Januari 2023
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jamsi.574

Abstract

Masyarakat memiliki peran penting dalam pemanfaatan ruang, khususnya peruntukan lahan. Sebagian besar lahan potensial dimiliki oleh masyarakat. Fenomena yang terjadi saat ini, masih banyaknya warga yang membiarkan lahan milik mereka menjadi lahan tidur yang tidak termanfaatkan. Kebanyakan lahan tidur hanya ditumbuhi semak-semak belukar dan rumput liar. Sehingga sangat disayangkan apabila lahan yang dapat menghasilkan produk pertanian itu hanya dibiarkan saja. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat diberikan kepada warga RW 02 RT 01 Kelurahan Simpang Tiga Kota Pekanbaru. Tujuan kegiatan ini agar dapat mensosialisasikan pentingnya menjaga dan meningkatkan produktivitas lingkungan, dalam hal ini yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan tidur milik warga agar dapat lebih bermanfaat bagi masyarakat setempat. Kegiatan ini dilaksanakan dengan memberikan penyuluhan dan praktek secara langsung bagaimana cara menanam tanaman pangan dengan benar.. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa masyarakat mau menerima ilmu yang diberikan dan bersemangat melakukan praktek langsung teknik menanam tanaman pangan dengan benar serta meningkatnya pengetahuan mereka mengenai urban farming serta kesadaran dalam menjaga kelestarian lingkungan.
An Urban Form Study on Walking Choice (A Case Study in The Central Business District Jenderal Sudirman, Pekanbaru) Ade Wahyudi; Febby Asteriani; Rona Muliana; Adam Raihan Aulia; Muhammad Fikri
Jurnal Planologi Vol 20, No 1 (2023): April
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v20i1.24717

Abstract

                                                                          ABSTRACTUrban form and walking choice have complex relationships. Initial research has shown some drawbacks, uncertainties, and no inclusive results regarding the impact of urban form on walking choice since previous studies disregard walking purposes (utilitarian, transit, and non-utilitarian). The quantitative approach uses a statistical analysis and scoring index from the International Physical Activity and Environmental Project, while the qualitative approach applies a descriptive-analytic to describe travel behaviour and preference. The aims of this research are (1) to measure the walkability index with the urban forms approach, (2) to analyze the travel preference, travel behaviour for walking choice, (3) to see the effect of urban form on walking choice. The results showed that only two areas are walkable (Grid 2 with WAI 4,58 and Grid 5 with WAI 0,87). Meanwhile, the rest of the grids remained negative and had very low walkability indicators. Regarding walking preference, 63.40% of respondents contributed to non-active walking choice, whereas only 36.6% accounted for walking as their basic transportation mode. Interestingly, nearly 50% of walking preferences are done for non-utilitarian purposes since walking is still needed to keep their bodies healthy. Besides, the urban form variables have differently impacted on walking choice purposes. Firstly, walking for utilitarian purposes has been affected by entropy (P>{z} 0.049), floor area ratio (P>{z} 0.039), and household density (P>{z} 0.038). Therefore, walking for transit purposes has been influenced by connectivity (P>{z} 0.039), whereas walking for non-utilitarian purposes has been affected by household density (P>{z} 0.031).Keyword : surban form, utilitarian, transit, non-utilitarian, walkability ABSTRAKBentuk kota dan pemilihan moda berjalan kaki memiliki hubungan yang kompleks. Penelitian sebelumnya menunjukkan kelemahan, ketidakpastian, dan tidak adanya hasil yang jelas terkait bagaimana pengaruh bentuk kota terhadap pemilihan moda berjalan kaki. Hal ini disebabkan karena tidak mempertimbangkan jenis-jenis pelaku pejalan kaki (utilitarian, transit, non-utilitarin). Penelitian ini menggunakan metoda kombinasi, yaitu metoda kuantitatif dengan teknik analisis dan rumus indeks berjalan kaki dari IPEN Project dan analisis skoring untuk melihat klasifikasi tingkat berjalan kaki. Kemudian, metoda kualitatif menggunakan teknik analysis statistic deskriptif dengan distribusi frekuensi terkait perilaku perjalanan dan pemilihan moda transportasi. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengukur indeks berjalan kaki dengan pendekatan bentuk kota, (2) menganalisis pemilihan perilaku perjalanan, (3) menganalisis pengaruh bentuk kota terhadap pemilihan moda berjalan kaki. Hasil analisis terlihat bahwa hanya 2 area saja yang termasuk ramah bagi pejalan kaki (Grid 2 dengan WAI 4,58 dan Grid 5 dengan WAI 0,87). Kemudian, hanya 36.6% responden yang menjawab berjalan kaki sebagai moda transportasi utama, sementara sisanya menggunakan kendaraan. Menariknya, 50% responden berjalan kaki untuk tujuan olahraga dan rekreasi (non-utilitarian) dengan alasan menjaga tubuh agar tetap sehat. Variabel bentuk kota yang mempengaruhi pejalan utilitarian adalah entropi (P>{z} 0.049),, lantai bangunan (P>{z} 0.039),  dan kepadatan permukiman (P>{z} 0.038). Pejalan kaki transit hanya dipengaruhi oleh konektivitas (P>{z} 0.039) dan pejalan kaki non-utilitarian hanya dipengaruhi oleh kepadatan permukiman (P>{z} 0.031).Kata kunci : Bentuk kota, pejalan kaki utilitarian, transit, non-utilitarian, walkability
Penanaman Palawija dalam Memanfaatkan Lahan Tidur di Kelurahan Rejosari Kota Pekanbaru Febby Asteriani; Rona Muliana; Ade Wahyudi; Puji Astuti; Sri Hartati; Yolli Adriaty; Roza Mildawati
Jurnal Inovasi Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 3 No 1 (2023): JIPPM - Juni 2023
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jippm.97

Abstract

Masyarakat merupakan bagian dari stake holder yang memiliki peran penting dalam penataan ruang. Adanya beberapa lahan tidur yang tidak termanfaatkan dengan baik di Kelurahan Rejosari, sangatlah disayangkan karena selain dapat ditingkatkan produktifitas lahannya, dapat pula dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian rumah tangga. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat diberikan kepada ibu-ibu kelompok PKK Dasa Wisma RW 03 RT 01 Kelurahan Rejosari Kota Pekanbaru. Adapun tujuan kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran warga dalam menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan produktifitas lahan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan memberikan penyuluhan dan praktek menanam tanaman palawija. Hasil kegiatan menunjukkan masyarakat sangat antusias dalam mendengarkan dan berdiskusi dalam kegiatn penyuluhan, serta bersemangat bersama-sama melakukan praktek menanam tanaman palawija. Tercipta peningkatan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dalam pemanfaatan lahan tidur dengan tanaman palawija yang sangat banyak manfaatnya.