Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung Manis Pada Sistem Tumpang Sari Dengan Kacang Tanah Dan Jarak Tanam Khairul Anwar; Juliawati Juliawati; Ilya Puryani
Serambi Saintia : Jurnal Sains dan Aplikasi Vol 9, No 1 (2021): Serambi Saintia
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jss.v9i1.2951

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis yang ditanam secara tumpangsari dengan kacang tanah dan pengaturan jarak tanam. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola faktorial 2 x 3 dengan 4 ulangan, ada dua faktor yang diteliti yaitu sistem tumpangsari (tanpa sistem tumpangsari dan dengan sistem tumpangsari) dan jarak tanam (60 cm x 40 cm, 70 cm x 40 cm , dan 80 cm x 40 cm). Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi yang nyata antara sistem tumpangsari dan jarak tanam terhadap semua parameter yang diamati (tinggi tanaman dan diameter batang umur 15, 30 , dan 45 hari setelah tanam, diameter tongkol tanpa klobot, panjang tongkol tanpa klobot, dan berat brangkasan basah tanaman jagung manis). Sistem tanam tumpangsari berpengaruh nyata terhadap panjang tongkol dan berat brangkasan basah, namun berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman dan diameter batang umur 15, 30, dan 45 hst, serta diameter tongkol jagung manis. Panjang tongkol terbesar dan berat brangkasan basah terberat dijumpai pada perlakuan sistem tanam tumpasari. Jarak tanam berpengaruh nyata terhadap panjang tongkol jagung manis, namun berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman dan diameter batang umur 15, 30, dan 45 hst, serta diameter tongkol jagung manis. Tongkol jagung manis terpanjang dijumpai pada perlakuan jarak tanam 80 cm x 40 cm. Jarak tanam yang terbaik dijumpai pada 80 cm x 40 cm.ABSTRACThis research aims was to study growth and yield sweet corn on intercropping system with peanut and spacing. The research applied a randomized complete design factorial 2 x 3 with four replicates, there were two factors are studies, the first intercropping (not intercropping and with intercropping), and the second crop spacing (60cm x 40 cm, 70 cm x 40 cm, and 80 cm x 40 cm). The result showed the interaction did not significantly affect beetwen intercrop and spacing to all patameters (plant height and diameter of bottom stem,15, 30, and 45 days after plant, sweet corn ear diameters without cornhusk, ear lenght without cornhusk, and sweet corn fresh stover weight). Intercropping was are significant affect on sweet corn ear lenght without cornhusk, and sweet corn fresh stover weight, however not significant affect on plant height and diameter of bottom stem,15, 30, and 45 days after plant, and sweet corn ear diameters without cornhusk. The best sweet corn ear lenght without cornhusk, and sweet corn fresh stover weight was with intercropping. Crop spacing was are significant affect on sweet corn ear lenght without cornhusk, however not significant affect on plant height and diameter of bottom stem,15, 30, and 45 days after plant, sweet corn ear diameters without cornhusk, and sweet corn fresh stover weight. The best sweet corn ear lenght was 80 cm x 40 cm crop spacing. 80 cm x 40 cm is the best crop spacing. Keywords : sweet corn, intercropping n crop spacing
TEKNIK PEMBUATAN SUSU KEDELAI Juliawati Juliawati; Ilya Puryani; Tasliati Tasliati; Sulaiman Sulaiman; Jauhari Jauhari
COVIT (Community Service of Health) Vol. 2 No. 2 (2022): SEPTEMBER 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/covit.v2i2.10778

Abstract

This community service activity (PPM) is carried out to increase public awareness of the importance of milk for fulfilling nutrition in realizing health, and the purpose of consuming milk, including soy milk, especially for school children at the elementary level. Soy milk is a healthy drink, rich in protein and fiber and natural, made from soybeans with a high protein content. This activity was carried out at SD Negri Pertiwi Lambarot, Want Jaya District, Aceh Besar District with a target number of 100 participants who are the board of teachers and students of Pertiwi Elementary School with participants aged 9-60 years. The presentation of this community activity was carried out by a lecturer at the Faculty of Agriculture, University of Iskandar Muda, using lecture methods and demonstrations on the production of soy milk. The steps for this activity are: preparing target locations, counseling materials and participants directly practicing the technique of making soy milk as a healthy drink. The results of the observations showed that Pertiwi Lambarot elementary school students preferred cow's milk for consumption rather than soy milk, soy milk was consumed more by adults. Keywords : elementary school students, soybean milk, and manufacturing techniques
UTILIZATION OF ECO ENZYMES INTO VARIOUS USEFUL DERIVATIVE PRODUCTS Jumini Jumini Jumini; Gina Erida; Agus Halim; Ira Vika Santi; Juliawati Juliawati; Cut Nur Ichsan
JURNAL PENGABDIAN MAHAKARYA MASYARAKAT INDONESIA Vol 1, No 2 (2023): JURNAL PENGABDIAN MAHAKARYA MASYARAKAT INDONESIA
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/pemasi.v1i2.33943

Abstract

ABSTRAKEkoenzyme sarat manfaat sebagai pupuk, pestisida, fungisida, zat pengatur tumbuh, dan disinfektan. Hilirisasi ekoemzyme menjadi berbagai jenis disinfektan akan berpengaruh pada peningkatan kualitas lingkungan dan kemandirian masyarakat akan disinfektan. Mempopulerkan pembuatan disinfektan dari ekoenzym dapat memotivasi masyarakat untuk menggunakan disinfektan yang ramah lingkungan. Penggunaan disinfektan ramah lingkungan penting untuk tetap menjaga lingkungan yang sehat dan produk pertanian yang aman dikonsumsi setelah dicuci dengan disinfektan alami. Penelitian di Desa Mitra menunjukkan keinginan besar masyarakat untuk membuat dan menggunakan disinfektan alami dari ekoenzyme. Hal ini dikarenakan sudah mulai adanya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk yang ramah lungkungan karena mulai menyadari dampak dari penggunaan disinfektan pabrikan yang banyak menggunakan bahan-bahan yang dapat mencemari lingkungan.Kata kunci: Ramah lingkungan, produk pertanian sehatABSTRACTEcoenzymes are used as fertilizers, pesticides, fungicides, growth regulators, and disinfectants. Ecoemzyme downstream into various types of disinfectants will affect the improvement of environmental quality and the independence of the community in disinfectants. Popularizing the manufacture of disinfectants from ecoenzymes can motivate people to use environmentally friendly disinfectants. The use of environmentally friendly disinfectants is important to maintain a healthy environment and agricultural products that are safe for consumption after being washed with natural disinfectants. Research in Mitra Village shows the communities have a great desire to make and use natural disinfectants from ecoenzymes. This is because there has been public awareness to use environmentally friendly products, because they are starting to realize the impact of using factory disinfectants which use a lot of synthetic materials that can pollute the environment.Keywords: Eco-friendly, healthy agricultural products